Merdeka.com - Kasus dugaan pelecehan yang ditudingkan seorang pria inisial D terhadap Make Up Artis Andy Chun masih diusut Polsek Setiabudi. Polisi menyebut telah memeriksa Andy Chun selaku terlapor dan satu orang saksi.

Kapolsek Setiabudi AKBP Yogen Heroes Baruno mengatakan diketahui si pelapor D tinggal satu atap dengan Andy Chun dan satu orang saksi.

"Sudah (diperiksa Andy Chun). Malah dengan saksi yang tinggal di situ juga. Kan mereka serumah tiga orang (D, Andy Chun, dan satu orang lainnya)," kata Yogen ketika dikonfirmasi merdeka.com Kamis (8/4).

Yogen mengatakan pihaknya telah bergerak cepat untuk meminta sejumlah keterangan kepada pihak-pihak yang bersangkutan, semenjak adanya laporan dari D yang walaupun belum dilengkapi oleh pelapor.

"Enggak lama setelah ada laporan di hari yang sama, terlapor (Andy Chun) kita jemput untuk dimintai keterangan. Betul (tinggal serumah) D, AC dan 1 lagi Cowo semua," tuturnya.

Lantas dari hasil pemeriksaan sementara itu, Yogen mengungkapkan berdasarkan satu saksi yang tinggal serumah tersebut. Didapati kalau laporan dugaan pelecehan seksual yang dilayangkan D tidak pernah terjadi.

"Intinya dari saksi, menguatkan terlapor bahwa tidak pernah ada kejadian (pelecehan seksual) seperti yang disampaikan pelapor," ungkapnya.

Postingan Pelapor Soal Kasus Pelecehan

Sebelumnya, kasus dugaan pelecehan seksual ini berawal dari postingan pemilik akun Instagram @deeditj di Insta Story yang kemudian diunggah oleh akun gosip. @deeditj meminta tolong dan menyebut Andy Chun melakukan pelecehan seksual padanya.

"Tolong ditangkap makeup artis ini andychunchun masih banyak korban yang dilecehkan tapi semua takut untuk bersuara. Makeup artis cab**!!" tulis @deeditj.

Setelah meminta tolong, @deeditj membuat postingan lain yang menyebut dirinya sudah berhasil kabur dari rumah Andy Chun. Walau begitu @deeditj bilang kalau masih banyak korban yang tak bisa kabur dari Andy Chun.

"Saya sudah berhasil keluar dari rumah pelaku. Saya di tempat yang aman sekarang saya mohon di mana sajakah saya harus melapor, dan masih banyak korban di sana, tapi mereka takut untuk keluar karena mereka tak tau harus pergi kemana, karena mereka baru berusia 19 tahun @polres_metro_jakartaselatan," tulisnya.