Kawasan Food Estate Sumut Dikhawatirkan Ganggu Hutan Lindung, Ini Kata Luhut Binsar
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo meninjau perkembangan kawasan Food Estate (Lumbung Pangan) di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), tepatnya di Desa Siria-ria, Kecamatan Pollung pada Selasa (27/10) lalu. Dari luas lahan 60.000 hektare, yang akan digunakan food estate adalah seluas 30.000 hektare.
Langkah ini merupakan salah satu upaya meningkatkan ketahanan pangan nasional, serta dalam pengembangannya juga diupayakan optimalisasi pemanfaatan sumber daya dan membuka peluang usaha secara lebih efisien, karena lahan lumbung pangan tersebar di sejumlah kabupaten di Sumut.
Untuk di Humbahas, nantinya akan dibangun kawasan hortikultura yang akan menempati lahan seluas 215 hektare, di mana komoditas produksi antara lain bawang merah, bawang putih dan kentang berikut segala produk turunan dan olahannya.
Disinggung mengenai kawasan food estate yang dikhawatirkan akan melewati batas hutan lindung, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memastikan kawasan lumbung pangan atau food estate di Kabupaten Humbahas tidak melewati batas hutan lindung atau area konservasi lainnya.
Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Sudah Melalui Kajian Lingkungan
Luhut yang ikut mendampingi Presiden Joko Widodo saat meninjau perkembangan kawasan food estate di Desa Siria-ria, memastikan kawasan food estate ini sudah melalui serangkaian kajian lingkungan dan proses peralihan fungsi kawasan hutan.
"Pemilihan lokasi kawasan food estate di sana, saya pastikan tidak melewati batas hutan lindung atau area konservasi lainnya. Karena sudah melalui serangkaian kajian lingkungan dan proses peralihan fungsi kawasan hutan yang dilakukan oleh Kemenko Marves bersama seluruh kementerian terkait dengan melibatkan akademisi dari berbagai universitas dan institut ternama di bidang pertanian," katanya.
Indonesia Harus Bersiap Hadapi Krisis Pangan
Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, @luhut.pandjaitan pada Jumat (30/10), Luhut mengatakan sejak Organisasi Pangan Dunia (FAO) mengeluarkan peringatan ancaman krisis pangan dunia karena Covid-19, Ia mengaku sudah saatnya Indonesia membenahi ketahanan pangan nasional.Menurut Luhut, kendati Indonesia mungkin belum merasa resah karena bahan pangan yang masih tersedia, ancaman krisis pangan global sudah mengintai. Maka dari itu, Indonesia harus mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi termasuk menjaga ketahanan pangan nasional."Oleh karena itu, kita tidak boleh tinggal diam, terobosan dan langkah harus terus diupayakan demi mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi di masa mendatang. Sehingga kelak ketika pandemi ini usai, Indonesia akan mencapai cita-cita besarnya yaitu ketahanan pangan nasional secara mandiri lewat swasembada pangan secara keseluruhan serta merajai ekspor bahan pangan di seluruh dunia," pungkasnya.
(mdk/far)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TKN Prabowo-Gibran mengklaim lahan food estate di Gunung Mas, Kalimantan Tengah bakal panen sekitar 8 hektar jagung dan 5 hektar singkong.
Baca SelengkapnyaBudi menerangkan, bekas area hutan produksi yang dibangun proyek food estate bukan lahan produktif.
Baca SelengkapnyaDekan Universitas Brawijaya beberkan sederet kesalahpahaman terkait food estate.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perbincangan publik terkait food estate di tahun politik semakin memanas.
Baca SelengkapnyaAirnya sangat jernih hingga membuat dasar sungai tampak jelas
Baca SelengkapnyaDebat Cawapres, Mahfud: Jangan Seperti Food Estate yang Gagal dan Merusak, yang Benar Saja Rugi Dong Kita
Baca SelengkapnyaKawasan MHHT nantinya akan memiliki 109 spesies pohon khas ekosistem hutan hujan tropis dengan keragaman hayati yang tinggi.
Baca SelengkapnyaIa menjelaskan, isu kepemilikan lahan oleh salah satu paslon bukan baru-baru ini disampaikan.
Baca SelengkapnyaLuas hamparan panen di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa seluas 266 hektar.
Baca Selengkapnya