Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penyebab Brain Fog atau Kabut Otak, Gejala yang Dialami Penyintas Covid-19

Penyebab Brain Fog atau Kabut Otak, Gejala yang Dialami Penyintas Covid-19 Ilustrasi pusing. shutterstock

Merdeka.com - Jika terus-menerus merasa lelah, terganggu, murung, dan sekadar "tidak aktif", Anda mungkin menghadapi semacam "kabut otak" atau brain fog. Brain fog telah menjadi efek samping yang tidak diinginkan dari gaya hidup industri kita yang serba cepat.

Sayangnya saat ini, banyak dari makanan yang kita makan merupakan makanan olahan yang berasal dari pemrosesan di pabrik dengan berbagai bahan kimia, ditambah dengan berbagai cara kita menghabiskan waktu tidak mendukung kesehatan otak.

Sebagian besar orang menderita kekurangan nutrisi, kelebihan gula, kurang tidur dan tingkat stres yang tinggi, yang semuanya menguras tingkat energi. Otak bergantung pada aliran vitamin dan mineral, asam amino, asam lemak esensial, dan glukosa dari karbohidrat kompleks, selain cukup istirahat dan relaksasi.

Selain itu ternyata kabut otak atau brain fog, dilaporkan oleh peneliti Cina juga dialami oleh penyintas Covid-19. Peneliti tersebut mencatat, terjadi penurunan terus-menerus dalam perhatian berkelanjutan.

Untungnya, kabut otak atau brain fog dianggap sebagai kondisi yang dapat diperbaiki. Berikut merdeka.com merangkum penyebab brain fog atau kabut otak yang penting diketahui:

Gejala Brain Fog atau Kabut Otak

Menderita kabut otak atau brain fog pada dasarnya adalah kebalikan dari perasaan berkepala dingin, tenang, optimis dan termotivasi. 

Kabut otak dapat dengan mudah merampas inspirasi dan kebahagiaan seseorang, sekaligus meningkatkan kemungkinan gejala kecemasan dan depresi. Para peneliti dari Departemen Fisiologi dan Kedokteran di New York Medical College Valhalla menggambarkan gejala brain fog atau kabut otak sebagai "interaksi faktor fisiologis, kognitif, dan persepsi." 

Kemungkinan kabut otak berakar pada gaya hidup yang mendorong peradangan dan ketidakseimbangan hormone, dan diperburuk oleh stres. Gejala kabut otak biasanya meliputi:

energi rendah atau kelelahan (termasuk sindrom kelelahan kronis) sifat lekas marah kesulitan berkonsentrasi sakit kepala pelupa dan kesulitan mengingat informasi motivasi rendah, merasa putus asa atau sedikit depresi kecemasan kebingungan kesulitan tidur sepanjang malam atau insomnia kesulitan berolahraga

Penyebab Brain Fog atau Kabut Otak

Sejumlah faktor dan kondisi kesehatan dapat menyebabkan kabut otak, antara lain:

Kurang tidur Tingkat stres meningkat Depresi demensia Perimenopause Pengobatan Kondisi hormonal, seperti gangguan tiroid Kondisi kesehatan kronis, seperti multiple sclerosis Kekurangan nutrisi, seperti kekurangan vitamin B12 Infeksi virus, seperti COVID-19 , SARS, dan H1N1

COVID-19 dapat menyebabkan peradangan di otak, yang dapat memengaruhi kemampuan neuron di otak untuk berkomunikasi satu sama lain, sehingga menghasilkan kabut otak.

Namun, stres, kecemasan, isolasi, dan ancaman pandemi virus corona juga secara tidak langsung dapat menyebabkan kabut otak, karena dapat melelahkan otak Anda.

Bukan hal yang aneh jika kabut otak atau brain fog disebabkan oleh kombinasi dari dua atau tiga faktor ini karena mereka sering berjalan beriringan.

Misalnya, depresi dapat menyebabkan kurang tidur atau sebaliknya. Demikian pula, stres dapat memengaruhi tidur dan menyebabkan depresi. Perimenopause dapat disertai dengan kurang tidur dan depresi.

Tips dan Trik Mengurangi Brain Fog

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi kabut otak:

Cukup tidur: 

Tidur penting bagi otak dan tubuh untuk membersihkan racun tidak sehat yang dapat berkontribusi pada kabut otak. 

Cobalah untuk mengikuti jadwal tidur yang tetap dan pastikan tidur tujuh hingga sembilan jam setiap malam. Hindari menggunakan perangkat elektronik seperti ponsel, laptop, atau televisi sebelum tidur.

Cobalah hal-hal baru

Jaga pikiran tetap terlibat dengan aktivitas yang merangsang mental dan berusahalah untuk mencoba hal-hal baru. 

