Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Meriahnya Tradisi Endog-endogan Banyuwangi, Arak Ribuan Telur dari Lima Penjuru

Meriahnya Tradisi Endog-endogan Banyuwangi, Arak Ribuan Telur dari Lima Penjuru Tradisi Endog-endogan Banyuwangi Arak Ribuan Telur dari Lima Penjuru. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, warga Banyuwangi menggelar tradisi Endog-endogan. Mereka mengarak ribuan telur yang ditancapkan di batang pohon pisang sebagai simbol nilai-nilai Islam yang harus dimiliki setiap umat Islam.

Tradisi endog-endogan ini sangat popular di Banyuwangi. Hampir di setiap kampung di Banyuwangi, warga menyambut Maulid Nabi (Kelahiran Nabi Muhammad SAW) secara sukacita dengan mengarak ribuan telur mengelilingi kampungnya.

Ribuan telur yang dihias beraneka warna tersebut lalu ditancapkan dalam sebuah batang pisang (jodang). Satu jodang biasanya terdapat 50 telur yang masing-masing telah ditempatkan sebuah wadah kecil yang menarik.

tradisi endog endogan banyuwangi arak ribuan telur dari lima penjuruTradisi Endog-endogan Banyuwangi Arak Ribuan Telur dari Lima Penjuru©2019 Merdeka.com

Saat mengarak telur, warga akan melantunkan sholawat sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Tua muda, mereka berjalan keliling kampung mengumandangkan sholawat sembari menggaungkan salawat nabi

Tradisi yang telah lekat itu pulalah yang mengilhami pemkab Banyuwangi menggelar Festival Endog-endogan dan dimasukkan dalam agenda Banyuwangi Festival.

Seperti tahun ini yang digelar Sabtu pagi, (9/11/2019). Mengenakan pakaian serba putih, ribuan warga mengarak jodong telur, datang dari lima penjuru yang melambangkan jumlah sholat wajib umat muslim. Sholawat Nabi terus dikumandangkan mengiringi arak-arakan telur tersebut.

Arak arakan tersebut bertemu tepat di depan Masjid Agung Baiturrahman, Banyuwangi. Lokasi ini merupakan lokasi baru setelah pada tahun tahun sebelumnya Festival Endhog-endhogan selalu berpusat di depan Kantor Pemkab Banyuwangi. Hadir dalam acara tersebut, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Wabup Yusuf Widyatmoko, dan jajaran forpimda lainnya.

tradisi endog endogan banyuwangi arak ribuan telur dari lima penjuru©2019 Merdeka.com

Bupati Anas mengatakan tradisi Endhog-endhogan merupakan salah satu cara masyarakat Banyuwangi memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Bila biasanya digelar di jalanan kota, tahun ini dipusatkan di Masjid Agung Baiturrahman.

"Tahun ini kami pusatkan di masjid besar karena sebagai simbol persatuan ulama dan umaro (pemimpin). Kami ingin Banyuwangi kedepannya terus menjadi daerah yang maju sekaligus terjaga kesholihan sosialnya dengan tuntunan dari para ulama daerah," kata Anas.

"Tidak hanya digelar meriah yang berpusat di Masjid Agung, tapi juga dilaksanakan serentak di setiap masjid di 25 kecamatan se-Banyuwangi," imbuhnya.

Ada filosofi yang terkandung dalam tradisi endog-endogan ini. Telur sebagai simbol terdiri dari tiga lapis, yakni kulit, putih telur dan kuning telur. Kulit telur diibaratkan sebagai lambang keislaman sebagai identitas seorang muslim.

Putih telur, melambangkan keimanan, yang berarti seorang yang beragama Islam harus memiliki keimanan yakni mempercayai dan melaksanakan perintah Allah SWT. Lalu kuning telur melambangkan keihsanan, memasrahkan diri dan ikhlas dengan semua ketentuan Allah SWT.

"Islam, Iman dan Ihsan adalah harmonisasi risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang jika ditancapkan pada diri manusia akan menghasilkan manusia yang mencerminkan akhlak Rasulullah. Inilah makna Festival endhog-endhogan agar kita selalu ingat dan menjalankan tuntunan nabi," terang Anas.

tradisi endog endogan banyuwangi arak ribuan telur dari lima penjuruTradisi Endog-endogan Banyuwangi Arak Ribuan Telur dari Lima Penjuru ©2019 Merdeka.com

Ditambahkan dia, festival endhog-endhogan merupakan sebuah syiar Islam yang sarat dengan nilai dan kearifan lokal. Dalam tradisi terkandung pula semangat gotong royong dan saling tolong antar sesama.

