Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Teguh Juwarno

Profil Teguh Juwarno | Merdeka.com

Awalnya, nama Teguh Juwarno mulai dikenal masyarakat lewat layar kaca. Pria kelahiran Wonosobo, 1 November 1968 ini memang kerap tampil di TV sejak menjadi presenter atau penyiar di RCTI. Hingga akhirnya, kecintaan dan misinya terhadap kemakmuran rakyat membawanya ke dunia politik di Senayan.

Sejak duduk di bangku SMA, Teguh Juwarno sudah giat berorganisasi. Ia adalah Ketua OSIS SMA Negeri 1 Wonosobo merangkap Ketua Gerakan Pramuka di SMA yang sama. Lulus dari situ, Teguh memilih Institut Pertanian Bogor untuk kuliah. Di sini juga ia masuk berbagai organisasi termasuk sampai akhirnya menjadi Pemimpin Umum Koran Kapus Gema Almamater IPB tahun 1998-1991.

Di tahun 1993, Teguh mulai bekerja sebagai reporter majalah Tempo. Setahun kemudian ia melepas pekerjaan itu dan bergabung bersama RCTI menjadi reporter, presenter, hingga meraih jabatan Kepala Departemen Humas RCTI tahun 2002-2005.

Di tahun yang sama, Teguh mulai melirik panggung politik. Pria yang mengambil program pasca-sarjana S2 di Manajemen Komunikasi, Pascasarjana UI, 1998-2001 ini pun berperan sebagai staf khusus Menteri Pendidikan Nasional bidang media dan komunikasi. Ia juga menjadi pendiri Yayasan Abdi Nusantara tahun 2005.

Aktifnya Teguh di HMI dan Badan Kerohanian Islam saat di kampus menjadi bekalnya ke Senayan. Ia pun dipercaya sebagai salah satu Wakil Ketua Komisi II. Amien Rais yang menjadi pendiri PAN adalah panutan Teguh. Dari sana ia banyak belajar dan menjunjung gagasan Tauhid Sosial. Posisi Teguh kian cemerlang. Mulai dari kader dan Wasekjen PAN, akhirnya ia mencalegkan diri dari Dapil Tegal dan Brebes, Jawa Tengah.

Teguh pun memiliki misi untuk punya andil menyusun perundang-undangan yang benar-benar berpihak pada rakyat. Sebagai wakil rakyat  harus berani mengartikulasikan bila ada langkah eksekutif yang mencederai rasa keadilan masyarakat, demokrasi harus kita kritisi. Salah satu contoh angket Century, bila berjalan dengan baik maka akan menjadi inspirasi langkah-langkah DPR berikutnya

Riset dan analisa: Yunita Rachmawati

Profil

  • Nama Lengkap

    Ir. H. Teguh Juwarno M.Si

  • Alias

    No Alias

  • Agama

    Islam

  • Tempat Lahir

    Wonosobo

  • Tanggal Lahir

    1968-11-01

  • Zodiak

    Scorpion

  • Warga Negara

  • Biografi

    Awalnya, nama Teguh Juwarno mulai dikenal masyarakat lewat layar kaca. Pria kelahiran Wonosobo, 1 November 1968 ini memang kerap tampil di TV sejak menjadi presenter atau penyiar di RCTI. Hingga akhirnya, kecintaan dan misinya terhadap kemakmuran rakyat membawanya ke dunia politik di Senayan.

    Sejak duduk di bangku SMA, Teguh Juwarno sudah giat berorganisasi. Ia adalah Ketua OSIS SMA Negeri 1 Wonosobo merangkap Ketua Gerakan Pramuka di SMA yang sama. Lulus dari situ, Teguh memilih Institut Pertanian Bogor untuk kuliah. Di sini juga ia masuk berbagai organisasi termasuk sampai akhirnya menjadi Pemimpin Umum Koran Kapus Gema Almamater IPB tahun 1998-1991.

    Di tahun 1993, Teguh mulai bekerja sebagai reporter majalah Tempo. Setahun kemudian ia melepas pekerjaan itu dan bergabung bersama RCTI menjadi reporter, presenter, hingga meraih jabatan Kepala Departemen Humas RCTI tahun 2002-2005.

    Di tahun yang sama, Teguh mulai melirik panggung politik. Pria yang mengambil program pasca-sarjana S2 di Manajemen Komunikasi, Pascasarjana UI, 1998-2001 ini pun berperan sebagai staf khusus Menteri Pendidikan Nasional bidang media dan komunikasi. Ia juga menjadi pendiri Yayasan Abdi Nusantara tahun 2005.

    Aktifnya Teguh di HMI dan Badan Kerohanian Islam saat di kampus menjadi bekalnya ke Senayan. Ia pun dipercaya sebagai salah satu Wakil Ketua Komisi II. Amien Rais yang menjadi pendiri PAN adalah panutan Teguh. Dari sana ia banyak belajar dan menjunjung gagasan Tauhid Sosial. Posisi Teguh kian cemerlang. Mulai dari kader dan Wasekjen PAN, akhirnya ia mencalegkan diri dari Dapil Tegal dan Brebes, Jawa Tengah.

    Teguh pun memiliki misi untuk punya andil menyusun perundang-undangan yang benar-benar berpihak pada rakyat. Sebagai wakil rakyat  harus berani mengartikulasikan bila ada langkah eksekutif yang mencederai rasa keadilan masyarakat, demokrasi harus kita kritisi. Salah satu contoh angket Century, bila berjalan dengan baik maka akan menjadi inspirasi langkah-langkah DPR berikutnya

    Riset dan analisa: Yunita Rachmawati

  • Pendidikan

    • S2 Manajemen Komunikasi, Pascasarjana UI, 1998-2001
    • S1 Institut Pertanian Bogor Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, 1987-1991

  • Karir

    • 2005 : staf khusus menteri pendidikan nasional
    • 2002-2005 : kepala departemen humas rcti
    • 1994-2005 : penyiar rcti
    • 2000-2001 : produser aneka dialog rcti
    • 1999-2001 : anchor moderator aneka dialog rcti
    • 1998-2001 : presenter dan reporter seputar indonesia
    • 1997-1998 : produser dan presenter citra nusantara
    • 1996-1998 : presenter nuansa pagi
    • 1995-1996 : presenter buletin malam
    • 1994-1995 : reporter rcti
    • 1993-1994 : reporter majalah tempo
    • 1990-1993 : trainer of achievement motivation training

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya