DANA soal Status Unicorn: Kita Tak Pikir Pusing
Merdeka.com - CEO & salah satu pendiri DANA, Vincent Iswara mengatakan, dirinya tak memikirkan status unicorn startup yang selalu dibanggakan dan didengungkan akhir-akhir ini.
Dia menyebut, sejauh ini DANA hanya terus berusaha melakukan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia.
"Kita tidak memikirkan ranking, kita tidak memikirkan status, yang kita pikirkan bagaimana kita bisa melayani masyarakat Indonesia lebih baik," kata Vincent di kantor DANA, Jakarta, Kamis (14/11).
-
Apa itu unicorn dalam dunia startup? Unicorn adalah istilah yang dipakai dalam industri modal ventura untuk menggambarkan perusahaan rintisan swasta dengan nilai valuasi lebih dari 1 miliar dollar AS.
-
Bagaimana perusahaan startup mencapai status unicorn? Perusahaan yang mencapai nilai sebesar itu, tentu sangat jarang terjadi. Maka dari itu, menyandang status sebagai perusahaan startup unicorn sudah mendapat pencapaian luar biasa.
-
Kenapa istilah unicorn digunakan untuk startup? Dalam mitologi Yunani, unicorn adalah hewan langka mirip kuda yang memiliki tanduk di kepala. Kemudian istilah ini diambil untuk menggambarkan perusahaan startup dengan nilai valuasi yang mencapai 1 miliar dollar.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia? Hartono bersaudara kembali menempati daftar orang terkaya di Indonesia, menggantikan posisi Low Tuck Kwong.
"Karena tujuan akhir kita adalah kita mau serve masyarakat Indonesia yang jumlahnya 170 juta ini," tambahnya.
Sebagaimana diketahui, belakangan ini OVO disebut-sebut telah menjadi unicorn baru di Indonesia. Praktis, terdapat sebanyak 5 startup unicorn yang dimiliki Indonesia.
5 startup itu ialah, Gojek, Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan OVO. OVO merupakan platform pembayaran digital yang fungsinya sama seperti DANA.
Pada akhir Oktober kemarin, DANA menyebutkan sejauh ini aplikasinya telah digunakan lebih dari 30 juta konsumen. Sementara, angka transaksinya mencapai 2 juta dalam sehari.
Persaingan Fintech
Saat ini sudah makin banyak perusahaan-perusahaan financial technology (Fintech) berkembang di Indonesia. Potensinya pun masih begitu besar.
Bahkan, menurut CEO dan salah satu founder DANA, Vincent Iswara, menyebut terlalu dini jika berbicara terkait dengan persaingan.
"Masih early sekali bicara persaingan. Justru menurut saya, makin banyak pemain, proses edukasi kepada masyarakat mengenai fintech akan semakin cepat," ujarnya di kantor DANA, Jakarta, Kamis (14/11).
"Kita itu total market pengguna digital less than 7 persen. Jadi too early ngomongin persaingan," tambahnya.
Lebih lanjut, Vincent mengatakan, potensi untuk tumbuh dan berkembang perusahaan fintech ada di luar kota-kota besar. Market itu, masih besar dan butuh sentuhan untuk menyasarnya.
"Itulah tujuan dari digital payment ini. Gak cuma untuk kota-kota besar tetapi untuk seluruh masyarakat," jelas Vincent. (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perusahaan-perusahaan muda didorong untuk mengambil langkah maju dan mempresentasikan bisnis mereka kepada dunia di zona start-up.
Baca SelengkapnyaJika dilihat secara global, Indonesia bahkan mengalahkan Jerman dalam jumlah startup.
Baca SelengkapnyaSebagai perusahaan p2p lending yang berizin OJK, Danacita mengaku taat terhadap pedoman perilaku dari Asosiasi Fintech.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Melalui program Prakerja, pemerintah menyediakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, menjangkau hingga 18 juta penerima manfaat.
Baca SelengkapnyaMeski banyak startup berguguran, peluang perusahaan mencari developer kian bertambah.
Baca SelengkapnyaMemiliki seseorang yang dapat dipercaya yang pernah mengalami situasi serupa akan sangat membantu.
Baca SelengkapnyaUji coba ini adalah yang ditunggu-tunggu Elon Musk terhadap startup besutannya.
Baca SelengkapnyaVideo yang diunggah akun @davos.official ini berhasil mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaFase early stage merupakan fasse yang rawan bagi startup.
Baca Selengkapnya