Penyebab Kematian Terbanyak Jemaah Haji karena Cardiovaskular
Merdeka.com - Data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu, Kementerian Agama mencatat sebanyak 83 jemaah wafat sampai dengan Senin (1/8) kemarin. Mayoritas jemaah wafat karena kekambuhan penyakit cardiovaskular yang diidap.
"Penyebab kematian terbanyak karena cardiovaskular. Ini pemicunya bukan hanya karena punya komorbid jantung atau hipertensi atau diabetes, bisa juga tanpa komorbid, tapi karena kelelahan dan juga karena usia sehingga terkena serangan jantung," kata Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Imran Saleh, kepada tim Media Center Haji (KKHI).
Diakuinya, cukup banyak jemaah yang mengalami kelelahan pascapuncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna). Belum lagi, sebanyak 63 persen jemaah haji Indonesia adalah mereka yang terpantau risiko tinggi.
"Yang kami maksud jemaah risti adalah baik dari sisi umur usia di atas 60 tahun walaupun tanpa penyakit, itu termasuk risti. Karena kemampuan adaptasi terhadap lingkungan yang ekstrem berkurang di usia itu," jelasnya.
"Risti berikutnya adalah mereka yang memiliki penyakit komorbid baik yang di atas 60 dan di bawah 60," katanya.
Imran menuturkan pihak kesehatan sudah memastikan dan mengecek kondisi sejak mereka di Tanah Air. Hasilnya, masih dalam kategori terkontrol. Tetapi karena perubahan suhu, lingkungan dan tentunya aktivitas yang padat, maka jemaah yang memili komorbid berpeluang besar mengalami kekambuhan.
"Tapi ketika berada di Arab Saudi tentu ini ada perubahan dan perubahan dalam aktivitas lebih berat sehingga bisa saja terjadi kambuh penyakitnya," jelasnya.
Imran menambahkan, pada penyelanggaraan haji di tahun-tahun sebelumnya, critical periode terjadi sampai hari ke 60. Setelah itu, maka masalah kesehatan atau kematian sudah landai.
"Sekarang Alhamdulillah boleh dikatakan critical periode sudah hampir selesai dan kita masih optimistis, mudah-mudahan jemaah kita tetap sehat setelah critical periode ini," tutup Imran.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kementerian Kesehatan mencatat, jemaah haji yang mengidap demensia pada penyelenggaraan haji tahun 2023 mengalami peningkatan drastis.
Baca SelengkapnyaKemenag akan melakukan verifikasi untuk mengetahui kesehatan dan kesiapan jemaah.
Baca SelengkapnyaKementerian Agama mencatat jemaah haji kategori lansia tersebut berusia 96-109 tahun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jemaah haji dengan latar belakang ini pun harus mendapatkan pelayanan khusus.
Baca SelengkapnyaAngka kematian tersebut menjadi tertinggi selama penyelenggaraan ibadah haji.
Baca SelengkapnyaAdapun kuota jemaah haji tahun 2024 ini mencapa 241 ribu orang.
Baca SelengkapnyaKementerian Agama terus mematangkan layanan haji, seperti transportasi, akomodasi, konsumsi, dan berbagai layanan lainnya di Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaKomposisi itu dilakukan dengan mempertimbangkan keselamatan jemaah haji.
Baca SelengkapnyaPemerintah Arab Saudi melarang keras jemaah haji maupun umrah membawa jimat.
Baca Selengkapnya