Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengejutkan, CEO WhatsApp mundur

Mengejutkan, CEO WhatsApp mundur Jan Koum dan Brian Acton. ©2014 Dailymail

Merdeka.com - CEO dan salah satu pendiri WhatsApp, Jan Koum memutuskan untuk mengundurkan diri. Hal itu seperti yang dilaporkan oleh TechCrunch, Selasa (1/5).

"Sudah saatnya bagi saya untuk move on. Saya akan meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang saya bisa nikmati di luar teknologi," tulis dia dalam akun Facebooknya.

Lantas, mengapa ia keluar? Mengutip dari Washington Post, Koum dikabarkan memilih mundur karena terjadi konflik dalam tubuh manajemen Facebook. Terutama tentang privasi data pengguna WhatsApp dan dugaan melemahkan sistem enkripsinya.

"Saya akan tetap bersorak di WhatsApp. Hanya saja dari luar," lanjut Koum.

Tak butuh lama, postingan Koum pun dikomentari oleh Mark Zuckerberg. Ia menuliskan dalam kolom komentar tentang rasa terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin.

"Saya akan merindukan bekerja dengan Anda. Saya bersyukur atas semua yang telah Anda lakukan untuk membantu menghubungkan dunia. Dan untuk semua yang telah diajarkan kepada saya, termasuk tentang enkripsi dan kemampuannya untuk mengambil alih kekuasaan dari sistem terpusat dan mengembalikannya ke orang-orang. Nilai-nilai itu akan selalu menjadi perhatian bagi WhatsApp," tulis Mark.

Tak hanya Mark, COO Facebook Sheryl Sandberg juga turut berkomentar. Ia mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Koum dan berharap yang terbaik untuknya di kehidupan selanjutnya.

Facebook saat ini sedang berjuang untuk diperbolehkan menggunakan data user WhatsApp termasuk nomor ponsel. Perjuangannya itu melawan regulator Uni Eropa. Langkahnya itu tentu saja memiliki tujuan untuk mengembangkan produk dan iklan. Rencana itu tertunda, namun WhatsApp menyatakan ingin maju terus.

Koum mendirikan WhatsApp bersama Acton pada tahun 2009. Facebook kemudian membelinya pada tahun 2014 senilai USD 19 miliar. Acton sendiri lebih dulu mengundurkan diri pada akhir tahun lalu. Ia diketahui bergabung dengan layanan messaging bernama Signal yang digadang bakal jadi pesaing WhatsApp.

(mdk/ara)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Guru Besar UI Mengaku Diintimidasi Saat Serukan Petisi ke Pemerintah

Guru Besar UI Mengaku Diintimidasi Saat Serukan Petisi ke Pemerintah

Intimidasi yang didapat berupa kiriman pesan melalui aplikasi WhatsApp

Baca Selengkapnya
Mark Zuckerberg Lega Jumlah Pengguna Instagram Lebih Banyak dari TikTok

Mark Zuckerberg Lega Jumlah Pengguna Instagram Lebih Banyak dari TikTok

Instagram telah mengambil alih TikTok sebagai aplikasi dengan unduhan terbanyak di 2023.

Baca Selengkapnya
Bunker Mewah Bos Facebook Ada Kolam Renang dan Landasan Helikopter, Diklaim Jadi Tempat Sembunyi Paling Aman

Bunker Mewah Bos Facebook Ada Kolam Renang dan Landasan Helikopter, Diklaim Jadi Tempat Sembunyi Paling Aman

Mark Zuckerberg merupakan satu dari puluhan konglomerat dunia yang memiliki bunker khusus.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Instagram dan Facebook 'Down', Netizen Curhat di Twitter

Instagram dan Facebook 'Down', Netizen Curhat di Twitter

Tampilan pesan bertuliskan "Something went wrong" di laman utama disertai dengan tombol "Reload page".

Baca Selengkapnya
Usai Aksi Kampus Menggugat, Guru Besar UGM Mengaku Dapat Pesan Makian via Whatsapp

Usai Aksi Kampus Menggugat, Guru Besar UGM Mengaku Dapat Pesan Makian via Whatsapp

Dalam pesan Whatsapp itu, dosen Fakultas Psikologi UGM ini dituding sebagai pendukung salah satu paslon capres dan cawapres.

Baca Selengkapnya
Sempat Down, Instagram dan Facebook Kini Telah Pulih

Sempat Down, Instagram dan Facebook Kini Telah Pulih

Pengguna mengeluhkan tidak bisa mengakses Instagram untuk beberapa waktu.

Baca Selengkapnya
Akun Instagram Mahfud Diretas, Ganjar Pertanyakan Keamanan Siber

Akun Instagram Mahfud Diretas, Ganjar Pertanyakan Keamanan Siber

Ganjar menyebut, kalau akun seorang Menko Polhukam saja dengan mudahnya diteras, bagaimana dengan akun orang lain.

Baca Selengkapnya