Kepala BMKG Sebut Data Kelautan yang Akurat dan Andal Penting untuk Hadapi Perubahan Iklim
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menilai saat ini kondisi bumi kekinian mengkhawatirkan dan tidak mudah diprediksi. Dia menjelaskan, dibutuhkan pengamatan dan pelayanan wilayah pesisir dan laut secara terpadu guna mendukung ketahanan terhadap perubahan iklim dan bahaya laut lain.
"Pengamatan dan layanan laut yang berkelanjutan sangat penting dan relevan untuk mengurangi potensi permasalahan dan ancaman yang timbul akibat perubahan iklim maupun ancaman lainnya," kata Dwikorita dalam rangkaian event COP28: Water For Life yang digelar di Uni Emirat Arab. Dikutip dari keterangan tertulis, Senin (18/12).
Dwikorita melanjutkan, data dan informasi kelautan yang akurat dan andal juga bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian, pembangunan sektor kelautan perikanan, keamanan dan keselamatan pelayaran, serta memperkuat sistem peringatan dini bencana.
Dalam agenda tersebut, Dwikorita didapuk sebagai panelis terkait tema Earth Information Day yang meliputi topik bahasan peran pengamatan dalam mendukung pelaporan nasional, apa saja kebutuhan informasi untuk Global Stocktake ke-2 (GST2), dan Kemitraan sektor publik-swasta dalam pengamatan gas rumah kaca (GRK).
"Interaksi darat laut telah menjadi pendorong utama karakteristik cuaca iklim. ENSO dan IOD telah menjadi faktor yang menonjol karena posisi geografis Indonesia yang berada di antara dua benua dan dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Pasifik," ujarnya.
berita untuk kamu.
Selain itu, lanjut Dwikorita, aktivitas arus lintas Indonesia juga turut mempengaruhi kondisi cuaca dan iklim. Selama tiga tahun terakhir, Indonesia mengalami Triple-Dip La Nina yakni pada tahun 2020-2022. Di tahun 2023 ini, Indonesia menghadapi kekeringan cukup parah disebabkan oleh El Nino.
Indonesia memiliki wilayah pesisir dan laut yang strategis dan penting. Indonesia merupakan negara dengan kepulauan terbesar di dunia. Air mendominasi total wilayah Indonesia, bahkan panjang pantai Indonesia adalah 99.000 km, terpanjang kedua di dunia setelah Kanada.
"Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk berkolaborasi melakukan pengamatan laut guna mengatasi tantangan perubahan iklim. Mengingat pemantauan laut dan pesisir membutuhkan biaya yang besar, sehingga membutuhkan kemitraan di luar sektor publik untuk pengamatan laut yang berkelanjutan," bebernya.
Baginya, ketersediaan data dan informasi akurat mengenai laut menjadi salah satu bentuk mitigasi. Dengan data tersebut, bisa jadi acuan negara-negara lain dalam merumuskan kebijakan guna mengantisipasi dan meminimalisir risiko yang ditimbulkan dari perubahan iklim.
- Merdeka
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berbicara soal potensi angin puting beliung ekstrem muncul di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaHari ini, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang
Baca SelengkapnyaKepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani mengatakan dalam sepekan ke depan cuaca ekstrem tersebut dapat terjadi di sebagian besar Sumatera.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Peringatan dini mengenai cuaca itu disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Baca SelengkapnyaBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem berupa hujan disertai petir akan terjadi selama sepekan ke depan di Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaPenyebab angin puting beliung dampak dari ikutan pertumbuhan awan sibi. Di mana awan sibi ini merupakan awan yang menyebabkan terjadinya hujan lebat.
Baca SelengkapnyaPrakiraan BMKG: Ada Potensi Cuaca Ekstrem di Musim Mudik, Sejumlah Daerah akan Hujan Hingga Angin Kencang
Baca SelengkapnyaBMKG menetapkan 12 daerah berstatus siaga hingga waspada cuaca ekstrem
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi selama periode 31 Desember 2023 hinggga 2 Januari 2024, hujan sedang hingga lebat berpotensi melanda sejumlah wilayah.
Baca Selengkapnya