Musang Akar, Satwa Nokturnal Penghuni Lebatnya Hutan Khas Kalimantan
Merdeka.com - Berada di ketinggian pohon dan gelapnya malam menjadi tempat favorit Musang Akar. Hewan ini sekilas nampak lucu dan menggemaskan. Musang Akar tergolong sebagai hewan pemakan segala. Naluri berburunya akan senantiasa aktif, memangsa hewan kecil dan buah-buahan di pepohonan. Meskipun menyukai pepohonan, tak jarang Musang Akar turun ke tanah.
Musang Akar merupakan hewan arboreal yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di pepohonan. Aneka buah manis menjadi santapannya. Serangga, reptil, telur, cacing, bahkan unggas kecil menjadi makanan kaya protein bagi Musang Akar. Musang Akar dibekali dengan penglihatan yang tajam. Hewan nokturnal ini lebih aktif pada malam hari. Sedangkan saat siang, Musang Akar lebih banyak beristirahat dan menghemat tenaga.
Musang Akar mulanya hewan endemik pulau Kalimantan. Berkerabat dengan saudaranya, Musang Bulan khas Sumatera, dan Musang Garangan khas Pulau Jawa dan musang Bali. Namun persebaranya meningkat dan mudah ditemui di berbagai hutan lebat di Indonesia.
©2021 Merdeka.com/Auzan Sukaton
Musang Akar, atau dalam bahasa latin Arctogalidia trivirgata merupakan mamalia. Tubuhnya yang ramping membuat Musang Akar semakin gesit menerobos rimbunnya pepohonan dan kegelapan malam. Mamalia ini mampu tumbuh hingga panjang 50-60 cm. Sedangkan berat Musang Akar dewasa rata-rata 1.3 hingga 3 kilogram.
Warna bulunya didominasi abu kecokelatan, memudahkannya menyamar di kegelapan. Kaki Musang Akar dilengkapi dengan cakar yang tajam. Cakarnya tak begitu panjang. Namun, cakar tersebut memudahkannya mencengkeram dahan. Pepohonan yang rindang memudahkannya melompat pada setiap dahan dan ranting.
©2021 Merdeka.com/Auzan Sukaton
Pada punggung Musang Akar terdapat motif garis hitam pucat. Memanjang dari kepala hingga ekornya. Motif garis tersebut juga bisa digunakan sebagai penanda bagi jenis Musang Akar.Panjang ekornya melebihi panjang tubuhnya. Ekor Musang akar berfungsi sebagai penyeimbang tubuhnya saat berada di ketinggian. Saat beristirahat, Musang Akar biasanya melilitkan ekornya pada dahan.
Meskipun tidak setenar Luwak, namun keduanya masih punya kekerabatan. Mereka tergolong dalam suku atau famili Viverridae. Semua hewan suku Viverridae adalah pemanjat yang baik dan merupakan hewan nokturnal.
©2021 Merdeka.com/Auzan Sukaton
Musang akar juga dibekali dengan indra penciuman yang tajam. Hewan nokturnal ini mampu membedakan buah yang mentah dan matang. Daun telinganya yang lebar memudahkan musang mendeteksi hewan dan mangsa dari kejauhan.
Saat ini musang menjadi hewan yang diidamkan pecinta binatang. Sifatnya hampir sama dengan kucing. Musang yang jinak suka bermanja manja kepada pemiliknya. Sedangkan di alam liar, Musang Akar akan dengan cepat menghindar apabila ada bahaya yang mengancam.
©2021 Merdeka.com/Auzan Sukaton
Bagi petani, musang merupakan hama pada tanaman. Musang Akar yang pemakan segala, sangat suka dengan buah-buahan. Tak jarang, para petani membasmi musang agar tanaman mereka terjaga. Padahal, musang sama sifatnya dengan kucing. Jika dirawat dengan baik, musang bisa menjadi hewan peliharaan yang menggemaskan.
Eskosistem yang terjaga akan mempertahankan populasi Musang Akar. Jarak petani dan habitat musang harus dipertahankan. Musang aman berada di alam liarnya, sedangkan petani nyaman bercocok tanam di ladangnya.
(mdk/Ibr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari hewan berkantung yang lucu hingga mamalia nokturnal yang sulit ditangkap, temukan keindahan makhluk menawan ini.
Baca SelengkapnyaBurung kutilang atau cangkurileung, ketilang, atau genthilang menjadi burung yang banyak dijumpai di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSalah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ahli paleontologi temukan mamalia mirip kucing tak diketahui yang hidup 30 juta tahun lalu. Penemuan ini berasal dari penelitian lapangan 2017 di Valeč.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi saat korban berada di kebun bersama ayahnya di Desa Mendingin, Kecamatan Ulu Ogan, Ogan Komering Ulu (OKU).
Baca SelengkapnyaHewan peliharaan seperti kucing dan anjing rupanya juga bisa jerawatan. Yuk, simak fakta lengkap dan cara mengatasinya!
Baca SelengkapnyaDi Maluku, ada sebuah hewan yang sudah hidup berdampingan dengan warga selama ratusan tahun lamanya.
Baca SelengkapnyaBukan hanya manusia, ini sosok binatang paling berjasa dalam kemerdekaan Indonesia. Siapa yang dimaksud?
Baca SelengkapnyaBukit ini berada di atas ketinggian, dengan hamparan pohon pinus yang berjajar rapi.
Baca Selengkapnya