Saling 'serang' kubu Prabowo versus Jokowi
Merdeka.com - Suhu politik menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019 semakin panas. Dua kubu saling serang, antara barisan Jokowi dengan Prabowo Subianto.
Saling sindir lewat pernyataan menambah hangatnya suhu politik jelang Pilpres Satu pernyataan dibalas pernyataan lagi Begitu seterusnya.
Seperti saling serang antar dua kubu ini, berikut ulasannya:
Sekjen kubu sebelah pura-pura serius
Sembilan sekjen partai pendukung Joko Widodo telah melakukan pertemuan pada Senin (6/8) untuk membahas visi dan misi dan mematangkan Nawacita jilid II. Terkait hal tersebut sebagai kubu lawan, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono menilai para sekretaris jenderal partai politik pendukung Joko Widodo hanya pura-pura serius. Penilaian itu disampaikan menanggapi pertemuan para Sekjen parpol koalisi Jokowi membahas Nawacita Jilid II.
"Kalau kami sekjen parpol koalisi pengusung Prabowo membicarakan format koalisi dan strategi pemenangan. Kalau sekjen kubu sebelah sih pura-pura serius, padahal sebenarnya ada masalah yang belum selesai," kata Ferry.
Ferry melihat ada beberapa persoalan yang belum selesai di kubu Jokowi. Salah satunya kondisi ekonomi Indonesia tidak menguntungkan pemerintahan Jokowi. Sebab, harga kebutuhan pokok, Tarif Dasar Listrik (TDL), dan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terus naik. Selain itu, menurut dia, ada kemungkinan koalisi di kubu Jokowi relatif terbuka untuk memisahkan diri, sehingga bisa saja bergabung dengan koalisi Prabowo ataupun membentuk poros ketiga.
Kubu Prabowo pede visi misinya
Koalisi pendukung Jokowi telah merusmuskan Nawacita jilid II. Nawacita II akan menitikberatkan pada penguatan aspek sumber daya manusia (SDM). Berbeda dengan Nawacita jilid I yang berorientasi pada pembangunan infrastruktur.
Tidak mau kalah Parpol koalisi pendukung Prabowo Subianto terus mematangkan visi misi calon presiden 2019. Sekjen Gerindra Ahmad Muzani yakin visi misi yang dibentuk bakal lebih baik dari Nawacita milik Joko Widodo. Muzani menjelaskan, poin visi misi koalisi Prabowo lebih menitikberatkan pada masalah ekonomi. Agar diperbaiki lebih ke arah yang lebih baik. Dia juga mengungkapkan jika visi misi Prabowo lebih baik dibandingkan Nawacita Jokowi.
"Bagaimana problem ekonomi teratasi, beban utang bisa teratasi, produksi bagi bangsa Indonesia itu bisa menjadi kebanggaan bangsa, hasil produksi berdiam di Indonesia kira kira seperti itu. Sehingga itu bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi," katanya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (6/8).
"Lagi dipikir judul (visi misinya). Yakin yakin (lebih baik dari Nawacita)," sambungnya.
Polemik pidato Jokowi
Pidato Presiden Jokowi saat menghadiri Rapat Umum Relawan Jokowi di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (5/8), menuai kontroversi. Dalam pidatonya, Jokowi mengajak relawan berkampanye dengan cara baik. Dia juga meminta agar relawan tidak membangun permusuhan, namun harus berani ketika diajak berantem.
Kalimat 'berani diajak berantem' inilah yang akhirnya mendapat beragam komentar berbagai kalangan, khususnya dari kubu lawan Jokowi. Melalui akun Twitter, Wakil Ketua DPR, Fadli Zon menyampaikan kritikan. Menurutnya sebagai pemimpin negara tidak pantas mengeluarkan kalimat kekerasan tersebut.
"Pernyataan agar siap kelahi ini jelas provokasi dan tak pantas diucapkan seorang Presiden (capres) yang selalu ngaku-ngaku Pancasilais." tulisnya pada Minggu (5/8).
"Perkelahian dalam demokrasi adalah mendapatkan suara rakyat dengan jujur adil dan tak curang. Inilah demokrasi yang beradab." tambahnya.
Tidak tinggal diam, kubu Jokowi membela. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyebutkan pernyataan tersebut hanya untuk menyemangati kader PDIP. Hasto mengatakan pernyataan Jokowi sebagai kultur orang Jawa. Dia meluruskan makna 'berantem' yang dipakai mantan Wali Kota Solo itu.
"Memang tradisi konflik dalam kultur Jawa yang dipakai Jokowi, konflik tertinggi itu kan bukan berantem, itu kalau tidak saling berbicara. Itu istilahnya orang Jawa godaan," ujarnya di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Minggu (5/8).
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Ditanya Soal Pro & Kontra Bintang 4 Prabowo, Begini Ekspresi Sang Jenderal 'Lap Muka Pakai Selampe'
Jokowi memberikan kenaikan pangkat secara istimewa kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi Jenderal Kehormatan.
Baca SelengkapnyaJika Menang Pilpres 2024, Prabowo Mengaku akan Rangkul Semua Kekuatan
Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto mengaku bakal meniru jejak Presiden Joko Widodo atau Jokowi bila memenangkan Pilpers 2024.
Baca SelengkapnyaReaksi Santai Anies Soal Prabowo Diberi Jokowi Pangkat Jenderal Kehormatan
Pemberian pangkat jenderal kehormatan itu menuai pro dan kontra.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Bertemu Prabowo-Gibran Semalam, Ucapkan Selamat Menang Pilpres 2024
Jokowi bertemu dengan Prabowo dan putra sulungnya pada Rabu malam (14/2).
Baca SelengkapnyaJokowi Bertemu Prabowo dan Zulhas, Puan: Saya Tunggu Diajak Presiden
Presiden Joko Widodo bertemu dengan sejumlah ketua umum partai. Mulai dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto, lalu Ketum PAN Zulkifli Hasan hari ini.
Baca SelengkapnyaPrabowo Mengenang Momen Jadi Rival Jokowi: Kita Harus Memimpin Tanpa Dengki
Jokowi mengirim utusan untuk mengajak rekonsiliasi, hingga akhirnya Prabowo masuk kabinet.
Baca SelengkapnyaPrabowo Tak Sabar Menuju Hari Pencoblosan Pilpres 2024: Saya Ingin Bekerja Secepatnya
Prabowo Subianto mengaku tak sabar menuju hari pencoblosan yakni 14 Februari 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaTOP NEWS: Blak-blakan PDIP Soal Pemakzulan Jokowi | Saling Serang JK Vs Kubu Prabowo
Jusuf Kalla menyinggung pemimpin suka marah-marah. Menurutnya, seorang pemimpin itu harus tenang, dan tidak emosional.
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI
Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca Selengkapnya