"Kegiatan ini juga untuk mempererat silaturahmi. Kami dan warga berkumpul, lalu makan bareng memakai ancak (nampan dari daun pisang-red). Ini adalah nilai-nilai kebersamaan yang perlu kita jaga dengan baik," ujar Anas.

Dalam peringatan tersebut, juga diisi tausiah agama dari KH Ali Makki, Ketua PC NU Banyuwangi. Dalam tausiahnya, Gus Maki mengatakan jika peringatan Maulid Nabi sudah selayaknya dilakukan oleh umat muslim, sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi yang akan memberikan syafaatnya bagi umat muslim kelak di hari akhir.

Di akhir acara, Festival endhog-endhogan diakhiri dengan memakan nasi ancak bersama-sama. Satu ancak yang berisi nasi dan lauk pauk dimakan oleh 4-5 orang. Keguyuban pun langsung terasa saat semua berbaur bersama-sama memakan hidangan tersebut.

tradisi endog endogan banyuwangi arak ribuan telur dari lima penjuruTradisi Endog-endogan Banyuwangi Arak Ribuan Telur dari Lima Penjuru ©2019 Merdeka.com

"Senang sekali bisa merayakan Maulid bersama Bupati dan semua orang di sini, biasanya saya ikut endhog-endhogan yang ada di kampung, namu hari ini saya sengaja ikut gabung di masjid agung untuk merasakan perayaan yang berbeda," kata Fauzul, salah seorang warga.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengulik Tradisi Bersyukur dengan Bubur Sumsum, Ternyata Punya Makna dan Filosofi Mendalam
Mengulik Tradisi Bersyukur dengan Bubur Sumsum, Ternyata Punya Makna dan Filosofi Mendalam

Bubur ini bukan sekadar makanan untuk dimakan secara biasa, tetapi memiliki makna yang mendalam dalam konteks tradisi Jawa.

Baca Selengkapnya
Serunya Kerapan Kerbau Tradisi Petani di Lumajang Jelang Masa Tanam
Serunya Kerapan Kerbau Tradisi Petani di Lumajang Jelang Masa Tanam

Selain sebagai hiburan, menyaksikan keseruan kerbau beradu kecepatan, kultur ini juga sebagai simbol rasa syukur dan doa para petani,

Baca Selengkapnya
Perahu Bidar, Tradisi Lomba Perahu di Sungai Musi yang Sudah Ada sejak 1898
Perahu Bidar, Tradisi Lomba Perahu di Sungai Musi yang Sudah Ada sejak 1898

Tradisi lomba Perahu Bidar ini sudah berlangsung sejak Kesultanan Palembang tepatnya pada tahun 1898. Lomba ini juga dikenal dengan istilah Kenceran.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Bebehas, Tradisi Mengumpulkan Beras ala Masyarakat Muara Enim yang Mulai Ditinggalkan
Mengenal Bebehas, Tradisi Mengumpulkan Beras ala Masyarakat Muara Enim yang Mulai Ditinggalkan

Dari tahap awal sampai akhir, tradisi ini melibatkan orang banyak alias dikerjakan secara bergotong-royong dan dilaksanakan dengan penuh suka cita.

Baca Selengkapnya
Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita
Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita
Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita

Topeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tari Piriang Suluah, Seni Tradisional Simbol Kehidupan Petani di Padang Panjang
Mengenal Tari Piriang Suluah, Seni Tradisional Simbol Kehidupan Petani di Padang Panjang

Kesenian tradisional ini menggambarkan kehidupan masyarakat Padang Panjang yang bekerja sebagai petani.

Baca Selengkapnya
Aksi Bersih-Bersih Relawan Ganjar dan Pasukin, Simbol Kepedulian Jaga Bumi
Aksi Bersih-Bersih Relawan Ganjar dan Pasukin, Simbol Kepedulian Jaga Bumi

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi masyarakat luas tentang pentingnya menjaga kebersihan alam

Baca Selengkapnya
Punya Arti Filosofi, Ini Tujuan Program Berbagi Ketupat kepada Masyarakat
Punya Arti Filosofi, Ini Tujuan Program Berbagi Ketupat kepada Masyarakat

Secara filosofi, ketupat merupakan makanan khas dalam budaya Indonesia sebagai simbol perayaan keluarga dan sosial.

Baca Selengkapnya