Polisi Periksa Psikologi Anak Akidi Tio Terkait Sumbangan Rp2 Triliun
Merdeka.com - Polisi masih terus mendalami kisruh sumbangan Rp2 triliun dari keluarga Akidi Tio untuk penanganan pandemi Covid-19. Salah satunya dengan memeriksa psikologi Heryanty, anak bungsu Akidi Tio.
"Saat ini kami sedang menunggu hasil pemeriksaan psikologi," tutur Kabid Humas Polda Sumatera Selatan Kombes Supriadi saat dikonfirmasi, Senin (9/8/2021).
Belum banyak keterangan yang disampaikan Supriadi terkait perkembangan kasus sumbangan Rp2 triliun dari keluarga Akidi Tio yang diduga fiktif tersebut.
Sebelumnya, kebenaran donasi fantastis sebesar Rp2 triliun, yang akan diberikan keluarga mendiang Akidi Tio, masih ditelusuri oleh tim Polda Sumsel.
Kendati sudah beberapa hari memeriksa Heryanty, anak bungsu Akidi Tio di Kota Palembang, namun tim Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Sumsel, masih belum bisa memecahkan teka-teki donasi tersebut.
Hingga akhirnya, Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri membentuk tim khusus dengan menemui lima orang anak Akidi Tio lainnya, yang tinggal di Jakarta.
Diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi, tim tersebut bertugas menelusuri rekam jejak Heryanty dan kebenaran donasi fantastis tersebut.
"Hari ini tim berangkat ke Jakarta, untuk memeriksa keluarga dari saudara Haryanty di Jakarta," ucapnya, Jumat (6/8/2021).
Menurutnya, Haryanty mempunyai enam orang saudara. Di mana, saudara pertama bernama Ahong, tinggal di Langsa Aceh Timur dan sudah meninggal dunia sekitar tahun 2009 lalu.
Lalu, lima orang anak Akidi Tio lainnya, memilih tinggal dan membangun bisnis di Jakarta. Sedangkan Haryanty sendirian yang masih tinggal di Kota Palembang Sumsel.
"dari mereka inilah, akan kita gali informasi kebenaran Rp2 triliun," katanya.
Sebelumnya, Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia. Khususnya Kapolri, Pimpinan di Mabes Polri, anggota Polri, masyarakat Sumsel, tokoh agama dan tokoh adat termasuk Forkopimda Sumsel, Gubernur, Pangdam dan Danrem.
Dia mengakui kesalahan secara pribadi, karena tidak berhati-hati dalam memastikan donasi yang diproyeksikan untuk penanggulangan Covid-19 Sumsel. Yang dimandatkan kepadanya, sampai akhirnya menimbulkan kegaduhan.
"Kegaduhan yang terjadi dapat dikatakan sebagai kelemahan saya sebagai individu. Saya sebagai manusia biasa memohon maaf, Ini terjadi akibat ketidakhati-hatian saya," ucapnya.
Reporter: Nanda Perdana Putra
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi Diminta Dampingi Psikologis Anak dan Istri korban Pencabulan Oknum Petugas Damkar
Baca SelengkapnyaAndri menjelaskan saat ini kedua pelaku ditahan di Polres Tebo untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaIbu pembunuh bocah lima tahun AAMS, SNF (26) di Bekasi menjalani pemeriksaan psikologi di RS Polri Kramat Jati dua hari lalu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat mengetahui pilihan sang putra, sosok sang ayah disebut sempat merasa kaget.
Baca SelengkapnyaTragis pelaku beraksi saat anaknya tengah tertidur pulas
Baca SelengkapnyaDi hari pertambahan usia ia justru mendapatkan kado terindah atas keberhasilan anaknya yang menjadi seorang polisi.
Baca SelengkapnyaPolisi yang diduga melakukan pencabulan terhadap anak tiri disebut sempat meminta pada pelapor untuk mencabut laporannya.
Baca SelengkapnyaPria ini bagikan kisah jadi anak tunggal bayi tabung. Semua keinginan tercapai.
Baca SelengkapnyaSeorang polisi muda anak petani tiba-tiba dipanggil komandan dan diminta untuk melakukan misi sebagai polisi dalam waktu satu bulan.
Baca Selengkapnya