Misalnya, mengambil rute yang berbeda untuk bekerja, mencoba pendekatan yang berbeda untuk tugas yang dilakukan secara teratur, atau mendengarkan musik yang berbeda. Ini dapat membantu meningkatkan produksi zat kimia otak yang disebut norepinefrin, yang merangsang otak.

Hindari multitasking: 

Multitasking dapat menguras energi dan menurunkan produktivitas, terutama jika Anda mencoba melakukan dua aktivitas yang membutuhkan pemikiran sadar. Sebaliknya, cobalah fokus pada satu hal pada satu waktu.

Latih ingatan Anda: 

Jika Anda cenderung lupa, coba gunakan berbagai trik untuk meningkatkan daya ingat. Misalnya, sajak, atau isyarat visual atau verbal dapat membantu Anda mengingat hal-hal penting. 

Anda juga dapat mencoba pengulangan; misalnya, jika seseorang memberi tahu nama mereka, mengatakannya kembali kepada mereka dapat membantu Anda mengingatnya.

Ambil istirahat mental: 

Buatlah sebuah titik untuk mengambil beberapa istirahat mental di siang hari, di mana Anda tidak memikirkan apa pun dan berada di saat ini. Anda dapat memejamkan mata, berjalan-jalan sebentar, atau melihat ke luar jendela.

Fokuskan perhatian Anda: 

Jika Anda terganggu oleh banyak hal atau kehilangan fokus, cobalah untuk memperlambat dan memusatkan semua perhatian pada satu tugas. Kemudian, selesaikan tugas itu, sekecil apa pun. 

Tetap aktif secara sosial: 

Berpartisipasi dalam kegiatan sosial dapat meningkatkan suasana hati, memori, dan kognisi Anda.

Terlibat dalam pemikiran mendalam: 

Latih pikiran Anda dengan meluangkan sedikit waktu untuk berpikir mendalam setiap hari. Misalnya, jika Anda telah membaca sebuah artikel, luangkan waktu 10 menit untuk memikirkan isi artikel tersebut.

Cobalah meditasi: 

Meditasi dapat membantu mengurangi stres dan merilekskan otak dan tubuh Anda.

Berolahraga secara teratur: 

Tetap aktif secara fisik dapat meningkatkan kesehatan mental Anda.

Ikuti diet sehat:

Diet sehat, seperti diet Mediterania, dapat membantu dengan memori, kognisi, dan kesehatan otak. 

Hindari alkohol dan obat-obatan: 

Zat-zat ini dapat merusak indera dan berdampak buruk pada otak.

(mdk/amd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Waspada Caffeine Headache, Kondisi Pusing Saat Coba Berhenti Minum Kopi

Waspada Caffeine Headache, Kondisi Pusing Saat Coba Berhenti Minum Kopi

Caffeine headache adalah kondisi di mana konsumsi kafein dapat menyebabkan atau meredakan sakit kepala.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Penyakit yang Sebabkan Penglihatan Kabur, Begini Cara Mencegahnya

Penyakit yang Sebabkan Penglihatan Kabur, Begini Cara Mencegahnya

Penglihatan kabur bisa disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah karena penyakit.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Penyebab Sakit Kepala Sampai ke Mata, Ketahui Cara Mengatasinya

Penyebab Sakit Kepala Sampai ke Mata, Ketahui Cara Mengatasinya

Sakit kepala yang berdenyut sampai ke mata disebabkan oleh beberapa faktor.

Baca Selengkapnya
5 Cara Mengatasi  Biang Keringat pada Bayi, Orang Tua Wajib Tahu

5 Cara Mengatasi Biang Keringat pada Bayi, Orang Tua Wajib Tahu

Biang keringat pada bayi adalah kondisi di mana kelenjar keringat mengalami penyumbatan atau iritasi.

Baca Selengkapnya
Penyakit yang Sebabkan Keringat Dingin, Bukan cuma Masuk Angin

Penyakit yang Sebabkan Keringat Dingin, Bukan cuma Masuk Angin

Keringat dingin bukan seperti keringat biasanya yang muncul saat olahraga atau cuaca panas. Keringat ini muncul ketika tubuh mengalami kondisi tertentu.

Baca Selengkapnya
Penyakit Menular yang Umum Menyerang Anak, Ketahui Cara Mencegahnya

Penyakit Menular yang Umum Menyerang Anak, Ketahui Cara Mencegahnya

Penyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang dapat menyebar dari satu orang ke lainnya, termasuk anak-anak.

Baca Selengkapnya
Mengapa Beberapa Orang Tidak Mengalami Gangguan Tidur Meskipun Minum Kopi di Malam Hari

Mengapa Beberapa Orang Tidak Mengalami Gangguan Tidur Meskipun Minum Kopi di Malam Hari

Minum kopi di malam hari bisa tidak berdampak pada sejumlah orang.

Baca Selengkapnya