Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini si manis Halua, kuliner Lebaran khas Melayu Langkat

Ini si manis Halua, kuliner Lebaran khas Melayu Langkat Manisan Haluwa. ©wordpress.com

Merdeka.com - Bila Anda menyempatkan diri berlebaran ke Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, maka tak ada salahnya mencicipi kuliner tradisional yang disajikan warga setempat. Ya, orang-orang Melayu Langkat biasanya selalu menghidangkan Halua manisan kepada para tamu yang berkunjung saat Idul Fitri.

Menurut salah seorang pembuat halua di kota Stabat, Ani Syafii, halua adalah sejenis manisan yang terbuat dari berbagai macam buah yang tumbuh di Kabupaten Langkat.

Buah-buahan seperti seperti pepaya, cabai, labu, wortel, daun pepaya, buah gelugur, buah renda, terong, kolang kaling, buah gundur, yang sudah dibersihkan ini lalu diberikan gula untuk kemudian diendapkan selama beberapa hari.

Setelah dicampur dengan gula yang dipanaskan, atau pun dimasukkan langsung dalam manisan yang sudah dibentuk, lalu siap untuk disajikan kepada para tamu yang datang ke rumah ketika berlebaran.

"Setelah itu baru bisa dihidangkan kepada para tamu," ujar Ani, seperti diberitakan Antara, Selasa (15/7). Menurut orang-orang yang sudah mencicipinya, rasa Halua manisan ini sangat enak dan manis.

Dalam Bahasa Arab, Halua memang berarti manisan. Halua sendiri, merupakan sajian ciri khas dari masyarakat Melayu ketika menyambut tamu datang pada saat Lebaran. "Jadi, warga Melayu Langkat tidak akan lupa menyuguhkan hidangan manisan Halua buat tamu yang datang," kata Ani.

Ani Syafii lebih jauh menceritakan, dengan rasa yang manis dan sedikit asam membuat manisan halua yang dibuatnya setiap tahun selalu diminati para pembeli. Untuk tahun ini misalnya, manisan halua yang telah dipersiapkan mencapai 200 kilogram.

Saat ini, manisan Halua yang telah dibentuk dengan berbagai variasi tak hanya digemari warga lokal saja. Tapi, peminat Halua juga datang dari Aceh, Pekanbaru hingga Jakarta.

"Harganya tentu bervariasi tergantung bentuk halua yang diinginkan tiap pembeli. Harganya bisa mencapai Rp 70 ribu-Rp 75 ribu per kilogram. Tapi kalau yang lebih mahal seperti manisan cabai harganya bisa Rp80 ribu-Rp 100 ribu per kilogram," urainya.

Ani menuturkan, di antara manisan halua yang dibuatnya rata-rata para pembeli yang datang ke tempat usahanya di Jalan Kiyai Haji Zainal Arifin Stabat lebih menyukai manisan dari buah cabai. Dalam sehari menjelang Lebaran, biasanya manisan halua cabai sudah habis terjual meski sudah dibuat lebih dari 20 kilogram.

Nasbah Lubis, yang kebetulan membeli halua manisan, menjelaskan setiap tahunnya dia memesan manisan halua mencapai 10 kilogram. Biasanya, makanan itu dia beli untuk dibawa dan dibagi-bagikan kepada sanak keluarganya yang berada di Medan.

"Kita harus bawa manisan halua setiap Lebaran, karena para saudaranya akan bertanya bawa halua apa tidak?" katanya.

Manisan halua ini, lalu dihidangkan, dan akan dinikmati oleh keluarga yang datang berlebaran, dan biasanya dalam tempo singkat manisan halua yang dihidangkan dipastikan akan habis.

Demikian juga dengan ibu Bariah, yang ditemui secara terpisah. Dia menjelaskan, kalau hidangan halua belum disajikan, akan terasa kurang sajian makanan yang disajikan, bagi masyarakat di Kabupaten Langkat.

Baginya, karena halua merupakan ciri khas makanan di hari lebaran, dipastikan harus ada di setiap rumah masyarakat Melayu maupun warga lainnya yang sudah bermukim lama di bumi Langkat. "Harus ada manisan halua yang disajikan di setiap Lebaran," katanya.

(mdk/hhw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
6 Kue Lebaran Khas Minang, Ada yang Bentuknya Unik hingga Berbahan Dasar Bawang Merah

6 Kue Lebaran Khas Minang, Ada yang Bentuknya Unik hingga Berbahan Dasar Bawang Merah

Momen perayaan lebaran tidak lepas dari suguhan kuliner khas daerah yang lezat dan jarang sekali ditemukan keberadaannya.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Putu Piring, Makanan Khas Melayu Riau yang Terbuat dari Tepung Beras dan Rempah-Rempah

Mencicipi Putu Piring, Makanan Khas Melayu Riau yang Terbuat dari Tepung Beras dan Rempah-Rempah

Makanan tradisional khas Kepulauan Riau ini selalu diburu penggemarnya sebagai sajian berbuka puasa.

Baca Selengkapnya
7 Menu Khas Lebaran yang Wajib Ada, Ini Aneka Resepnya

7 Menu Khas Lebaran yang Wajib Ada, Ini Aneka Resepnya

Tak lengkap merayakan lebaran Idul Fitri tanpa hidangan-hidangan berikut ini.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mencicipi Intip Ketan, Kuliner Khas Kudus yang Hanya Muncul pada Bulan Ramadan Konon Sudah Ada Sejak Zaman Wali Songo

Mencicipi Intip Ketan, Kuliner Khas Kudus yang Hanya Muncul pada Bulan Ramadan Konon Sudah Ada Sejak Zaman Wali Songo

Di Kudus, penjual intip ketan sudah jarang ditemui. Bisa dibilang makanan tradisional ini kini sangat langka.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Kue Tetu, Kuliner Buka Puasa Khas Warga Kota Palu

Mencicipi Kue Tetu, Kuliner Buka Puasa Khas Warga Kota Palu

Kue Tetu merupakan sebuah kudapan berbahan dasar tepung terigu dan santan kelapa.

Baca Selengkapnya
Begini Tips agar Tetap Dapat Makan Enak saat Merayakan Lebaran

Begini Tips agar Tetap Dapat Makan Enak saat Merayakan Lebaran

Saat menjalani lebaran, beragam hidangan lezat sudah menyambut kita. Pada kondisi ini, terdapat cara agar kita tetap dapat makan lezat tanpa rasa khawatir.

Baca Selengkapnya
7 Resep Kue Lebaran Tradisional yang Enak & Renyah, Sajian Favorit Semua Orang

7 Resep Kue Lebaran Tradisional yang Enak & Renyah, Sajian Favorit Semua Orang

Berikut kumpulan resep kue lebaran tradisional yang menjadi sajian favorit banyak orang.

Baca Selengkapnya
Cara Membuat Ketupat Lebaran yang Gurih, Empuk, dan Tahan Lama

Cara Membuat Ketupat Lebaran yang Gurih, Empuk, dan Tahan Lama

Berikut bahan-bahan yang diperlukan agar ketupat menjadi lebih sedap.

Baca Selengkapnya
5 Cara Mencegah Makan Berlebih saat Berbuka Puasa

5 Cara Mencegah Makan Berlebih saat Berbuka Puasa

Makan berlebih bisa terjadi pada saat berbuka puasa, hindari terjadinya hal ini terutama ketika berkembang menjadi penyimpangan makan.

Baca Selengkapnya