Dokter Jelaskan 3 Penyebab Influenza Bisa Berubah Menjadi Pneumonia Seperti yang Dialami Barbie Hsu
Aktris yang memerankan Shan Cai dalam film legendaris Meteor Garden telah meninggal dunia setelah mengalami influenza yang berkembang menjadi pneumonia.

Kepergian Barbie Hsu meninggalkan rasa duka yang mendalam bagi para penggemarnya, termasuk di Indonesia. Aktris yang terkenal sebagai Shan Cai dalam serial legendaris Meteor Garden ini telah berpulang setelah berjuang melawan influenza yang berujung pada pneumonia.
"Selama periode Tahun Baru Imlek, seluruh keluarga kami bepergian ke Jepang untuk berlibur, dan kakak perempuan saya yang paling saya sayangi dan paling baik hati, Barbie, terkena pneumonia terkait influenza dan sayangnya meninggalkan kami," ungkap adik Barbie, Dee Hsu, sebagaimana dikutip dari The Straits Times. Kematian Barbie menyoroti risiko serius yang dapat ditimbulkan oleh influenza, terutama ketika tidak ditangani dengan baik.
-
Apa yang menyebabkan pneumonia Barbie Hsu? Dalam pernyataan resmi yang dilansir oleh Focus Taiwan, Dee Hsu mengungkapkan bahwa Barbie Hsu meninggal dunia karena pneumonia yang dipicu oleh influenza.
-
Bagaimana Influenza bisa menjadi Pneumonia? Secara umum, terdapat beberapa faktor yang dapat mengubah influenza yang seharusnya ringan menjadi pneumonia. 1. Kondisi Tubuh yang Lemah 'Ketika kondisi tubuh lemah, imunitas tubuh tidak baik, sehingga tidak bisa melawan virus yang masuk,' kata Erlina.
-
Apa itu flu? Flu atau influenza adalah penyakit menular yang dapat menyebar dengan cepat, terutama di lingkungan tertutup seperti rumah atau kantor.
-
Kenapa flu bisa terjadi? Flu merupakan penyakit yang umum terjadi, terutama saat cuaca tidak menentu.
-
Kenapa orang bisa kena pneumonia? Pneumonia adalah infeksi pada jaringan paru-paru yang umumnya disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Kondisi ini dapat mempengaruhi satu atau kedua paru-paru dan menyebabkan peradangan yang mengganggu kemampuan paru-paru untuk mengisi udara dengan baik.
-
Apa itu Influenza? Flu atau influenza merupakan penyakit yang disebabkan oleh berbagai jenis virus, termasuk virus Influenza A dan B. Pada umumnya, individu dengan sistem imun yang baik dapat sembuh dari flu tanpa intervensi medis.
Dokter spesialis paru, Sri Dhuny Atas Asri, menjelaskan bahwa influenza dapat menyebabkan pneumonia dengan beberapa cara. Salah satunya adalah melalui infeksi sekunder, di mana influenza melemahkan sistem imun sehingga tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia.
Infeksi Sekunder
Selain itu, peradangan paru yang diakibatkan oleh influenza juga dapat berkembang menjadi pneumonia. Kerusakan jaringan paru yang disebabkan oleh virus influenza membuat tubuh lebih sulit dalam mengambil oksigen yang diperlukan.
Kerusakan Jaringan Paru
Dokter Dhuny menekankan bahwa risiko pneumonia setelah mengalami influenza tidak hanya dialami oleh segelintir orang. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya pneumonia, di antaranya adalah:
- Usia: Individu yang berusia di atas 65 tahun atau di bawah 5 tahun lebih rentan terhadap pneumonia.
- Kondisi medis atau penyakit penyerta: Mereka yang memiliki kondisi medis seperti diabetes, penyakit jantung, atau penyakit paru-paru lebih berisiko terkena pneumonia.
- Sistem imun yang lemah: Orang-orang dengan sistem imun yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS atau mereka yang menjalani kemoterapi, juga lebih rentan.
- Merokok: Merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya pneumonia.
Gejala Flu yang Menjadi Tanda Pneumonia
Menurut Dokter Dhuny, terdapat sejumlah gejala flu yang dapat menunjukkan adanya pneumonia yang berbahaya. Beberapa tanda tersebut meliputi:
- Demam tinggi yang tidak kunjung reda selama beberapa hari.
- Sesak napas yang semakin parah.
- Nyeri dada yang semakin intens.
- Penurunan kesadaran atau munculnya kebingungan.
Gejala-gejala ini perlu diwaspadai, karena bisa menjadi indikasi bahwa kondisi kesehatan seseorang sedang memburuk. Penting untuk segera mencari bantuan medis jika mengalami salah satu dari tanda-tanda tersebut, agar penanganan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
Faktor Lingkungan Bukan Penyebab Utama
Barbie Hsu saat ini sedang menikmati waktu liburnya di Jepang. Namun, di sana ia mulai mengalami gejala flu yang akhirnya berkembang menjadi pneumonia yang berujung pada kematian. Pertanyaannya, apakah kondisi udara, lingkungan, dan keberadaan virus di Jepang berkontribusi terhadap hal ini? "Faktor udara, lingkungan, dan virus di Jepang dapat memengaruhi, tetapi tidak dapat dijadikan sebagai satu-satunya penyebab," jelas Dhuny dalam pesan teks kepada Health Liputan6.com pada hari Senin, 3 Februari 2025.
Penyakit influenza dapat menyebar di berbagai tempat, dan ada banyak faktor yang dapat memengaruhi kemungkinan terjadinya flu serta pneumonia, seperti kebersihan, ventilasi, dan program vaksinasi. "Namun, perlu diingat bahwa Jepang memiliki sistem kesehatan yang baik dan tingkat vaksinasi yang tinggi, sehingga kemungkinan terjadinya influenza dan pneumonia dapat dikurangi," tambahnya. Dengan demikian, meskipun ada kemungkinan faktor lingkungan berperan, sistem kesehatan yang kuat di Jepang juga memainkan peran penting dalam mengurangi risiko penyakit tersebut.
Tiga Tingkat Keparahan Pneumonia
Sebelumnya, Prof Tjandra Yoga Aditama, yang menjabat sebagai Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), telah memberikan penjelasan mengenai pneumonia. "Khusus tentang kasus aktris Meteor Garden, Barbie Hsu, ini maka tentu perlu dicari tahu dulu kejelasan rekam mediknya, baru dari situ kita dapat gambaran jelas tentang hubungan antara virus influenza dan kejadian pneumonia-nya yang kemudian menyebabkan kematian," ucap Tjandra kepada Health Liputan6.com melalui pesan teks, Senin (3/2/2025).
Lebih lanjut, Tjandra menjelaskan bahwa pneumonia secara umum dapat didiagnosis berdasarkan anamnesis, yang mencakup gejala dan keluhan, hasil pemeriksaan fisik oleh dokter seperti palpasi, perkusi, dan auskultasi dengan stetoskop, serta hasil pemeriksaan radiologis dan laboratorium darah. Pneumonia sendiri terbagi menjadi tiga kategori, yaitu ringan (mild), sedang (moderate), dan berat (severe). "Pneumonia ringan kadang-kadang bahkan tidak perlu masuk rumah sakit, pneumonia sedang biasanya memang harus dirawat di RS, sementara pneumonia berat bahkan bukan tidak mungkin harus masuk ICU, pada keadaan tertentu," kata Tjandra.