Bahaya Mendengarkan Musik Jedag-jedug Full Bass dalam Volume Keras Terhadap Kesehatan
Pada beberapa tahun belakangan, di sejumlah daerah di Indonesia sedang tren musik keras dengan speaker bertumpuk di atas truk dan dimainkan pada ajang karnaval.
Pada beberapa tahun belakangan, di sejumlah daerah di Indonesia sedang tren musik keras dengan speaker bertumpuk di atas truk dan dimainkan pada ajang karnaval.
Musik yang dimainkan biasanya didominasi dengan house music dengan suara yang bising memekakkan telinga dan bass atau sub woofer yang menggetarkan jendela tetangga. Singkatnya, terjadi adu bising antara speaker truk ini pada karnaval di sejumlah daerah. Nyantanya, suara bising bukan hanya mengganggu, tetapi juga berdampak buruk pada kesehatan. Paparan suara tertentu dalam jangka waktu yang lama dapat berpengaruh besar pada kesehatan.
Dilansir dari Healthline, menurut penelitian dari Mainz University Medical Center di Jerman, volume suara yang keras dapat mengacaukan irama jantung. Dikenal sebagai atrial fibrillation, detak jantung yang tidak teratur ini dapat menyebabkan pembekuan darah, stroke, dan bahkan gagal jantung.
"Segala sesuatu yang dapat menyebabkan kegelisahan, iritasi, atau perubahan tekanan darah dapat memicu fibrilasi," jelas Dr. Shilpi Agarwal, seorang dokter asal Washington. "Tidak mengherankan jika suara yang mengganggu, atau suara secara umum ketika seseorang mencari ketenangan, dapat memicu ini dalam sistem jantung."
Ketika mendeteksi bahaya, manusia lebih memprioritaskan apa yang kita dengar daripada seberapa kerasnya suara tersebut. Itulah mengapa bahkan selama tidur, otak Anda masih aktif mendengarkan. Berikut sejumlah dampak yang bisa muncul akibat suara bising dan dentuma bass yang menggetarkan dada.
"Paparan suara keras dapat merusak atau menghancurkan sel rambut yang terdapat dalam organ pendengaran kita," jelas Dr. Ana Kim, seorang ahli THT di Columbia University Medical Center di New York City.
Sekitar 10.000 sel rambut kecil di dalam telinga kita bertanggung jawab untuk mengonversi setiap suara yang kita dengar menjadi sinyal listrik. Sinyal-sinyal itu kemudian ditransfer ke pusat pendengaran di otak kita yang memungkinkan kita untuk menghargai suara, ucapan, dan musik, sambil meminimalkan kebisingan latar belakang yang tidak perlu.
"Suara keras dapat merusak ujung saraf yang halus yang mentransfer informasi listrik dari sel rambut (di dalam telinga) ke otak Anda, yang berpotensi menyebabkan reaksi peradangan dalam otak itu sendiri," kata Kim. Akibatnya, ada bukti yang semakin berkembang bahwa kerusakan pendengaran mungkin terkait dengan hilangnya kognisi, seperti demensia.
Bekerja di tengah suara bising bisa membuat mood yang kita miliki jadi memburuk.
"Uring-uringan dan kecemasan meningkat di lingkungan yang berisik. Ini menciptakan lebih banyak 'kebisingan latar belakang' mental yang dapat membuat teknik relaksasi atau mengidentifikasi pemicu kecemasan menjadi lebih sulit," kata Agarwal.
"Secara tidak langsung, kualitas hidup Anda secara keseluruhan dapat terpengaruh (oleh suara) yang memengaruhi kesejahteraan Anda secara keseluruhan," kata Kim. Suara bising yang kita dengarkan secara terus-menerus bisa menyebabkan stres lebih rentan muncul. Dampaknya, kondisi ini bisa memicu infeksi dan pilek lebih mudah datang.
Suasana yang hening dan tenang, bisa membantu seseorang untuk fokus dan konsentrasi. Sebaliknya, berada di tengah suara bising bisa membuat otak kesulitan untuk memusatkan perhatian dan fokus pada suatu hal.
"Terlalu banyak suara dapat mengganggu dan merangsang otak, membuat lebih sulit untuk masuk ke dalam mode relaksasi dan akhirnya tertidur," kata Agarwal. Suara dari luar khususnya menghambat kualitas tidur setelah Anda tertidur.
"Pencemaran suara atau suara keras mungkin mempengaruhi kesuburan pria, tetapi tidak jelas secara pasti mengapa," kata Agarwal. Paparan kebisingan di malam hari telah dikaitkan dengan keguguran, kelahiran prematur, dan cacat lahir.
Dilansir dari Audio Curious, paparan musik jedag-jedug full bass dalam volume keras dapat menyebabkan risiko serupa bagi kesehatan Anda. Musik berbasis bass berat ditandai oleh gelombang suara frekuensi rendah yang dapat menyebabkan getaran pada tubuh.
Studi telah menunjukkan bahwa paparan musik keras, termasuk musik berbasis bass berat, dapat menyebabkan hilangnya pendengaran, tinnitus, dan bahkan kerusakan pada jantung.
Manfaat memutar musik saat tidur ternyata cukup banyak. Cari tahu, yuk!
Baca SelengkapnyaMusik konser adalah salah satu bentuk hiburan yang banyak digemari. Tapi, di balik acara yang menyenangkan ini, ada bahaya yang mengintai pendengaran kita.
Baca SelengkapnyaMendengarkan musik bisa memiliki sejumlah manfaat kesehatan bagi tubuh dan mental.
Baca SelengkapnyaPenasaran dengan Rumah Soimah? Simak Keindahan Pendopo dan Ornamen Musik Khas Jawa di Dalamnya!
Baca SelengkapnyaSiti Atikoh Supriyanti, istri Capres Ganjar Pranowo berjoget diiringi musik dangdut bersama ratusan relawan Ganjar-Mahfud di Solo, Kamis (7/12) malam.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 9 unsur musik dan penjelasan lengkapnya yang perlu Anda ketahui.
Baca SelengkapnyaSeni rampak kendang tak hanya menampilkan kepiawaian memainkan alat musik, tetapi lebih dari itu.
Baca SelengkapnyaDua pria, satu berpakaian loreng dan satu lagi pakaian biasa, mendatangi rumah salah satu warga.
Baca SelengkapnyaMusik bukan hanya sekadar pelengkap, tetapi memiliki dampak besar dalam merangsang emosi, menciptakan suasana yang tepat, & hubungan seks jadi bergairah.
Baca Selengkapnya