Harga CPO Meningkat, Pemerintah Naikkan Bea Keluar USD 74 Hingga 15 September
Harga referensi produk minyak kelapa sawit Crude Palm Oil (CPO) mengalami kenaikan sekitar 3,24 persen. Yakni dari USD 900,52 M/T menjadi USD 929,66 M/T USD.
Harga referensi produk minyak kelapa sawit Crude Palm Oil (CPO) mengalami kenaikan sekitar 3,24 persen. Yakni dari USD 900,52 M/T menjadi USD 929,66 M/T USD.
Kebijakan itu dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 130/PMK.05/2022 tentang Perubahan Kedua atas PMK Nomor 103/PMK.05/2022 tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) pada Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Kementerian Perdagangan mengeluarkan harga referensi bea keluar produk minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO), periode 1-15 September 2022 sebesar USD929,66 per metrik ton. Harga referensi tersebut meningkat sebesar USD29,14 atau 3,24 persen dari periode 16-31 Agustus 2022, yaitu USD 900,52 per metrik ton.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyebut harga jual Minyak Makan Merah akan lebih murah dibanding minyak goreng curah atau kemasan sederhana. Minyak makan merah kemungkinan dijual Rp 9.000 per liter.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menegaskan pembangunan Minyak Makan Merah (M3) tidak akan mengancam perusahaan-perusahaan minyak besar di Indonesia. Menurutnya skema pemasaran antara M3 dengan yang lainnya itu berbeda.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, pembangunan perdana pabrik minyak makan merah akan dilakukan pada Oktober 2022. Ini menyusul perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta percepatan realisasinya.
Kepala Divisi Perusahaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kepala Sawit (BPDPKS) Achmad Maulizal mengatakan, secara umum, baik petani swadaya maupun plasma, banyak yang masih belum memahami mengenai pentingnya sertifikasi dari kelapa sawit berkelanjutan itu sendiri.
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) memulai proses budidaya kelapa sawit di wilayah Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Tanam Perdana Kelapa Sawit di Unit Kebun Maroangin, menjadi penanda utama hadirnya perkebunan kelapa sawit di Enrekang.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, para petani sawit senang karena bisa memperoleh nilai tambah dari mengolah sawit menjadi minyak makan merah yang kemudian didistribusikan kepada masyarakat.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengaku ditugaskan untuk meningkatkan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Sesuai perintah Presiden Jokowi, harga komoditas perkebunan itu harus naik kembali di atas Rp2.000 per kg pekan depan.
Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga mengatakan, Pemerintah lebih baik mencabut kebijakan domestic market obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO), karena menghambat ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) dan turunannya.
Saat ini, produksi CPO tercatat mengalami kenaikan sebesar 21 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yaitu 140.502 MT YTD.
Menurutnya, Indonesia memiliki kemampuan untuk melakukan hal ini, mengingat ekspor tertinggi pada Bulan Agustus 2021 sebesar 4,22 juta ton.
Menurut dia, pelarangan ekspor menyebabkan petani tidak dapat menjual Tandan Buah Segar (TBS) kepada industri. Harga TBS kemudian jatuh, atau buahnya membusuk di pohon.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, China berkomitmen untuk menambah impor Crude Palm Oil (CPO) dari Indonesia sebesar 1 juta ton. Ini merupakan hasil pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri China Li Keqiang di Beijing.
Ketua Umum Asosiasi Petani Plasma Kelapa Sawit Indonesia (APPKSI) Marr'ie Andi Muhammadyah (Mdy Sappo) mengatakan, per hari ini, serapan TBS sawit belum optimal atau pulih seperti sebelum adanya pelarangan ekspor CPO.
Gulat melihat, ada semacam skenario yang disusun pihak produsen minyak goreng, yaitu dengan mengatakan ekspor CPO sedang tidak berjalan lancar, khususnya kepada petani yang tidak punya jejaring ekspor. Otomatis harga TBS bisa ditekan.
Menurut data yang ditampilkan Moeldoko, pada 2010 angka produktivitas perkebunan rakyat sebanyak 2,5 juta ton per hektare. Sementara, perkebunan besar swasta tercatat sebanyak 2,99 juta ton per hektare.