Kemenkes: Penyandang Penyakit Jantung Berisiko Terkena Covid-19 Keadaan Klinis Buruk
Merdeka.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengajak masyarakat menjaga pola hidup sehat untuk mencegah penyakit jantung. Kemenkes menyatakan penderita sakit jantung sangat berisiko tertular Covid-19.
"Penyandang penyakit jantung berisiko terkena Covid-19 dengan keadaan klinis yang buruk bahkan menyebabkan kematian," kata Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu dalam konferensi pers Hari Jantung Sedunia Tahun 2021 disiarkan melalui YouTube Kementerian Kesehatan RI, Senin (27/9).
Maxi mengatakan, berdasarkan riset dilakukan Kemenkes tahun 2018, prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter Indonesia sebesar 1,5 persen. Peringkat prevalensi tertinggi berada di Provinsi Kalimantan Utara sebesar 2,2 persen.
Penyakit jantung disebabkan banyak hal, di antaranya diet tidak seimbang, kurang beraktivitas fisik, kebiasaan merokok, terpapar asap rokok dan konsumsi alkohol.
"Selain itu, penyakit hipertensi, diabetes, obesitas dan kandungan lemak dalam darah juga menjadi faktor risiko timbulnya penyakit jantung," ujar dia.
Menurut Maxi, pemerintah melakukan percepatan pencegahan penyakit jantung melalui upaya promotif secara masif. Upaya promotif ini meliputi pencegahan primer dan sekunduer.
Pencegahan primer seperti mengedukasi masyarakat pentingnya menjaga pola hidup sehat, mengenyahkan asap rokok, meningkatkan aktivitas fisik dan menghindari berat badan berlebihan. Sedangkan pencegahan primer yakni melakukan deteksi dini atau skrining berkala dengan melibatkan BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan).
Pemerintah, lanjut Maxi, juga melakukan upaya preventif, kuratif dan rehabilitatif melalui transformasi sistem kesehatan untuk menangani pasien penyakit jantung.
"Tentu penguatan transformasi di layanan peruntukkan yaitu rumah sakit dengan kita menyiapkan lebih dari 50 rumah sakit khusus nasional dan regional. Kemudian transformasi sistem kesehatan lain yaitu penguatan farmasi serta pembuatan tanggap darurat sehingga pasien tetap terlayani," tandasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kementerian Kesehatan juga menyatakan bahwa ada 13.675 petugas pemilu yang tengah dirawat.
Baca SelengkapnyaHal ini memungkinkan para pemudik untuk tetap mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan tanpa harus beralih ke fasilitas kesehatan baru.
Baca SelengkapnyaBeredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaUntuk menjadi negara maju tak cuma mengedepankan kecerdasan sumber daya manusianya saja.
Baca Selengkapnya