Bersiap New Normal, Akseleran Siapkan Strategi Mitigasi Risiko Kredit Macet
Merdeka.com - Menyambut New Normal atau tatanan normal baru, platform fintech berbasis Peer to Peer (P2P) Lending Akseleran menyiapkan sejumlah strategi untuk memitigasi risiko kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) ketika para pelaku usaha kembali membutuhkan pinjaman.
Meski dibayangi pandemi Covid-19, selama lima bulan terakhir tahun ini Akseleran menyalurkan total pinjaman usaha Rp 300 miliar atau naik 5 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Christopher Gultom, Chief Credit Officer & Co-Founder Akseleran, mengatakan Akseleran masih fokus pada sektor konstruksi, pertambangan minyak dan gas, logistik, dan trading. Akseleran tetap berkomitmen untuk menyalurkan pinjaman usaha kepada setiap pelaku usaha yang mengajukan pinjaman (borrower) yang memang layak memperoleh pinjaman sekaligus mendukung mereka di saat situasi sulit seperti sekarang.
“Meski demikian, kami juga selalu memperhatikan untuk memberikan kenyamanan kepada para pemberi pinjaman (lender) Akseleran, terutama dalam masa pandemi seperti ini yang mana setiap lender cenderung lebih konservatif dalam menyalurkan pinjaman. Maka itu, penting buat kami untuk melakukan sejumlah strategi dalam memitigasi risiko terjadinya NPL,” ujar Christopher dalam rilisnya, Rabu (3/6).
Tiga Strategi Akseleran
Menurutnya, ada tiga strategi yang disiapkan Akseleran. Pertama, melakukan pengetatan dalam penilaian kredit terhadap calon borrower termasuk penilaian menyeluruh tentang dampak Covid-19 pada bisnis mereka. Kedua, pemantauan portofolio yang berkelanjutan dan ketiga penerapan asuransi kredit yang berkelanjutan.
Akseleran optimistis tingkat NPL-nya dapat tetap terjaga di bawah 1 persen hingga akhir tahun ini.
Christopher mengaku hingga akhir Mei lalu NPL Akseleran masih terjaga stabil di angka 0,67 persen dari total penyaluran pinjaman usaha atau mengalami penurunan sebesar 0,03 persen dibanding NPL akhir April tahun ini.
“Kami terus menerus belajar dari pengalaman untuk selalu konsisten meningkatkan kualitas kredit di Akseleran. Khusus selama masa pandemi, kami meningkatkan credit underwriting standard kami lagi, yang mana kami lebih memilih untuk membiayai invoice financing dibandingkan receivable financing, meski bukan berarti receivable financing tidak bisa. Harapannya, dengan meningkatkan fokus penyaluran menjadi invoice financing, risiko kredit yang ada menjadi lebih kecil sehingga terlihat dalam dua bulan terakhir outstanding dan penyaluran invoice financing di Akseleran lebih besar daripada PO Financing. Artinya, mitigasi risiko yang baru tersebut sudah terimplementasi dengan baik,” paparnya.
Kami mendukung apa yang pemerintah lakukan. Ini bagus untuk tumbuhnya kembali dunia usaha dan berharap ada kenaikan penyaluran pinjaman usaha di Akseleran sekitar 35 persen pada Juni, yang terus berlanjut sampai akhir tahun dengan harapan lainnya agar tidak ada gelombang kedua dari pandemi, pungkas dia.
(mdk/sya)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca SelengkapnyaApabila kerugian yang dialami perusahaan disebabkan risiko bisnis dari Investree itu sendiri, tentu penanganan OJK berbeda.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penyaluran Kredit untuk Mobil Listrik Masih Rendah, Terkendala Tingginya Suku Bunga
Baca SelengkapnyaPeningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaDengan kerja sama ini, mitra UMKM bisa memanfaatkan platform P2P lending Danai.id yang dikelola oleh PT Adiwisista Finansial Teknologi.
Baca SelengkapnyaCara Aman Angkat Benda Berat Agar Tidak Cedera, Penting Diketahui
Baca SelengkapnyaOJK masih mengawasi fintech yang belum memenuhi ketentuan.
Baca SelengkapnyaOptimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaPPATK mengungkap temuan transaksi keuangan mencurigakan di Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya