Permukaan Bulan Berwarna Gelap Ini Dipastikan Ilmuwan Berusia 200 Juta Tahun, Lebih Tua dari Perkiraan
Sempat ada perdebatan mengenai usia. Namun akhirnya ilmuwan dunia sepakat atas hasil tersebut.
Sempat ada perdebatan mengenai usia. Namun akhirnya ilmuwan dunia sepakat atas hasil tersebut.
Sejumlah ilmuwan astronom internasional telah menemukan cara untuk membuat perkiraan usia permukaan Bulan. Sebelum adanya cara ini, mereka saling berdebat dan tak setuju. Dilaporkan IFLScience, Kamis (12/7), beberapa khas permukaan Bulan berbentuk gelap atau kerap disebut sebagai maria, yang di banyak negara disebut sebagai "Manusia di Bulan" kini telah diketahui usianya. Diperkirakan ilmuwan, bentuk hitam itu telah ada sejak jutaan tahun yang lalu. Artinya jauh lebih tua dari yang diperkirakan pada umumnya. Maria, juga disebut sebagai "laut", adalah dataran basal gelap dari lava yang mengeras.
Karena di Bulan tidak ada aktivitas geologis yang besar, udara, dan lautan. Maka, permukaannya tidak banyak berubah. Sehingga membuat kawah yang terbentuk tidak hilang.
“Kami mengkorelasikan sampel Apollo yang diberi tanggal secara individual dengan jumlah kawah di area sekitar lokasi sampel,” ujar Stephanie Werner dari Center for Planetary Habitability, University of Oslo.
Stephanie melanjutkan, pihaknya juga mengkorelasikannya dengan data spektroskopi dari berbagai misi Bulan, terutama Chandrayaan-1 India. Fungsinya untuk memastikan sampel yang dihitung.
Stephanie Werner dari Center for Planetary Habitability, University of Oslo.
Dengan diketahui usianya, maka terungkap fakta bahwa warna gelap tersebut dihasilkan dari hantaman batuan luar angkasa. Kemudian menghasilkan cekungan.
Mare Imbrium merupakan salah satu lautan terbesar yang berada di Bulan dan berukuran diameter 1.145 km.
Stephanie Werner dari Center for Planetary Habitability, University of Oslo.
Metode penghitungan ini disebut presisi dalam mengukur usia Bumi.
Baca SelengkapnyaIlmuwan berhasil memecahkan isi 'Naskah Kushan' yang selama ini membuat penasaran ahli bahasa sejak ditemukan pada 1950-an.
Baca SelengkapnyaKuburan kerap diasosiakan dengan hal-hal menyeramkan. Hawa saat memasuki kuburan kerap membuat bulu kuduk merinding.
Baca SelengkapnyaTemuan fosil ini dapat membantu menyelesaikan perdebatan lama terkait ekolokasi berevolusi kelelawar.
Baca SelengkapnyaJenazah pendamping desa itu ditemukan pemilik kontrakan
Baca SelengkapnyaDukun Aki Pembunuh Berantai di Bekasi Minta Maaf di depan hakim
Baca SelengkapnyaSebelumnya, tujuh orang ditetapkan dan ditahan jadi tersangka buntut bentrok di Bitung, Sulawesi Sulut.
Baca SelengkapnyaKepastian itu berdasarkan hasil visum et repertum yang dilakukan RS Polri Kramat Jati menemukan adanya fakta penyebab kematian.
Baca Selengkapnya