Jejak Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia, Berawal dari Perusahaan Besar Milik Belanda di Pantai Timur Sumatra
Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
sejarah![Jejak Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia, Berawal dari Perusahaan Besar Milik Belanda di Pantai Timur Sumatra](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsCover/2024/1/3/1704258512279-d3reu.jpeg)
Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
![Jejak Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia, Berawal dari Perusahaan Besar Milik Belanda di Pantai Timur Sumatra<br>](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/1/3/1704258476575-hgaw.jpeg)
Jejak Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia, Berawal dari Perusahaan Besar Milik Belanda di Pantai Timur Sumatra
Kelapa sawit telah lama menjadi komoditas menjanjikan yang tumbuh sumbur di Pulau Sumatra. Keberadaan kelapa sawit di Indonesia berawal dari Dr. D. T. Pryce yang membawa masing-masing dua benih dari Bourbon, Mauritius dan dua benih lainnya berasal dari Hortus Botanicus, Amsterdam, Belanda, ke Indonesia pada 1848.
-
Apa yang diproduksi oleh perusahaan kayu jati milik Belanda di Semarang itu? Perusahaan yang dulunya memproduksi kayu gelondongan itu kemudian mengubah hasil produksinya menjadi kayu yang siap olah.
-
Dimana gedung perusahaan kayu jati milik Belanda di Semarang ini berada? Bukti kebesaran perusahaan kayu jati milik Belanda di Pulau Jawa itu salah satunya bisa ditemui di kawasan Kota Lama Semarang.
-
Apa yang menjadi bukti perluasan kekuasaan Belanda di Sumatra Barat? Tak hanya menjadi saksi Perang Padri, Benteng de Kock juga menjadi bukti bahwa Belanda telah menduduki tanah Sumatra Barat yang meliputi Bukittinggi, Agam, dan Pasaman.
-
Mengapa kolonial Belanda membangun jalur kereta api di Sumatera Barat? Di Sumatera Barat, wacana pembangunan rel kereta api oleh kolonial Belanda digunakan untuk distribusi kopi dari daerah pedalaman, seperti Bukittinggi, Payakumbuh, Tanah Datar, hingga Pasaman menuju ke pusat kota yaitu Padang.
Lantas, bagaimana dinamika komoditas kepala sawit di Indonesia dari masa ke masa? Simak ulasannya yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Bukan Tanaman Asli
Mengutip dari beberapa sumber, kelapa sawit bukanlah jenis tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari negara Afrika bagian Barat dan Afrika Tengah.
Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
Setelah lima tahun ditanam di Kebun Raya Bogor, pohon ini akhirnya menghasilkan buah. Kemudian biji-bijinya disebar secara gratis hingga ke Pulau Sumatra pada tahun 1875 untuk menjadi tanaman di pinggir jalan.
- Menelusuri Sejarah Jembatan Tertua di Pulau Sumatra, Diresmikan oleh Wapres RI Pertama
- Menilik Sejarah Stasiun Medan, Peninggalan Perusahaan Kereta Api Milik Kolonial Belanda
- Sejarah PO ALS, Armada Bus dengan Trayek Terjauh dan Tertua di Sumatera
- Ada Jejak Peninggalan Belanda dan Tempat Pelestarian Penyu, Intip Pesona Pulau Pandan di Kota Padang
- Airlangga Pastikan Tak Ada Arahan Khusus dari Jokowi Terkait Sidang MK: Jelaskan Sesuai Tugas Masing-Masing
- Catat, Ini Tips dan Langkah yang Perlu Dilakukan pada Mobil Tak Dipakai Lama usai Ditinggal Mudik
Industri Skala Besar
Pada Masa kolonial Hindia Belanda, perkebunan kelapa sawit menjadi sebuah industri berskala besar dengan dibukanya perusahaan bernama Sungai Liput Cultuur Maatschappij oleh Adrien Hallet dan K. Schadt di Pantai Timur Sumatra, tepatnya di Deli pada 1911.
![Jejak Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia, Berawal dari Perusahaan Besar Milik Belanda di Pantai Timur Sumatra](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/1/3/1704247982266-asq0n.png)
Saat itu sudah ada tujuh perusahaan yang sebagian besar memiliki kebun-kebun karet. Di Aceh Timur, terdapat 18 konsesi perkebunan karet dan kelapa sawit pada tahun 1912.
Tahun 1910, berdiri sebuah organisasi perusahaan perkebunan bernama Algemene Vereneging voor Rubberpalnters ter Oostkus van Sumatera atau disingkat dengan AVROS. Kantornya berada di Sumatra Utara dan Rantau Panjang.
Menjadi Komoditas Ekspor
Pada 1919, komoditas kelapa sawit telah diekspor melalui perkebunan yang berada di pesisir Timur Sumatra. Ketika Perang Dunia Pertama meletus, produksi kelapa sawit sempat menurun.
Pada 1921, industri kelapa sawit kembali mulai bergairah hingga pada tahun 1924 luas area perkebunan kelapa sawit meningkat dari 414 hektare menjadi 18.801 hektare.Kelapa sawit semakin menjanjikan di Sumatra. Tahun 1925 lahan tanaman sudah mencapai 31.600 hektare dan terus bertambah. Hal tersebut juga terjadi di wilayah Aceh Timur yang mampu memproduksi kelapa sawit sebanyak 2.627 ton.
Beberapa perkebunan tak hanya ditanami kelapa sawit saja, tetapi juga ditanami tanaman karet. Sehingga kehadiran perkebunan besar ini mendorong munculnya perkebunan rakyat di sekitarnya.
![Jejak Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia, Berawal dari Perusahaan Besar Milik Belanda di Pantai Timur Sumatra](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/1/3/1704248057026-8b873.png)
Era Kemerdekaan
Saat pasca kemerdekaan, pemerintah belum terlalu menaruh perhatian terhadap kelangsungan perekebunan yang tersebar di beberapa wilayah. Saat itu masih banyak perkebunan yang masih atas nama perusahaan Hindia Belanda.
Pada 1957, KASAD Mayor Jenderal A.H. Nasution selaku penguasa perang pusat, mengeluarkan surat perintah tentang pengambilan perusahaan asing di bawah kontrol militer.Pada 1958, diterbitkan peraturan terkait perusahaan yang dinasionalisasi yang dikelola oleh Badan Nasionalisasi Perusahaan Belanda (BANAS) termasuk perkebunan sawit di Sumatra Utara.