Tidak Tahan Bau Limbah Menyengat, Ratusan Warga Sukoharjo Geruduk Pabrik PT RUM
Merdeka.com - Bau busuk limbah pabrik kapas PT Rayon Utama Makmur (RUM) Desa Plesan, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah kembali mengusik warga. Setahun lebih warga berjuang agar bau yang mengganggu kesehatan tersebut tidak kembali dihirup. Namun upaya tersebut seolah sia-sia.
Perusahaan yang menjanjikan pengolahan limbah lebih baik, hingga kini belum bisa memenuhi tuntutan warga. Meskipun telah memasang peralatan yang modern, dan sempat menghentikan produksi, namun kenyataannya bau tersebut kembali muncul beberapa bulan terakhir.
Warga yang tidak sabar, menggelar aksi demonstrasi di depan pabrik yang merupakan anak perusahaan PT Sritex, Selasa (10/12) siang. Aksi diikuti ratusan warga terdampak tidak hanya dari Sukoharjo, namun juga dari Kabupaten Wonogiri yang berbatasan dengan lokasi pabrik. Sejumlah spanduk dan poster yang berisi protes dan tuntutan AGAR pemerintah mencabut perizinan PT RUM.
Para demonstran juga menuntut pemerintah setempat menghentikan pencemaran lingkungan, serta menghentikan aksi represif aparat kepada aktivis lingkungan yang selama ini menyampaikan suara rakyat.
"Kami minta produksi PT RUM dihentikan karena sampai saat ini terus terjadi pencemaran lingkungan baik udara maupun air. Berkali-kali kami hanya dijanjikan pemerintah dan pihak PT RUM yang katanya akan melakukan perbaikan. Tapi kenyataanya bohong, bau masih menghantui warga," teriak Herman, salah satu peserta aksi saat berorasi.
Selain berorasi, massa juga membunyikan kentongan sebagai tanda bahaya. Meski diguyur hujan para demonstran tetap terus menyuarakan penderitaan warga.
Bahkan di tengah jalannya aksi, bau menyengat kembali muncul dan dirasakan seluruh peserta aksi dan petugas pengamanan dari Polres Sukoharjo. Namun bau mirip kopi dan buah petai berangsur-angsur menghilang saat hujan turun.
Menanggapi aksi demonstrasi tersebut sekretaris PT RUM, Bintoro Dibyoseputro menyampaikan, seluruh jajaran manajemen dan sekitar 2,000 karyawan, berkomitmen untuk terus meningkatkan kemampuan tata kelola lingkungan yang diklaim terus membaik.
"Status per hari ini semua indikator formal angka-angka yang diatur oleh Otoritas KLHK berada pada level di bawah ambang batas yang diwajibkan. Kita sudah selesai memasang alat suction/penyedot udara seperti yang diwajibkan oleh Dinas KLH," katanya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Muncul Bau Tak Sedap dari Kulit Kepala, 5 Hal Ini Bisa Jadi Biang Keroknya
Bau tak sedap di kulit kepala bisa sangat mengganggu dan disebabkan oleh sejumlah hal.
Baca SelengkapnyaCara Menghilangkan Bau Mulut, Efektif dan Dapat Dilakukan di Rumah
Banyak individu tak menyadari bahwa mereka mengalami kesulitan dengan bau mulut. Konsekuensinya, permasalahan ini seringkali tidak teratasi dengan tepat.
Baca SelengkapnyaPenyebab Pakaian Bau Apek Setelah Dicuci, Ketahui Cara Mengatasinya
Musim hujan adalah mimpi buruk bagi cucian-cucian yang menumpuk sebab rawan bau apek lantaran lembap.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ledakan di Pabrik Semen Padang Indarung V, Begini Kondisi Korban
Ledakan terjadi di pabrik Semen Padang Indarung V, Sumbar, Selasa (20/2) sekitar pukul 11.00 WIB. Empat pekerja mengalami luka bakar akibat peristiwa itu.
Baca Selengkapnya4 Bulan Mengintai, Cerita Petugas Gabungan Bongkar Pabrik Ekstasi Rumahan di Sunter
Pil ekstasi sebanyak 7.800 diamankan sebagai barang bukti kejahatan
Baca SelengkapnyaPantang Nyerah Walau Pernah Rugi, Ini Cerita Ibu Rumah Tangga di Bogor Usaha Kue Sederhana Omzetnya Capai Rp 40 Juta
Bermula dari memajang kue di status, ibu rumah tangga ini raup cuan hingga puluhan juta rupiah.
Baca SelengkapnyaMenguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia
Industri kapuk mengalami kemunduran karena masyarakat lebih suka memakai Kasur dengan bahan dasar busa dan pegas.
Baca SelengkapnyaSeribu Lebih Rumah Terendam Banjir Usai Hujan Sepekan, Jambi Siaga Tiga
Akibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca SelengkapnyaJatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam
Seorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.
Baca Selengkapnya