Kisah Pilu Bocah 13 Tahun Tewas di Tangan Ibu Kandung
Saat jasadnya ditemukan warga, korban sudah dalam kondisi berlumuran darah.
Saat jasadnya ditemukan warga, korban sudah dalam kondisi berlumuran darah.
Kisah Pilu Bocah 13 Tahun Tewas di Tangan Ibu Kandung
Seorang bocah laki-laki berinisial MR tewas usai disiksa oleh ibu kandung beserta paman dan kakeknya. Anak berusia 13 tahun itu tinggal di Desa Parigimulya, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Nahas, MR ditemukan tewas di saluran irigasi, Desa Bugis, Kecamatan Anjan, Kabupaten Indramayu, Rabu (4/10).
Mengutip dari akun instagram @ini_polisi terlihat korban sedang membersihkan kandang sapi milik keluarganya menggunakan serokan yang terbuat dari kayu.
"Satu hari sebelum terbunuh dia selalu setiap hari bersihin kandang" narasi dalam video.
Video tersebut viral di media sosial dan tuai berbagai komentar dari warganet yang geram oleh pelaku pembunuhan.
Pada video lainnya, terlihat ibu dan paman korban digiring masuk ke dalam kantor polisi Indramayu.
Pengunggah juga memberi penjelasan kronologi terkait kasus pembunuhan bocah berusia 13 tahun itu.
Diketahui, anak tersebut bernama Muhammad Rauf yang tewas secara mengenaskan oleh ibunya Nurhani (40), sang paman S (24) dan kakeknya sendiri, W (70).
Saat jasadnya ditemukan oleh warga sekitar, Rauf sudah dalam kondisi berlumuran darah dengan tangan yang terikat ke belakang.
Ia tewas usai dianiaya lalu dibuang oleh ibunya ke saluran irigasi dalam kondisi masih hidup. Ibu korban, Nurhani mengaku bahwa anaknya masih berbicara meski sekujur tubuhnya dipenuhi oleh luka dan berlumur darah.
Rauf sempat merintih kesakitan, mengantuk dan lelah kepada ibunya namun tak digubris.
"Ma sakit Ma, Ma saya ngantuk Ma, capek Ma," ucap terakhir Rauf.
Dalam keterangan, Rauf diketahui sering tinggal dijalanan setelah orang tuanya bercerai. ia kerap terlihat tidur di poas ronda dan temapt umum lainnya serta meminta-minta untuk makan.
Bocah tersebut juga pernah mencuri makanan disalah satu warung warga namun tak pernah dihakimi karena prihatin.