Peristiwa Merah Putih, Penyerbuan Markas Militer Belanda oleh Rakyat Manado untuk Pertahankan Kemerdekaan Indonesia
Puncak dari penyerbuan ini adalah pengibaran bendera merah putih di markas tentara Belanda di Bukit Teling.
sejarah![Peristiwa Merah Putih, Penyerbuan Markas Militer Belanda oleh Rakyat Manado untuk Pertahankan Kemerdekaan Indonesia](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsOg/2024/4/8/1712554743679-jej5g.jpeg)
Puncak dari penyerbuan ini adalah pengibaran bendera merah putih di markas tentara Belanda di Bukit Teling.
![Peristiwa Merah Putih, Penyerbuan Markas Militer Belanda oleh Rakyat Manado untuk Pertahankan Kemerdekaan Indonesia<br>](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/8/1712564573095-64dnm.jpeg)
Peristiwa Merah Putih, Penyerbuan Markas Militer Belanda oleh Rakyat Manado untuk Pertahankan Kemerdekaan Indonesia
Berkumandangnya proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 menciptakan gelora semangat berapi-api dalam diri setiap warga Indonesia untuk memukul mundur pasukan Belanda. Hal ini juga terjadi di Manado, Sulawesi Utara dalam peristiwa Merah Putih. Peristiwa Merah Putih merupakan penyerbuan markas militer Belanda yang berada di wilayah Teling, Manado, Sulawesi Utara yang berlangsung pada 14 Februari 1946. Penyerbuan markas Belanda ini melibatkan seluruh masyarakat Manado, mulai dari pasukan KNIL dari kalangan pribumi, barisan pejuang, hingga laskar rakyat. Tujuan dari penyerbuan ini adalah untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia serta menolak provokasi Belanda jika kemerdekaan hanya berlaku untuk Pulau Sumatra dan Jawa.
Penyerbuan ini dipimpin langsung oleh Charles C. Taulu, S.D. Wuisan, dan juga Bernard Wilhelm Lapian. Seperti apa kronologi Peristiwa Merah Putih ini? Simak kisahnya yang dirangkum dari beberapa sumber berikut ini.
Kabar Kemerdekaan Terlambat
Dihimpun dari beberapa sumber, berita proklamasi kemerdekaan Indonesia didengar terlambat oleh rakyat Sulawesi Utara, yakni pada 21 Agustus 1945.
Sontak, masyarakat setempat langsung berupaya keras untuk segera mengibarkan bendera merah putih di setiap sudut area.
Namun, pada bulan Oktober tentara sekutu bersama Netherlands Indies Civil Administration (NICA) kembali datang ke Sulawesi Utara sehingga memicu terjadinya kerusuhan.
Belanda menginginkan kekuasaan penuh atas Manado, namun rakyat menolak dan melakukan perlawanan.
- Peristiwa Pertempuran di Tebing Tinggi, Perjuangan Berdarah Pemuda Indonesia Melawan Penjajah
- Ini Tim Indonesia Maju Pengibar Merah Putih, Putri dari Papua Pegunungan jadi Pembawa Bendera
- Kisah Perjuangan Kyai Makmur, Pahlawan Kemerdekaan dari Pemalang yang Tewas Tertembak Belanda
- Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, Ini Sejarah dan Para Tokoh Penggagasnya
- Penampakan Perusahaan Timah Harvey Moeis, Ada Mesin Pemurnian Timah Disita Kejagung
- VIDEO: Pengacara Terpidana Kasus Vina Cirebon "Iptu Rudiana Katakanlah yang Sebenarnya!"
Gerakkan Pasukan
Letkol Charles C. Taulu yang merupakan seorang pemimpin di tubuh militer bersama dengan Sersan S.D. Wuisan menggerakkan pasukannya beserta pejuang rakyat untuk bekerja sama mengambil alih markas pusat militer Belanda.
Rencananya, penyerbuan itu akan berlangsung pada 7 Februari 1946 dan mereka mendapat bantuan dari seorang politisi dari kalangan sipil yang bernama Bernard Wilhelm Lapian. Rencana tersebut terbilang cukup matang karena sudah ada beberapa pembagian tugas ketika berhasil menyerbu markas tersebut.
Di penjara Manado saat itu ada banyak tahanan nasionalis yang masih bertahan. Mereka pun menjadi target utama agar bisa dibebaskan mengingat kemerdekaan Indonesia menjadi harga mati. Tak hanya itu, beberapa tokoh militer pun juga dipenjara.
Sempat Dipenjara
Letkol Taulu bersama dengan S.D. Wuisan ditahan oleh pihak Belanda pada 14 Februari 1946. Tensi semakin memuncak setelah aksi penyerbuan di Teling sudah di depan mata.
Para tahanan nasionalis pun tegang, mereka sangat was-was apabila penyerbuan ini justru gagal dan semakin memperburuk keadaan.
Pasukan yang menerobos ke penjara adalah Frans Lantu dan Yus Kotambunan.
Pada subuh esok hari, semua tentara Belanda dijebloskan ke dalam sel tahanan Teling dan selebihnya dibawa ke penjara menggantikan para tahanan nasionalis yang dibebaskan.
Sang Saka Berkibar
Puncak dari penyerbuan ini adalah pengibaran bendera merah putih di markas tentara Belanda di Bukit Teling. Waktu itu, penangkapan masih terus berjalan, laskar rakyat pun akhirnya meraih bendera Belanda (merah-putih-biru) lalu dirobek menjadi warna merah dan putih.
Setelah disobek, bendera merah putih itu diberikan kepada Mambi Runtukahu yang sudah siap menjadi inspektur upacara. Akhirnya dengan penuh khidmat, sang saka merah putih bisa berkibar setinggi-tingginya di Sulawesi Utara.