Cara Tingkatkan Imun Tubuh Cegah Tertular Berbagai Varian Covid-19
Meski sudah melakukan vaksinasi, Anda juga harus menjaga daya tahan tubuh agar tetap prima.
Meski sudah melakukan vaksinasi, Anda juga harus menjaga daya tahan tubuh agar tetap prima.
Dokter spesialis gizi Arti Indira membagikan siasat bagi orangtua agar tetap bisa menjaga nafsu makan anaknya sehingga mereka tetap memiliki daya tahan tubuh yang baik saat menjalani penanganan COVID-19 dan bisa sembuh melawan virus SARS-CoV-2.
Dokter spesialis anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ellen Wijaya menjelaskan bahwa pemberian vaksin COVID-19 perlu diberi jeda waktu sebulan dengan imunisasi lainnya guna memberikan kekebalan tubuh yang optimal
"Sebenarnya kalau untuk idealnya, iya. Karena ada sebagian, pada orang yang tidak bergejala pun pasti ada bercak putih atau terjadi peradangan infeksi di paru padahal dia enggak bergejala," kata praktisi klinik dan relawan COVID-19 dr. Muhamad Fajri Adda'i beberapa waktu lalu.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Profesor Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH mengungkapkan bagaimana minggu pertama sejak didiagnosis Covid-19 sangat penting. Pasalnya, pada waktu ini, kondisi seseorang bisa membaik atau semakin memburuk.
Menurut Sheena RA, dokter spesialis gizi klinik, soal asupan gizi, yang perlu diperhatikan oleh seseorang adalah tercukupinya kebutuhan energi, serta zat gizi makronutrien dan mikronutrien.
“Bayi itu justru mendapatkan benefit jika diberikan ASI dari ibunya yang ternyata positif COVID-19. Kenapa? karena ASI itu sudah mengandung antibodi. Justru ketika dipisahkan dari Ibu belum tentu juga ada jaminan bahwa anaknya itu tidak tertular dari orang yang mengurusnya,” ujar dr. Tan Shot Yen.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Vito A. Damay mengatakan, antara COVID-19 dan flu umumnya sama-sama memiliki gejala pilek, hidung tersumbat.
Praktisi klinik, edukator pengamat kesehatan dan relawan COVID-19 dr. Muhamad Fajri Adda'i mengatakan bahwa pasien COVID-19 bisa melepas masa isolasi atau dikatakan "sembuh" jika sudah 10 hari plus 3 hari gejala hilang.
Guru Besar Paru FKUI, Prof. Tjandra Yoga Aditama membagikan panduan yang perlu disiapkan dan dilakukan selama pasien COVID-19 menjalani isolasi mandiri di rumah. Keputusan melakukan isolasi mandiri ini sebaiknya diambil setelah berkonsultasi dengan dokter.
Pada saat melakukan isolasi mandiri ada dua hal yang harus dipersiapkan yaitu persiapan diri sendiri dan persiapan lingkungan. Menurut dr. Herwindo Pudjo Brahmantyo, Sp.PD, spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Saiful Anwar Malang, terdapat sejumlah hal yang bisa dipersiapkan pasien isolasi mandiri.
Pada pasien yang melakukan isoman, tetap ada kemungkinan mereka mengalami sesak napas. Ketiadaan oksigen ini bisa membuat kondisi pasien memburuk jika tidak diatasi secara tepat.
Kelima penggali makam dari TPU Delta Praloyo Asri Sidoarjo, Jawa Timur patut tega. Akhirnya bonus yang dijanjikan telah cair, dengan nominal mencapai Rp1,25 miliar.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan Andi Khomeini Takdir mengatakan, masyarakat perlu mengetahui kiat-kiat isolasi mandiri yang benar agar kesehatannya cepat pulih. Saat isolasi mandiri di rumah, pasien harus memakai masker.
Dokter spesialis kedokteran jiwa dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Anggia Hapsari, menegaskan pentingnya deteksi dini dan mengenali gejala gangguan kesehatan mental pada anak dan remaja di tengah pandemi.
Adanya risiko kondisi memburuk ini, menyebabkan pentingnya konsultasi dengan dokter dan puskesmas walau tengah melakukan isolasi mandiri. Sejumlah hal juga penting untuk diketahui oleh pasien serta keluarga terdekat ketika melakukan isolasi mandiri di rumah.
Scott Segal, MD, profesor di Thomas H. Irving dan kepala bagian anestesi di Wake Forest Baptist Health, Winston-Salem, North Carolina mengungkap bahwa masih sedikit data untuk menyimpulkan hal ini. Sebuah penelitian membuktikan manfaat menggunakan masker rangkap dua ini.
CT Value sendiri bukan penentu derajat keparahan dari COVID-19. Sehingga, tak seharusnya Anda memusingkan angka yang tertera di selembar surat hasil swab test PCR ketika terkonfirmasi positif Corona. Lantas, apa itu CT Value dan apa fungsinya?