Merdeka.com - Saksi ahli agama Yunahar Ilyas ‎menegaskan terdakwa kasus dugaan penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama telah melakukannya kesalahan‎. Dia mengungkapkan, Islam dengan tegas melarang umatnya memilih pemimpin non-muslim.

Yunahar mengatakan,‎ larangan untuk melakukan itu tidak hanya terdapat dalam Surah Al Maidah ayat 51 melainkan masih banyak ayat-ayat lainnya. Sehingga dengan menyebut 'dibohongi pakai Al-Maidah Ayat 51' sebagaimana dikatakan Basuki atau akrab disapa Ahok itu dalam pidatonya jelas telah menistakan agama.

"Orang yang menyampaikan untuk tidak memilih pemimpin nonmuslim, bisa saja ustaz di masjid bisa saja ulama orang yang punya otoritas menyampaikan (ayat Alquran)," katanya di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (21/2).

Sehingga, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini menilai, pernyataan mantan Bupati Belitung Timur itu, orang yang menyampaikan pesan Surah Al Maidah ayat 51 berbohong. Padahal sudah jelas begitu isinya ayat tersebut yakni melarang umat Islam untuk memilih pemimpin non-muslim.

"Maksudnya orang yang menyampaikan itu berbohong artinya orang yang menyampaikan itu pembohong," katanya.

Selain itu, Yunahar Ilyas‎ mengungkapkan, tidak sembarang orang mempunyai otoritas untuk menyampaikan penafsiran dari Surah Al Maidah ayat 51. Karena, kata dia, harus ada ilmu yang melandasi agar mereka dapat menjelaskan tafsiran tersebut.

Yunahar mengatakan, orang yang paling tepat untuk menyampaikan tafsiran adalah para ulama. Terlebih mereka adalah orang-orang yang memutuskan untuk meneruskan perjuangan Nabi Muhammad SAW.

"Dalam menafsirkan, orang-orang harus punya ilmu-ilmu yang disyaratkan untuk bisa memahami Al-Quran dan itu adalah para ulama karena mereka termasuk dalam orang yang meneruskan misi Nabi," katanya.