Detik-detik Meteor Terekam Tabrak Bulan, Pernah Kejadian Dihantam Seberat 400 Kg
Bulan juga sama seperti Bumi, pernah dihantam meteor. Tapi Bulan lebih parah.

Bulan juga sama seperti Bumi, pernah dihantam meteor. Tapi Bulan lebih parah.

Detik-detik Meteor Terekam Tabrak Bulan, Pernah Kejadian Dihantam Seberat 400 Kg
Pada 23 Februari 2023, seorang astronom Jepang menangkap kilatan meteor yang menabrak Bulan.
Hal itu direkam oleh Daichi Fuji, Kepala Museum Kota Hiratsuka. Ia merekam kejadian itu menggunakan kamera yang dipasang khusus untuk memantau Bulan.

Dilansir dari Space, Sabtu (1/7), persitiwa itu menunjukan pukul 20:14:30,8 waktu Standar Jepang (07:14 EST, atau 1114 GMT). Meteor itu tampaknya menghantam dekat kawah Ideler L, sedikit di barat laut kawah Pitiscus.

Menurut datanya, meteor bergerak dengan kecepatan rata-rata sekitar 30.000 mph (48.280 kph), atau 8,3 mil per detik (13,4 km/s).
Dampak kecepatan tinggi itu menghasilkan panas yang hebat dan menciptakan kawah, sekaligus memberikan kilatan cahaya tampak cerah. Tabrakan Bulan dapat dilihat dari Bumi.
Kawah yang dihasilkan dari bekas hantaman meteor itu bisa berdiameter belasan meter. Untuk lebih jelasnya, dapat dicitrakan oleh Lunar Reconnaissance Orbiter NASA.

Lebih detail Head of NASA Meteoroid Environment Bill Cooke mengatakan, sekitar 100 meteor seukuran bola pingpong menghatam Bulan setiap harinya.
“Itu berarti sekitar 33.000 meteor per tahun. Meskipun ukurannya kecil, masing-masing batu seukuran bola pingpong ini menghantam permukaan dengan kekuatan dinamit seberat 7 pon (3,2 kilogram),” ungkap dia.

Bulan Pernah Dihantam Meteor 400 Kg
Menurut data yang dikutip dari ScienceFocus, sejumlah astronom Spanyol pernah mencatat pada Februari 2014 meteorit sebesar 400 kg pernah menghantam Bulan.
Meteor itu bergerak dengan kecepatan 64.374 km/jam (40.000 mph) dan mungkin menghasilkan kawah selebar 40 meter.
Enam bulan sebelumnya, teleskop NASA pernah menemukan benda meluncur ke Bulan dengan berat sekitar 40 kg. Namun, dampak ini tidak jelas karena para astronom belum cukup mengamatinya.