Riwayat Penyakit Lukas Enembe yang Bikin Sidang Kasus Suap Berulangkali Ditunda
Kondisi kesehatan Lukas menurun lantaran tensi darahnya yang naik di angka 180/100 karena naik pitam.
Kondisi kesehatan Lukas menurun lantaran tensi darahnya yang naik di angka 180/100 karena naik pitam.
Keputusan ini diambil Ketua Majelis Hakim Rianto Adam Pontoh setelah mempertimbangkan kondisi kesehatan Lukas Enembe.
Dengan mengenakan baju putih-putih, Lukas Enembe memasuki ruangan sidang dengan tertatih. Beberapa kali, dia tampak harus dipapah sebelum duduk di kursinya.
Setelah suasana persidangan sempat memanas, tim dokter KPK merekomendasikan untuk melakukan cek tensi pada Lukas Enembe. Setelahnya, Lukas memasuki ruang persidangan menggunakan kursi roda. Ia hanya terduduk lemas di kursi rodanya.
Ini bukan kali pertama sidang harus ditunda akibat kondisi kesehatan Lukas. Lukas Enembe tercatat mengalami sejumlah gangguan kesehatan. Berikut catatannya:
Kesehatan Lukas Enembe sempat disorot majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta pada persidangan Kamis (22/6). Lukas masuk ke ruang sidang tanpa alas kaki. Dengan Kakinya hanya dibalut kaus kaki tanpa mengenakan sandal atau sepatu, kaki bengkak Lukas pun terlihat.
Hakim kemudian menyinggung hasil laboratorium Lukas, kondisi itu biasanya terjadi bila fungsi ginjal terganggu. Kendati kondisi kakinya yang membengkak, persidangan tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Pada sidang Senin (17/7), Lukas Enembe dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta. Lukas Enembe harus menjalani perawatan intensif karena kondisi kesehatannya yang menurun.
merdeka.com
Pihak dokter RSPAD Gatot Soebroto memutuskan agar Lukas Enembe dirawat inap setelah menanganinya dari Unit Gawat Darurat (UGD). Akibatnya, persidangan pun terpaksa ditunda
Lukas Enembe juga pernah diperiksa oleh tim dokter IDI pada 28 Juli 2023 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta. Tim dokter IDI menemukan bahwa Lukas memiliki riwayat stroke, diabetes melitus tipe 2, serta hipertensi.
Tim dokter juga menemukan bahwa Lukas menderita penyakit ginjal kronis stadium akhir serta kekurangan sel darah merah.
Dari pemeriksaan tersebut, tim dokter IDI tidak menemukan adanya gejala kelumpuhan pada saraf otak dan tidak menemukan gangguan kejiwaan yang berat.
Lukas dinilai mampu mengendalikan emosi secara baik, dapat berpikir rasional, serta memiliki fungsi kognitif yang cukup baik.
Suasana RSUD SK Lerik Kota Kupang, Rabu (13/12) pagi, mendadak heboh saat seorang pasien tiba-tiba berlari menabrak pintu kaca lalu terjun dari lantai dua.
Baca SelengkapnyaSang pengantin wanita justru kedapatan mengeluh sakit. Seluruh hadirin pun seketika panik.
Baca SelengkapnyaDi usia senja, banyak masalah kesehatan muncul merusak kesejahteraan. Salah satunya adalah kebutaan, yang disebabkan oleh kondisi kesehatan lainnya.
Baca SelengkapnyaKetiga pelaku kini ditahan di Rutan Mapolres Buleleng.
Baca SelengkapnyaBukan karena ularnya yang berukuran raksasa, namun aksi emak-emak di sekitar lokasi yang mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaAda beragam bahan-bahan alami yang mudah ditemukan di rumah.
Baca SelengkapnyaMantan Ketua KPU Bengkalis Fadhillah Al Mausuly merupakan terdakwa dugaan korupsi senilai Rp4,5 miliar.
Baca SelengkapnyaTerungkap fakta Praka RM dkk telah melakukan penggerebekan sebanyak 14 kali di lokasi berbeda.
Baca SelengkapnyaPutri dijebloskan ke lapas khusus perempuan itu setelah putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap alias inkrah.
Baca Selengkapnya