Menilik Sejarah Janjang Saribu, Tembok Besar Indonesia di Pegunungan Bukit Barisan
Tak hanya di negara Cina, tembok besar juga ada di Indonesia tepatnya di Bukittinggi, Sumatra Barat bernama Janjang Saribu.
Tak hanya di negara Cina, tembok besar juga ada di Indonesia tepatnya di Bukittinggi, Sumatra Barat bernama Janjang Saribu.
Negara Indonesia memiliki ribuan tempat wisata yang begitu indah dan pastinya menarik untuk dikunjungi. Tak perlu jauh-jauh ke negara lain, di Indonesia ada beberapa objek wisata yang mirip layaknya di luar negeri.
Salah satu objek wisata tersebut bernama Janjang Saribu atau dikenal dengan sebutan The Great Wall of Koto Gadang. Tempat ini sangatlah mirip dengan tembok besar yang ada di negara China.
Kini, Janjang Saribu sudah menjadi salah satu objek wisata yang telah diresmikan oleh Pemerintah Kabupaten Agam dan menjadi akses menuju kawasan wisata Janjang Saribu.
Lantas, bagaimana sejarah dari tembok besar di Indonesia? Simak ulasannya yang dirangkum merdeka.com berikut ini.
Melansir dari beberapa sumber, sekitar tahun 1970-1980-an, anak tangga yang berada di Janjang Saribu ini dulunya hanya terbuat dari bambu. Dulu, Janjang Saribu digunakan sebagai akses jalan untuk anak sekolah di Bukittinggi.
Pada zaman Belanda, tempat ini disebut dengan 'Janjang Bantuang'. Kenapa namanya demikian, saat itu kondisi jalan di sekitarnya masih berupa tanah lalu ada bambu sebagai alat untuk menopang bantuang tersebut.
Selain sebagai akses anak sekolah, Janjang Saribu juga sempat digunakan oleh masyarakat setempat untuk mengakses dan mengambil pasir serta air di dasar ngarai.
Penamaan Janjang Saribu ini diambil dari bahasa Minang yang terdiri dari kata "Janjang" yang berarti tangga dan "Saribu" artinya seribu. Meski nyatanya anak tangga di sana tak mencapai seribu, namun untuk mencapai puncak cukup menguras tenaga.
Melansir dari indonesia.go.id, panjang Janjang Saribu sendiri mencapai 780 meter. Untuk mengaksesnya, bisa dari dua jalur mulai dari Gua Jepang atau dari Ngarai Sianok. Keduanya memiliki kondisi alam yang berbeda-beda.
Selain itu, sudut kemiringan dari Janjang Saribu ini hampir 90 derajat.
Sehingga untuk melewatinya harus menyiapkan diri secara fisik karena akan terasa berat dan beberapa jalurnya berkelok.
Suasana dan bangunannya sangat mirip dengan tembok besar di China, maka Janjang Saribu dijuluki sebagai The Great Wall-nya Bukittinggi.
Tembok ini telah diresmikan oleh Bupati Agam pada tahun 2013. Hingga kini, Janjang Saribu masih menarik minat wisatawan untuk menghabiskan akhir pekan bersama teman atau keluarga.
Surat kabar Benih Merdeka merupakan media yang ada di Bumi Sumatra yang secara terang-terangan menanamkan cita-cira kemerdekaan Indonesia
Baca SelengkapnyaWarga Semarang, Jawa Tengah mungkin tidak banyak yang mengenal nama Tasripin. Namun nama Kampung Kulitan di Semarang menjadi wujud betapa kayanya Tasripin.
Baca SelengkapnyaBukit Menumbing menjadi saksi bisu pengasingan tokoh-tokoh pejuang.
Baca SelengkapnyaSeni pertunjukan ulu ambek tumbuh dan berkembang di Pariaman, Pesisir Barat Minangkabau tepatnya Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaDalam upacara ini, Tim yang bernama Indonesia Jaya menjalankan tugasnya dalam penurunan bendera.
Baca SelengkapnyaBanyak spekulasi terkait asal-usul penamaan "Sumatra". Disebut, wilayah ini konon diambil dari nama tokoh Raja Sriwijaya.
Baca SelengkapnyaDi balik pesonanya, tersimpan cerita tragis yang dialami oleh para pendaki Gunung Singgalang ini.
Baca SelengkapnyaPanjang terowongan ini sekitar 828 meter. Maka wajar jika pembangunannya memakan waktu cukup lama.
Baca SelengkapnyaIndonesia memiliki beragam budaya dan tradisi yang tersebar di banyak daerah. Suku Pakpak di Sumatra Utara punya tradisi unik bernama mbengket bages.
Baca Selengkapnya