Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sakralnya Festival Erau tercoreng ulah pemuda remas payudara wanita

Sakralnya Festival Erau tercoreng ulah pemuda remas payudara wanita Ilustrasi Pelecehan Seksual. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Event Erau and International Folk Art Festival (EIFAF) di Tenggarong, Kutai Kartanegara, yang berakhir Minggu (28/8) kemarin, kembali ternoda dengan ulah remaja dan pemuda melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan yang mengendarai motor. Ulah pemuda itu, justru mencoreng sakralnya Erau yang menjadi pesta adat budaya Kutai Kartanegara.

EIFAF digelar selama sepekan, dan berakhir 28 Agustus 2016 lalu. Adat belimbur, menjadi ritual penutup Erau. Sejatinya, belimbur merupakan tradisi saling menyiramkan air, kepada sesama anggota masyarakat, sebagai wujud syukur kelancaran Erau, juga pembersihan diri dari sifat buruk dan unsur kejahatan. Air dipercaya sebagai media peluntur sifat buruk manusia.

Namun sekelompok remaja dan pemuda, di kelurahan Timbau, Tenggarong, berbuat menyimpang. Mereka menyiramkan air bukan dari air Sungai Mahakam, melainkan air parit. Bahkan beberapa kelompok pemuda juga melakukan pelecehan seksual dengan meremas payudara remaja putri yang melintas menggunakan motor.

"Iya, tradisi Belimbur tercoreng dengan adanya perbuatan memalukan seperti itu. Di Timbau, ada yang melempar air parit, melempar air dalam platik berisi batu, ada juga yang meremas payudara," kata warga Tenggarong Kota, Muhammad Fadlan kepada merdeka.com, Senin (29/8).

Padahal, kata Iqbal, tradisi sebenarnya dilangsungkan di bibir Sungai Mahakam, saling menyimburkan air sungai sebagai tanda syukur kelancaran Erau.

"Ada rekan saya dari Bandung yang datang kemarin mau lihat belimbur. Tapi, justru kena lempar plastik air, isinya batu. Pelipis robek. Ya terpaksa pasrah, mau marah ya warga lokal," sebut Fadlan.

Demikian juga dikatakan warga Tenggarong lainnya, Sandrina Emalia. Menurut dia, tradisi Erau belimbur, yang diwarnai dengan pelecehan seksual kepada perempuan, sangat memalukan.

"Menyedihkan, memalukan, masih ada saja kelakuan seperti itu (meremas payudara). Ini sudah terjadi sejak Erau tahun-tahun lalu. Ke depan Erau 2017 mudah-mudahan warga sadar," ungkap Emalia.

Keengganan untuk datang ke ritual Belimbur, juga diungkap Andriyawan, salah seorang jurnalis televisi nasional yang ada di Samarinda. Meski ke Tenggarong bisa ditempuh kurang lebih 45 menit, dia enggan meliput ritual belimbur.

"Kita berkaca pengalaman 2012 ya, ada teman wartawan lokal, begitu asik foto momen belimbur, ternyata ikut disiram dan kamera rusak kena air. Padahal kita liputan, bukan untuk belimbur," ungkapnya Andriyawan.

EIFAF tahun 2016 ini, terbilang istimewa. Mengingat juga dihadiri negara-negara Eropa yang menampilkan budaya Eropa, seperti Estonia, Taiwan, Polandia, Lithuania, Bulgaria dan Romania.

(mdk/did)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Tari Selapanan, Kesenian Tradisional dari Keratuan Darah Putih Asal Provinsi Lampung
Mengenal Tari Selapanan, Kesenian Tradisional dari Keratuan Darah Putih Asal Provinsi Lampung

Kesenian tradisional dari Provinsi Lampung ini biasanya dibawakan ketika acara-acara besar di Keratuan Darah Putih.

Baca Selengkapnya
Madura Culture Festival 2023, Penari Tradisional dari Seluruh Kawasan Tapal Kuda Diundang untuk Tampil
Madura Culture Festival 2023, Penari Tradisional dari Seluruh Kawasan Tapal Kuda Diundang untuk Tampil

Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur bersiap menjamu ratusan penari dari wilayah tapal kuda seperti Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Jember, dan Probolinggo.

Baca Selengkapnya
Serunya Kerapan Kerbau Tradisi Petani di Lumajang Jelang Masa Tanam
Serunya Kerapan Kerbau Tradisi Petani di Lumajang Jelang Masa Tanam

Selain sebagai hiburan, menyaksikan keseruan kerbau beradu kecepatan, kultur ini juga sebagai simbol rasa syukur dan doa para petani,

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Meriah tapi Sakral, Begini Potret Warga Banyuwangi Gelar Kenduri Massal di Sepanjang Jalan Kampung
Meriah tapi Sakral, Begini Potret Warga Banyuwangi Gelar Kenduri Massal di Sepanjang Jalan Kampung

Tradisi ini dilakukan turun-temurun karena dianggap membawa keberkahan

Baca Selengkapnya
Warga Tumpah Ruah di Alun-Alun Lumajang Saksikan Syiar Agama Dibalut Kesenian Patrol
Warga Tumpah Ruah di Alun-Alun Lumajang Saksikan Syiar Agama Dibalut Kesenian Patrol

Kreatifitas dari uniknya dekorasi mobil pawai dan kostum peserta yang unik menambah kemeriahan festival ini

Baca Selengkapnya
Balon Udara Warna Warni Penuhi Langit Pekalongan
Balon Udara Warna Warni Penuhi Langit Pekalongan

Puluhan balon udara dilepas berubah menjadi kanvas berwarna - warni menghiasi langit.

Baca Selengkapnya
Keseruan Tradisi Praonan di Pasuruan, Warga Ramai-Ramai Naik Perahu Nelayan Rayakan Lebaran Ketupat
Keseruan Tradisi Praonan di Pasuruan, Warga Ramai-Ramai Naik Perahu Nelayan Rayakan Lebaran Ketupat

Ribuan masyarakat datang memenuhi pelabuhan demi merasakan sensasi naik perahu bersama-sama.

Baca Selengkapnya
Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita
Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.

Baca Selengkapnya
Jatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam
Jatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam

Seorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.

Baca Selengkapnya