Mengenal Tari Batin, Kesenian Upacara Adat Lampung Barat yang Menjadi Simbol Keagungan
Salah satu kesenian berasal dari Lampung Barat ini menjadi simbol suatu kehormatan dan kebesaran yang dipertunjukkan pada upacara ritual yang sakral.
kesenian tradisional![Mengenal Tari Batin, Kesenian Upacara Adat Lampung Barat yang Menjadi Simbol Keagungan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsOg/2024/4/17/1713340990301-8u969.jpeg)
Salah satu kesenian berasal dari Lampung Barat ini menjadi simbol suatu kehormatan dan kebesaran yang dipertunjukkan pada upacara ritual yang sakral.
![<b>Mengenal Tari Batin, Kesenian Upacara Adat Lampung Barat yang Menjadi Simbol Keagungan</b><br>](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/17/1713340787118-b839j.jpeg)
Mengenal Tari Batin, Kesenian Upacara Adat Lampung Barat yang Menjadi Simbol Keagungan
Indonesia begitu kaya dengan ragam kesenian tradisional yang mengandung arti dan makna mendalam. Kesenian tersebut bisa berupa tarian, musik, hingga lukisan atau simbol yang sudah diwariskan secara turun-temurun.
Di Provinsi Lampung tepatnya di Kabupaten Lampung Barat terdapat kesenian yang digelar ketika upacara adat berlangsung, yaitu bernama Tari Batin. Secara historis, kesenian ini sudah lahir sejak masa pra-kemerdekaan Republik Indonesia yang masih bertahan hingga saat ini.
(Foto: pariwisatalampungbarat)
Dulunya, Tari Batin ini diselenggarakan khusus untuk kegiatan tertentu yang bersifat ritual dan sakral di hadapan para Saibatin atau Sultan. Seiring berjalannya waktu, tarian ini berfungsi sebagai kesenian menyambut tamu agung di daerah Liwa, Batu Brak, Lampung Barat.
Simak sejarah kesenian Tari Batin dari Lampung Barat yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Diciptakan oleh Istri Pangeran
Dirangkum dari beberapa sumber, Tari Batin diciptakan oleh seorang istri yang menjadi cikal bakal Batu Brak atau nenek dari Bapak Pangeran Suhaimi Gelar Sultan Lela Muda Pangeran Raja Selalau Pemuka Agung Dengian Paksi.
Adapun arti dari kata Batin adalah suatu gelar kehormatan sehingga pertunjukan ini tidak bisa sembarangan dilaksanakan begitu saja.
Awal mulanya tarian ini hanya untuk pertunjukan penyambutan kedatangan raja-raja maupun kedatangan tamu agung kenegaraan sampai sekarang ini. Tarian ini pula menjadi lambang atau tanda keagungan kebudayaan dari Liwa, Batu Brak, Lampung Barat.
Tarian ini menunjukkan kebesaran dan memberi kehormatan terhadap Saibatin atau Sultan dalam upacara penyambutan keluarga mempelai raja-raja.
- Awalnya Dikenal untuk Menghangatkan Badan, Ini Fungsi dan Makna Kain Ulos dari Tanah Batak
- Uniknya Cara Warga Cirebon Sambut Malam Takbiran, Arak Patung Raksasa Berhiaskan Lampu dan Bendera
- Tradisi Batagak Penghulu, Upacara Pengangkatan Seseorang Menjadi Pemimpin Adat
- Melihat Tari Melinting, Kesenian Klasik Khas Lampung Timur Simbol Keagungan dan Keperkasaan
- 3 Kali SYL Rayakan Ulang Tahun di Makassar Pakai Anggaran Kementan
- VIDEO: Bahlil Manis Puji Presiden Jokowi, Bukan Anak Jenderal Tapi Berhasil Memimpin RI
Penari Tari Batin
Seperti kesenian lainnya yang ada di Indonesia, Tari Batin dilakukan oleh penari putra dan putri remaja yang disimbolkan sebagai Mulai Batin. Kemudian, tiga orang masing-masing membawa aksesoris berupa payung kesabaran, pembawa pedang, dan pembawa tempat sirih.
Kemudian, terdapat penari yang disimbolkan sebagai dayang-dayang berjumlah sekitar empat orang, lalu sepasang di sebelah kiri dan sepasang lagi berada di sebalah kanan.
Dilaksanakan di Tempat Khusus
Pelaksanaan Tari Batin ini biasa dilakukan pada siang ataupun malam hari dis sebuah tempat khusus atau sesat (istana adat). Durasi pementasan ini tidak berlangsung lama, hanya sekitar 10 menit saja.
Kemudian dilengkapi juga dengan Tapis, Gelang Burung, Gelang Kano, Gelang Betutu, dan Gelang Ruwi.
Gerakan Unik
Awal gerakan empat orang dayang-dayang masuk ke panggung sambil menari dengan posisi memanjang. Dasar gerak tangan: ngakladai yakni gerak tangan menirukan sayap-sayap burung elang yang sedang melayang-layang.
Dilanjut dengan datangnya empat penari lagi sambil membawa pedangt empat sirih dan payung yang mengiringi seorang Putri Mahkota atau Muai Batin. Lalu duduk di sebuah tempat yang telah disediakan, dan kemudian dilanjutkan dengan menari mempersembahkan sekapur sirih kepada seorang tamu yang diagungkan.Terakhir, semua penari kembali, ke luar panggung, lepas dari pandangan penonton.