Pontianak Kekurangan Guru
Merdeka.com - Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengungkapkan, pihaknya masih kekurangan sumber daya manusia (SDM) terutama guru. Belum lagi, dia menilai, honor yang diperoleh oleh guru honorer saat ini terbilang belum layak.
Sementara setiap usulan yang diajukan ke pemerintah pusat untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidik sesuai dengan analisis dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, rata-rata yang dipenuhi hanya sekitar 40 hingga 50 persen saja.
"Jumlah guru yang pensiun sekitar 200-300 guru setiap tahunnya," katanya di Pontianak, Minggu (26/7).
Kondisi ini mengakibatkan kekurangan tenaga guru tidak pernah terpenuhi secara keseluruhan sehingga tenaga guru honorer menjadi salah satu jalan keluar untuk mengatasi kekurangan tersebut.
"Ini suatu problem tersendiri yang menjadi pekerjaan rumah kita dalam menyelesaikan permasalahan kekurangan SDM tenaga pendidik," ujarnya.
Di sisi lain, Edi menilai, honor yang diperoleh oleh guru honorer saat ini terbilang belum layak. Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak akan berupaya untuk mencari solusinya agar kesejahteraan guru honorer lebih terjamin.
Pihaknya akan mengkaji bersama Inspektorat dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk mencari solusinya. "Bagaimana formulasinya agar setidaknya meningkatkan honor bagi guru honorer," katanya seperti dilansir dari Antara.
Diakuinya, permasalahan dunia pendidikan seperti kurangnya SDM guru menjadi pekerjaan rumah Pemkot Pontianak. Namun permasalahan tersebut tidak akan tuntas tanpa adanya campur tangan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
Edi juga berharap dukungan dari PGRI sebagai wadah organisasi guru untuk melakukan kreativitas dan inovasi dalam meningkatkan kompetensinya.
Menurutnya, para guru sudah harus menguasai IT sebab pembelajaran yang dilakukan saat ini lebih banyak memanfaatkan perangkat IT.
Program ke depan tentu ini menjadi dasar bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan berdasarkan pengalaman selama menghadapi pandemi Covid-19.
"Kita tidak tahu kapan pandemi Covid-19 ini berakhir. Kita tidak bisa memastikan karena anak-anak sangat rentan tertular," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Padahal, dia menilai guru berperan penting karena membantu negara membangun kualitas manusia.
Baca SelengkapnyaSayangnya upaya pengangkatan tenaga honorer berpotensi menimbulkan masalah.
Baca SelengkapnyaBerjibaku memenuhi kebutuhan hidup, sang guru lantas rela menjadi pemulung usai mengajar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
ketujuh pegawai honorer itu dihapus dari kepesertaan tes PPPK dan otomatis hasilnya dibatalkan.
Baca SelengkapnyaJasad Arsyad pertama kali ditemukan dalam kondisi tertelungkup.
Baca Selengkapnyakspresi wajah Anies langsung tidak suka namun tak lama senyum kepada arah orang yang menamparnya tersebut
Baca SelengkapnyaJumlah tenaga honorer di pemerintahan yang saat ini ada sekitar 1,7 juta orang bakal terus menyusut seiring berjalannya rekrutmen PPPK.
Baca SelengkapnyaSeorang guru ngaji tak bisa berobat menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) karena kartunya terkena blokir.
Baca SelengkapnyaBagi Hafidz, tidak terlalu sulit mengatur waktu antara rutinitasnya sebagai bupati maupun mengajar di pondok pesantren.
Baca Selengkapnya