Sosok Djohan Sjahroezah, Pejuang Pergerakan Bawah Tanah Era Revolusi Indonesia asal Muara Enim
Selama berkecimpung di ranah perpolitikan, Djohan dikenal dengan pergerakan bawah tanahnya.
Selama berkecimpung di ranah perpolitikan, Djohan dikenal dengan pergerakan bawah tanahnya.
Sosok Djohan Sjahroezah, Pejuang Pergerakan Bawah Tanah Era Revolusi Indonesia asal Muara Enim
Djohan Sjahroezah lahir di Muara Enim, Sumatera Selatan pada 26 November 1912. Ia merupakan anak sulung dari tujuh bersaudara.
Ayahnya merupakan pegawai negeri di Topgrafischen Dienst dan ibunya masih saudara kandung dengan Roehana Koeddoes dan bersaudara tiri dengan Soetan Sjahrir.
Djohan sempat mengenyam pendidikan di Medan, tepatnya ELS, lalu Bandung di MULO, serta Jakarta di AMS. Selain itu ia pernah mengikuti berbagai macam kursus mandiri yang diselenggarakan oleh Golongan Merdeka. (Foto: Wikipedia)
-
Siapa yang terlibat dalam Peristiwa Situjuah? Peristiwa penyerangan oleh pasukan penjajah Belanda terhadap para pejuang kemerdekaan Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) menewaskan beberapa orang pimpinan pejuang dan puluhan orang anggota pasukan lainnya, di antaranya Chatib Sulaiman, Arisun Sutan Alamsyah, dan Kapten Thantowi.
-
Siapa pahlawan yang berjuang melawan penjajah di Sumatera Utara? Djamin Ginting adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Tanah Karo, Sumatra Utara.
-
Dimana Peristiwa Situjuah terjadi? Peristiwa yang terjadi di Lurah Kincia, Situjuah Batua, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat ini pun dikenal dengan sebutan Peristiwa Situjuah Berdarah.
-
Siapa Tokoh Besar Muhammadiyah dari Minangkabau? Nama Buya Haji Ahmad Rasyid Sutan Mansur atau dikenal dengan A.R. Sutan Mansur menjadi salah satu tokoh berpengaruh di Indonesia. Beliau merupakan salah satu tokoh besar Muhammadiyah di Minang dan berkecimpung di dunia politik semasa perjuangan kemerdekaan.
-
Siapa yang berjuang untuk Indonesia? Kata-kata ini membangkitkan semangat juang dan patriotisme dalam diri setiap pemuda Indonesia.
-
Apa yang terjadi di Peristiwa Situjuah? Peristiwa Situjuah merupakan salah satu rangkaian perjuangan berdarah bangsa Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949. Peristiwa ini terjadi pada 15 Januari 1949 kala subuh hari.
Ilmu tentang perpolitikan sudah ia dapat sejak usianya masih menginjak remaja. Djohan muda sudah turut ikut andil dalam berbagai organisasi politik serta berperan menjadi aktivis.
Selama berkecimpung di ranah perpolitikan, Djohan dikenal dengan pergerakan bawah tanahnya.
Lantas, seperti apa profil dan perjalanan kariernya di kancah politik era revolusi? Simak ulasan selengkapnya yang dihimpun dari berbagai sumber berikut ini.
Bergabung Bersama PPPI
Dikutip dari kanal Antara, Djohan sudah aktif berpolitik saat dirinya menyatakan bergabung dengan Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia atau PPPI. Kemudian ia menjadi aktivis PNI Baru atau Pendidikan Nasional Indonesia Baru.
Kemudian ia juga pernah menulis sebuah artikel berisi kecaman keras terkait kerja sama dengan pihak Kolonial Belanda. Alhasil, ia ditangkap lalu dipenjara selama 1,5 tahun di Bandung. Selepas dari penjara, ia berniat melanjutkan PNI-Pendidikan bersama rekannya yang tidak diasingkan ke Digul.
Dirikan Kantor Berita
Pada 1937, bersama dengan Mr. Soemanang, Adam Malik, dan Pando Kartawiguna, ia mendirikan kantor berita bernama Antara yang cikal bakal kantor berita Indonesia.
Tahun 1941 ia diutus oleh Soemanang bersama Adam Malik menuju kediaman Sugondo Djojopuspito agar Sugondo mau menjadi Dirketur dari kantor berita Antara. Sedangkan Adam Malik tetap menjadi redaktur atau wakil direktur.
Pergerakan Bawah Tanah
Setelah Indonesia merdeka, Djohan banyak berkecimpung di Partai Sosialis Indonesia (PSI) dan menjadi sekretaris PSI saat berada di bawah pimpinan Sutan Sjahrir sampai PSI akhirnya dibubarkan oleh Soekarno.
Djohan juga dikenal dekat dengan Tan Malaka. Kedekatan mereka inilah memicu pergerakan bawah tanah yang muncul pada pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Ia juga pernah mendirikan Serikat Buruh Minyak di Jawa Timur.
Menurut Djohan pada saat itu, organisasi buruh memiliki peran besar dalam mobilisasi massa pada gejolak sosial dan pertempuran di Surabaya pada tahun 1945.
Organisasi Kritis
Tahun 1960 PSI resmi dibubarkan dan beberapa pimpinannya harus mendekam di jeruji besi. Pada era otoriterisme Soekarno, PSI kemudian menjadi organ politik yang kritis dan patut diperhitungkan.
Djohan yang saat itu terlibat dalam PSI dikenal sebagai pribadi yang cukup pintar dalam membaca situasi. Hal ini ia lakukan ketika di masa penjajahan Belanda hingga Jepang berlangsung.