Merdeka.com - Tempat Pemungutan Suara (TPS) 01, Kecamatan Gambir, Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, pasangan nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saeful Hidayat tetap unggul dari pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Padahal TPS ini melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU).

Jumlah warga yang menggunakan hak pilihnya berkurang drastis yakni 234 dari jumlah warga yang masuk daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 629 namun Ahok-Djarot tetap unggul 43 suara dari Anies-Sandi.

Dari hasil penghitungan suara akhir pasangan petahana Ahok-Djarot mendapat 137 suara sedangkan seterunya Anies-Sandi mendapat 94 suara. Dari total 234 suara yang hadir, 3 suara dinyatakan tidak sah.

"Mengumumkan pasangan urut 2 sebesar 137 suara dan pasangan nomor urut 3 perolehan suara sebanyak 94 suara dan suara tidak sah 3," ujar Kepala TPS 01, Misbahuddin, Sabtu, (22/4).

Meskipun begitu, saksi dari pasangan Ahok-Djarot enggan menandatangani hasil tersebut, lantaran dari awal relawan Ahok-Djarot menyatakan tidak sah pemungutan suara ulang yang digelar oleh KPUD DKI tersebut, pasalnya saat proses rekomendasi PSU mereka klaim tidak dilibatkan.

Seperti diketahui, sebelumnya di TPS tersebut pasangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat memperoleh suara terbanyak yakni 330 suara. Sedangkan rivalnya memperoleh 147 suara, dengan total yang memilih 471.

Komisioner KPU DKI Jakarta, Dahliah Umar menyatakan, PSU dilakukan karena adanya penggunaan dua C6 atas nama dua orang berbeda. Mereka adalah Sukaidah dan Saini oleh Hasilah dan Bai di TPS 01, Kelurahan Gambir, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.