Koalisi LSM desak Jokowi segera bentuk TGPF kasus Novel Baswedan
Merdeka.com - Sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Anti Korupsi mendesak Presiden Joko Widodo agar dapat segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk kasus penyidik KPK, Novel Baswedan.
Siaran pers Koalisi yang diterima di Jakarta, Sabtu (13/1), menyatakan jangka waktu sembilan bulan sudah terlalu lama untuk Polri mengungkap penyerangan terhadap Novel Baswedan, dan hingga kini dinilai masih belum ada titik terang terkait penyerangan tersebut.
Koalisi menilai, pencapaian Polri dalam mengungkap perkara ini hanya dilansirnya sketsa wajah yang diduga sebagai penyerang Novel Baswedan, pada November 2017 lalu, dibarengi dengan nomor hotline yang bisa dihubungi manakala warga memiliki informasi terkait pelaku.
LSM juga menilai, minimnya perkembangan dalam penanganan perkara Novel Baswedan tersebut menunjukkan minimnya komitmen dan itikad baik dari kepolisian, khususnya Polda Metro Jaya, dalam mengungkap pelaku penyerangan dan dalang di balik penyerangan tersebut.
Padahal, Polri sebelumnya pernah berkali-kali mengungkap perkara pidana berbekal rekaman CCTV, seperti kasus penyekapan dan perampokan yang mengakibatkan kematian di Pulomas, penyerangan terhadap pakar telematika ITB Hermansyah di Tol Jagorawi, dan pembunuhan di Kampung Rambutan.
Pada ketiga perkara ini, Polri bisa menemukan dan menangkap tersangka pelaku kejahatan dalam jangka waktu 1-3 hari, dengan berbekal CCTV di sekitar lokasi kejadian.
Kemampuan Polri juga sudah teruji dalam menangani perkara yang kompleks seperti dalam pemberantasan terorisme. Dalam beberapa perkara, Polri bahkan dapat membekuk kelompok teroris, bahkan sebelum melakukan serangan teror.
Contoh-contoh kejadian ini menunjukkan bahwa Polri mampu mengungkap perkara dengan serius, kecuali untuk perkara penyerangan terhadap Novel Baswedan. Untuk itu, LSM mendesak Presiden mengevaluasi kinerja Polda Metro Jaya serta membentuk TGPF yang bersifat independen untuk mempercepat pengungkapan kasus itu.
Koalisi Masyarakat Anti Korupsi terdiri atas YLBHI, Pusat Studi Hukum dan Kebijakan, LBH Jakarta, Indonesia Corruption Watch, Kontras, dan LBH Pers.
Sebelumnya, KPK menginformasikan bahwa dokter yang menangani Novel Baswedan di Singapura masih harus melakukan rangkaian pengobatan, khususnya terhadap mata kiri.
"Setelah melewati 257 hari atau lebih dari 8 bulan, saat ini Novel masih berada di Singapura dan harus melakukan rangkaian pengobatan, khususnya terhadap mata kiri," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah, Rabu (27/12).
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo mengapresiasi sikap Presiden Jokowi yang tidak langsung terlibat dalam kampanye salah satu paslon Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaTPN Ganjar-Mahfud merespons pernyataan Presiden Jokowi yang menyebutkan presiden dan menteri diperbolehkan memihak dan ikut melakukan kampanye saat pemilu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menanggapi isu salam empat jari hingga gerakan tak memilih pasangan Capres nomer 2, Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo ungkap alasan dibalik pemberian kenaikan pangkat Jenderal Kehormatan untuk Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaPenghentian sementara penyaluran bansos ini untuk menghormati tahapan pemilu dan mendukung kelancaran pesta demokrasi tersebut.
Baca SelengkapnyaJK mengapresiasi Jokowi yang menegaskan tidak akan ikut kampanye Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaBahkan, kata Rosan, Prabowo sudah menyatakan secara terbuka jika terpilih menjadi Presiden akan merangkul semua pihak.
Baca SelengkapnyaWacana pemakzulan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) muncul menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Baca Selengkapnya