2,5 Gelas Jus Jeruk Bisa Jadi Cara Segar Atasi Obesitas dan Masalah Jantung

Merdeka.com - Jeruk merupakan salah satu buah yang mudah didapat dan memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan. Sebuah penelitian terbaru mengungkap manfaat lain yang dimiliki oleh buah kaya vitamin C ini.

Dilansir dari The Health Site, sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa jeruk bisa menurunkan risiko obesitas dan penyakit jantung. Hasil temuan ini telah dipublikasikan pada Journal of Lipid Research.

Diketahui bahwa dua setengah gelas jus jeruk setiap hari bisa menghasilkan manfaat ini. Hal ini bisa membalikkan obesitas serta menurunkan risiko penyakit jantung dan diabetes.

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dari Western University yang mempelajari molekul bernama nobiletin pada jeruk manis dan jeruk keprok. Kandungan ini diketahui bisa menurunkan risiko obesitas secara drastis serta membalikkan efek samping negatif yang dimilikinya.

Percobaan dilakukan terhadap tikus yang diberi makanan tinggi lemak, tinggi kolesterol, serta nobilentin. Pada tikus tersebut diketahui bahwa mereka lebih kurus dan menurunnya tingkat resistensi insulin dibanding pada tikus yang tak mengonsumsinya.

"Kami melakukannya untuk mengetahui bahwa kami bisa mempengaruhi hal ini dengan nobiletin. Kami menunjukkan bahwa pada tikus yang telah memiliki seluruh dampak negatif obesitas, kami dapat menggunakan nobelitin untuk membalikkan gejala tersebut, dan bahkan mulai melunturkan timbunan plak di arteri yang biasa dikenal sebagai atherosclerosis, terang peneliti Murray Huff.

Walau begitu, peneliti masih belum bisa mematikan bagaimana dampak dari nobiletin ini. Penelitian ini selanjutnya akan dilakukan terhadap manusia untuk melihat apakah nobiletin memiliki dampak positif yang sama pada metabolisme manusia.

"Obesitas serta sindrom metabolisme yang dihasilkannya merupakan salah satu beban besar pada sistem kesehatan kita, dan kita telah mengetahui bahwa hanya sedikit intervensi yang bisa bekerja secara efektif," terang Huff.

"Kita perlu melanjutkan temuan ini untuk menemukan terapi baru," sambungnya.