Sejak Abad ke-12, Ternyata Begini Perjalanan Hubungan Indonesia-Turki Sebelum Prabowo Bertemu Erdogan
Hubungan Indonesia dan Turki telah terjalin erat sejak abad ke-12, menandai 75 tahun persahabatan dan kerjasama bilateral yang strategis.

Hubungan antara Indonesia dan Turki memiliki sejarah panjang dan erat yang dimulai sejak abad ke-12. Sejak saat itu, interaksi antara kedua negara telah berkembang melalui berbagai tahap penting. Kedatangan para ulama Turki ke Indonesia, khususnya di Aceh, membawa pengaruh Islam yang signifikan.
Kemiripan bendera Kerajaan Aceh dengan bendera Kesultanan Utsmani menjadi simbol hubungan historis yang kuat.
Pengakuan kedaulatan Turki oleh Indonesia pada Oktober 1923 dan pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Turki pada 29 Desember 1949 menandai tonggak penting dalam hubungan diplomatik formal.
Penguatan Hubungan Diplomatik
Sejak tahun 1950, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Turki semakin diperkuat. Pembukaan Kedutaan Besar Turki di Jakarta pada 10 April 1957 menandai babak baru dalam hubungan bilateral. Sejak saat itu, interaksi kedua negara semakin intensif, ditandai dengan kunjungan kenegaraan tingkat tinggi dan penandatanganan berbagai perjanjian kerja sama di berbagai sektor.
Kedua negara juga aktif berpartisipasi dalam organisasi internasional seperti Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan D8 (Developing-8). Kerja sama bilateral Indonesia-Turki mencakup berbagai bidang.
Di sektor pertahanan, terdapat kerjasama dalam industri pertahanan, yang ditandai dengan penandatanganan perjanjian pada tahun 2010. Dalam bidang ekonomi, kunjungan kenegaraan seringkali berfokus pada peningkatan kerjasama ekonomi dan investasi. Pertukaran budaya, program, dan berita juga menjadi bagian penting dari hubungan kedua negara, serta kerjasama di bidang pendidikan dan tenaga kerja.
Kunjungan Kenegaraan dan Forum Konsultasi Bilateral
Kunjungan kenegaraan antara pemimpin Indonesia dan Turki telah terjadi berkali-kali, menunjukkan komitmen kedua negara untuk memperkuat hubungan bilateral. Contohnya, kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Turki pada tahun 2010 dan kunjungan balasan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan ke Indonesia pada tahun 2015. Terbaru, pada 12 Februari 2025, Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Recep Tayyip Erdoğan bertemu di Istana Bogor untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Turki dan memperkuat kerja sama bilateral.
Kedua negara juga telah melaksanakan tiga kali pertemuan Forum Konsultasi Bilateral pada tingkat pejabat eselon I. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas kerjasama bilateral dan isu-isu regional serta internasional. Pertemuan ini menunjukkan adanya keseriusan kedua belah pihak dalam menjaga dan meningkatkan hubungan yang telah terjalin.
Hubungan Batin Indonesia-Turki Cukup Dalam
Presiden Prabowo Subianto menggelar pertemuan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/2). Prabowo mengungkap bahwa hubungan Indonesia-Turki yang cukup dalam dari masa kekaisaran Utsmani Ottoman.
"Bertepatan tahun ini adalah 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Turki. Lagi pula hubungan Indonesia dan Turki sudah cukup lama dari masa kekaisaran Utsmani, Ottoman, sehingga hubungan batin di antara kita cukup dalam," kata Prabowo dalam pertemuan bilateral dengan Erdogan.
Prabowo menyebut, kedatangan Erdogan ke Indonesia adalah suatu kehormatan besar. Dia berkata, seharusnya dia yang mesti lebih dulu bertandang ke Turki lantaran Erdogan lebih senior.
"Hari ini adalah suatu kehormatan besar bagi kami menerima kunjungan Yang Mulia Presiden Erdogan ke Indonesia," kata Prabowo.
"Seharusnya saya yang terlebih dahulu datang dalam kunjungan resmi ke Turki karena Presiden Erdogan adalah dari segi pengabdian adalah senior, seorang presiden yang senior. Tapi saya berterima kasih kedatangan Yang Mulia," tuturnya.
Prabowo menambahkan, Indonesia tidak banyak memiliki mekanisme bilateral reguler tingkat kepala negara. Sehingga, pertemuan hari ini adalah bukti kemitraan Indonesia dan Turki sangat kokoh dan solid.
"Saya beserta pimpinan politik Indonesia hubungan ini lebih kokoh, solid, dan erat," tukas Prabowo.
Minta Segera Selesaikan CEPA untuk Perkuat Ekonomi
Dalam pertemuan yang sama, Prabowo menegaskan komitmennya untuk mempererat hubungan perdagangan antara Indonesia dan Turki.
"Pertemuan hari ini adalah bukti bahwa kemitraan Indonesia dan Turkiye sangat kokoh dengan sangat solid. Dan saya berserta pimpinan politik Indonesia menghendaki hubungan ini menjadi lebih kokoh, lebih solid, dan lebih erat," kata Prabowo.
Untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, Prabowo menekankan perlunya menyelesaikan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif atau CEPA agar hubungan dagang kedua negara semakin kuat dan menguntungkan.
"Karena itu, marilah kita segera selesaikan perjanjian perdagangan kita, CEPA, untuk memperkuat ekonomi kita masing-masing. Saya juga memohon supaya perdagangan kita masing-masing bisa saling menguntungkan. Saat ini biaya masuk bagi barang-barang kita (ke Turki) masih cukup tinggi," tuturnya.
Prabowo melanjutkan, untuk kerja sama di bidang industri perdagangan, Indonesia Turki sudah cukup baik. Dia pun sudah bertemu dengan pengusaha industri pertahanan Turki pada Desember 2024 lalu.
"Terima kasih bantuan dari Presiden Erdogan yang membantu pertemuan tersebut dan kerjasama di bidang industri pertahanan akan maju dengan sangat baik," ucapnya.
Prabowo juga memohon dukungan dari Erdogan untuk ikut produksi bersama di industri pertahanan.
"Kita ingin joint production bersama industri pertahanan kemudian kita juga sudah punya kerja sama yang baik dengan banyak perusahaan Turki," katanya.
"Kita ingin serius untuk ikut serta dengan program-program yang sedang dilaksanakan bersama Turki," pungkasnya.