Skandal Adani Group di India, Lenyapkan Uang Rp1.800 Triliun dalam Waktu Singkat

Rabu, 8 Februari 2023 13:57 Reporter : Muhammad Farih Fanani
Skandal Adani Group di India, Lenyapkan Uang Rp1.800 Triliun dalam Waktu Singkat Gautam Adani. ©2022 AFP

Merdeka.com - Dunia dihebohkan dengan skandal perusahaan India Adani Group. Mereka diisukan mengalami kerugian yang sangat besar hingga melenyapkan uang Rp1.800 triliun akibat adanya tuduhan dari Hindenburg Research.

Tuduhan penipuan yang disampaikan oleh Hindenburg itu kemudian membuat Adani Group harus menelan pil pahit. Saham perusahaan tersebut terus mengalami penurunan.

Di dalam negeri Presiden Jokowi pun mewanti-wanti agar skandal Adani Group tidak terjadi di Indonesia. Simak ulasannya sebagai berikut.

2 dari 5 halaman

Skandal Adani Group

Awal mula terjadinya kerugian besar perusahaan asal India itu ketika sebuah perusahaan investasi yang berbasis di New York, Hindenburg Research merilis laporan bahwa Adani melakukan manipulasi saham dan penipuan akuntansi selama beberapa dekade terakhir.

Selain itu, Hindenburg juga menuduhkan bahwa Adani telah membebani perusahaan dengan utang sangat besar. Ini berakibat pada masalah finansial yang dialami oleh seluruh perusahaan di Adani Group.

Akibat dari laporan yang ditulis oleh Hindenburg setebal 100 halaman inilah membuat para investor langsung menarik diri dalam sekejap. Hal ini membuat nilai saham Adani menjadi hancur.

Hindenburg menyampaikan bahwa Adani tidak mengungkapkan laporan keuangan dengan transparan kepada investor tentang hilangnya aset proyek kereta Api Carmichael Adani di Queensland itu telah kehilangan nilainya.

3 dari 5 halaman

Adani Layangkan protes

gautam adani

©2021 REUTERS/Amit Dave

Konglomerat Adani Group yaitu Gautam Adani melayangkan kecaman terhadap laporan yang diterbitkan oleh Hindenburg itu. Bahkan Gautam mengatakan bahwa itu adalah tuduhan yang jahat dan tidak berdasar.

Adani Group juga kemudian menerbitkan sebuah sanggahan setebal 413 halaman dan menyamakan laporan perusahaannya dengan laporan Hindenburg. Mereka juga mengklaim bahwa transaksi yang dilakukan sudah diperhitungkan dengan benar.

Bahkan, dikatakan bahwa tuduhan Hindenburg terhadap Adani itu merupakan tindakan  disengaja untuk menyerang ekonomi India yang sedang mengalami pertumbuhan.

4 dari 5 halaman

Kerugian Adani

Akibat dari adanya skandal yang mencuat di publik, Adani Group pun mengalami kerugian  tidak sedikit. Konglomerat yang memiliki tujuh perusahaan itu pun mengalami kerugian lebih dari Rp1350 triliun dalam sepekan dan sekarang sudah mencapai Rp1.800 triliun.

Saham-saham di Adani Group juga amblas. Tercatat pada Senin (6/2), Adani Enterprises terkoreksi 4 persen dan Adani Transmission terkoreksi 10 persen. Adani Green Energy, Adani Power, dan Adani Total Gas masing-masing turun 5 persen. Sementara Adani Port and Special Economic Zone terpantau menguat tipis 2 persen. 

Sementara itu, kondisi pasar yang kacau tersebut juga mengurangi hampir USD 64,2 miliar dari kekayaan pribadi Adani, hingga membuatnya tidak lagi menjadi orang terkaya di Asia.

5 dari 5 halaman

Jokowi Wanti-wanti

presiden joko widodo

©2023 Merdeka.com

Jatuhnya Adani Group akibat dari adanya laporan dari Hindenburg tentang penggelapan dan penipuan itu membuat Pemerintah Indonesia menjadi waspada. Sebab, hal sangat merugikan itu tentu tidak boleh terjadi di Indonesia.

Presiden Joko Widodo juga menyampaikan dalam pernyataannya untuk meminta Otoritas Jasa keuangan (OJK) melakukan pengawasan lebih ketat di sektor jasa keuangan.

Hal tersebut dimaksudkan agar bisa melakukan deteksi dini perusahaan nakal yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi negara.

"Hati-hati ada peristiwa besar minggu kemarin, Adani, di India. Makronya negara bagus, mikronya ada masalah. Hanya satu perusahaan, Adani kehilangan USD 120 mililiar. Pengawasan jangan sampai ada yang lolos seperti itu karena goreng-gorengan Rp 1.800 triliun. itu seperempatnya PDB India hilang,” kata Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023, Senin, 6 Februari 2023.

[mff]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini