Merdeka.com - Hasil rapat konsinyering antara Komisi II DPR RI, Kemendagri, dan penyelenggara pemilu yaitu KPU, Bawaslu serta DKPP menyepakati Pemilu 2024 belum menggunakan teknologi pemungutan suara memakai perangkat elektronik (e-voting) karena infrastruktur masih belum merata.
Oleh karena itu, sistem pemungutan suara masih menggunakan cara yang digunakan saat pemilu periode sebelumnya pada 2019.
"Karena infrastruktur di kabupaten dan kota apalagi di luar Pulau Jawa yang berkaitan dengan internet belum memadai, akhirnya kami putuskan masalah digitalisasi dan regulasi tidak berubah dari pelaksanaan Pemilu 2019," kata Anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus menyampaikan hasil konsinyering saat dihubungi Antara di Jakarta, Sabtu (14/5).
Anggota Komisi II DPR RI, Rifqi Karsayuda menjelaskan, wacana penggunaan “e-voting” sempat bergulir, tetapi para pihak memahami teknologi pendukung belum merata di seluruh daerah si Indonesia.
"Wacana e-voting tak digunakan pada 2024 dengan berbagai pertimbangan, salah satunya belum merata-nya teknologi infrastruktur di Indonesia dan berbagai macam hal-hal lain yang harus dipersiapkan," jelasnya.
Meskipun Pemilu 2024 tidak menggunakan "e-voting", tetapi proses rekapitulasi suara menggunakan Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap). Sistem itu yang berbasis elektronik/digital telah digunakan oleh KPU saat Pilkada 2020 di 270 daerah provinsi, kabupaten, dan kota.
Komisi II DPR RI, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) menggelar konsinyering pada Jumat (13/5) sampai Sabtu dini hari membahas sejumlah isu pemilu, di antaranya terkait anggaran, masa kampanye, teknis penyelesaian sengketa, pengadaan logistik, dan digitalisasi pemilu.
Walaupun demikian, hasil rapat konsinyering bukan kesepakatan atau keputusan resmi, karena kesimpulan pertemuan itu masih lanjut didiskusikan pada rapat dengar pendapat (RDP) di DPR RI.
"Kata kuncinya konsinyering adalah bagian dari agenda untuk menyamakan persepsi, dan konsinyering bukan agenda resmi yang keputusannya jadi keputusan resmi. Keputusan resmi (ada di) RDP," tutur Rifqi.
Ia menambahkan konsinyering sengaja digelar demi mengatasi kebuntuan yang dialami oleh para pihak saat membahas berbagai masalah pemilu pada forum-forum rapat yang formal. [fik]
Baca juga:
Melihat Peluang Ganjar-Erick Thohir Diusung Parpol di Pilpres 2024
Golkar-PAN-PAN Berkoalisi, PKS Harap Pemilu 2024 Ada Banyak Capres
Masinton Kritik Menteri Makin Narsis untuk Kepentingan Pilpres 2024
PKS Buka Opsi Usung Anies, Ganjar, Sandiaga dan Prabowo di Pilpres 2024
PAN Bakal Buktikan Koalisi Indonesia Bersatu Tidak akan Layu Sebelum Berkembang
Advertisement
PPP Tanggapi Cak Imin Minat Gabung Koalisi Indonesia Bersatu: Capres Urusan Bersama
Sekitar 36 Menit yang laluJawara Bekasi Dukung Sandiaga Uno Maju Sebagai Capres 2024
Sekitar 14 Jam yang laluPKB Siap Gabung Koalisi Golkar-PPP-PAN, Cak Imin: Asal Capresnya Saya
Sekitar 15 Jam yang laluAnalisis Charta Politika: Pidato Jokowi Soal Capres, Mengarah Dukungan pada Ganjar
Sekitar 17 Jam yang laluZulkifli Sebut Faktor yang Bisa Bikin Prabowo Kalah, Gerindra: Urus Jagoan Sendiri
Sekitar 19 Jam yang laluDPR Minta Penggunaan Kotak Suara dari Karton Dikaji: Februari Masih Musim Hujan
Sekitar 20 Jam yang laluMenebak Kode Capres Dukungan Jokowi di Rakernas Projo, Mengarah ke Ganjar?
Sekitar 1 Hari yang laluAHY Dorong Kader Demokrat 'Rebut' Kembali Jawa Barat di Pemilu 2024
Sekitar 1 Hari yang laluSpanduk Dukung Andika Perkasa Capres 2024 Muncul di Kupang, PSI Sebut Jaring Aspirasi
Sekitar 1 Hari yang laluProjo Teriakan Nama Ganjar, Jokowi Ingatkan Jangan Tergesa-gesa
Sekitar 1 Hari yang laluJokowi Soal Capres yang Dipilih: Dinamika Belum Jelas, Jangan sampai Keliru
Sekitar 1 Hari yang laluKetum PAN Ungkap 5 Faktor yang Membuat Prabowo Berpotensi Kalah di Pilpres 2024
Sekitar 1 Hari yang laluJubir PAN Jamin Koalisi Indonesia Bersatu Tak Ganggu Pemerintahan Jokowi
Sekitar 1 Hari yang laluLarangan Sudah Dicabut, Pengusaha Akui Masih Sulit Ekspor CPO dan Minyak Goreng
Sekitar 17 Jam yang laluMinyak Goreng Curah di Cirebon Melimpah, Harga per Liter Rp14.500
Sekitar 1 Hari yang laluJokowi Tinjau Harga Minyak Goreng dan Bagikan BLT di Pasar Muntilan
Sekitar 1 Hari yang laluPresiden Jokowi Cek Harga Minyak Goreng Curah di Pasar Muntilan
Sekitar 1 Hari yang laluJokowi Soal Harga BBM: Subsidi APBN Gede Sekali, Tahan Sampai Kapan?
Sekitar 1 Hari yang laluDemo di Patung Kuda, Buruh dan Mahasiswa Bawa Empat Tuntutan Ini
Sekitar 1 Hari yang laluAlternatif Cara Tahan Kenaikan Harga Pertalite dkk Tanpa Tambah Utang
Sekitar 1 Hari yang laluLangkah Pemerintah Batalkan Rencana Kenaikan Harga BBM Hingga Tarif Listrik Tepat
Sekitar 1 Hari yang laluCak Imin Nilai Krisis Rusia-Ukraina Jadi Ancaman Serius Ekonomi Indonesia
Sekitar 1 Jam yang laluKritik Rusia, Eks Presiden AS George W Bush Keceplosan Sebut Invasi ke Irak Brutal
Sekitar 2 Hari yang laluPermintaan Ambulans untuk Ukraina Meningkat di Tengah Invasi Rusia
Sekitar 2 Hari yang laluPengamat Militer Rusia Punya Pandangan Mengejutkan tentang Perang di Ukraina
Sekitar 3 Hari yang laluMenteri PPPA Harap Acara Daerah jadi Ajang Memajukan UMKM Perempuan Terdampak Covid
Sekitar 10 Jam yang laluEpidemiolog Pandu Riono Dorong Pemerintah Menyudahi PPKM
Sekitar 10 Jam yang laluSiang Kerja, Warga Bangka Selatan Babel Minta Petugas Gelar Vaksinasi Malam Hari
Sekitar 11 Jam yang laluPeningkatan Mobilitas Masyarakat Saat Mudik Dorong Pemulihan Ekonomi
Sekitar 2 Hari yang laluLapor Jokowi, Menko PMK Sampaikan Kasus Kecelakaan Mudik 2022 Turun 11%
Sekitar 3 Hari yang laluPer 10 Mei, KAI Tolak Berangkatkan 707 Penumpang Terkait Covid-19
Sekitar 1 Minggu yang laluFrekuensi Belanja Masyarakat Meningkat Tajam di Ramadan 2022
Sekitar 1 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami