Berburu Telok Abang di Palembang, Mainan Khas Kemerdekaan yang Terbuat dari Telur Rebus dan Gabus
Sejak Zaman Kolonial Belanda
Tradisi Telok Abang khas Palembang ini hanya terlaksana setiap hari kemerdekaan Indonesia, yaitu 17 Agustus. Tradisi ini rupanya juga dilaksanakan turun-temurun yang sudah berlangsung sejak zaman penjajahan kolonial Belanda.
Berburu Telur
Ada yang unik di tradisi Telok Abang ini, dalam bahasa Palembang, telok diartikan telur dan abang artinya merah. Artinya secara keseluruhan, Telok Abang merupakan telur rebus yang cangkangnya diberi warna merah.
Lazimnya, telur yang digunakan sebagai Telok Abang ini bisa telur bebek. Namun seiring berjalannya waktu, para penjual mulai beralih ke telur ayam. Saat perayaan hari kemerdekaan, sudut jalanan di Kota Palembang pastinya akan dipenuhi oleh pedagang-pedagang penjual Telok Abang. Banyak pedagang yang mewarnai barang dagangannya dengan warna-warna mencolok dan pastinya bertemakan 17 Agustus.
Mainan Tradisional
Dalam tradisi Telok Abang di Palembang terdapat keunikan, yaitu telur rebus yang berwarna merah tadi diletakkan di tengah-tengah mainan kapal. Mengutip liputan6.com, para pedagang Telok Abang sudah menjual barang dagangannya sejak awal Agustus dan bahkan setelah hari kemerdekaan pun masih ramai peminatnya.
Mengutip merdeka.com, para penjual Telok Abang ini biasanya menjual mainan-mainan tersebut mulai dari Rp25 ribu hingga Rp100 ribu sesuai dengan ukuran dan bentuknya. Tak hanya itu, ada beberapa penjual yang menjual kapal berukuran jumbo. Ada tambahan satu unit pesawat yang ditempel dengan kertas bermotif batik dengan ukuran kurang lebih 80 centimeter. Untuk kapal jumbo, dihargai cukup mahal yakni Rp200 ribu per mainan.
berita untuk kamu.
Gunakan Kayu Gabus
Para penjual Telok Abang biasa menggunakan bahan dasar kayu gabus. Namun, semakin hari bahan utama itu semakin langka, akhirnya para penjual pun mengakali bahan-bahannya dengan gabus putih dan ditempel dengan kertas.
Lestarikan Tradisi
Selain mendatangkan rezeki tambahan bagi penjual, mereka juga berupaya untuk terus menjaga tradisi tersebut setiap tahunnya. Hal ini agar tidak termakan oleh zaman yang serba modern dan tak kalah dengan mainan-mainan canggih.
- Adrian Juliano
Sebelumnya, tujuh orang ditetapkan dan ditahan jadi tersangka buntut bentrok di Bitung, Sulawesi Sulut.
Baca SelengkapnyaPembunuh pria lanjut usia berinisial S (76) di Kampung Blendung, Desa Kedungpengawas, Babelan, Kabupaten Bekasi tertangkap.
Baca SelengkapnyaHerry menyatakan, pengadaan BBM yang kini diusut Polda Riau telah melalui proses yang panjang sesuai aturan yang berlaku.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Remaja 16 tahun warga Kranggan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan menderita luka bacok saat mempertahankan HP dari kawanan perampok.
Baca SelengkapnyaAnies menjelaskan bahwa gerakan perubahan bukan sekadar mengganti orang tapi membuat sebuah keluarga menjadi sejahtera.
Baca SelengkapnyaBentuk dahi yang berbeda-beda juga bisa dimaknai sebagai kepribadian yang tak sama.
Baca SelengkapnyaDua pelaku penembakan yang menewaskan RD (32) di Palembang merupakan teman korban, berinisial MA (30) dan AR (26).
Baca SelengkapnyaPercobaan perkosaan itu terjadi saat korban terlelap ketika menidurkan anaknya yang sedang sakit.
Baca SelengkapnyaIa terlibat dalam perlawanan kebijakan pemerintah lalu bergabung dengan PRRI.
Baca Selengkapnya