Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini penjelasan ahli geologi UGM terkait gempa bumi di Pidie Jaya

Ini penjelasan ahli geologi UGM terkait gempa bumi di Pidie Jaya Evakuasi korban gempa aceh. ©2016 Merdeka.com/afif

Merdeka.com - Gempa bumi berkekuatan 6,5 skala richter mengguncang wilayah Pidie Jaya, Aceh, Rabu (06/12) pukul 05.03 WIB. Menurut pakar gempa dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Gayatri Indah Marliyani, S.T., M.Sc., gempa bumi yang terjadi di Pidie Jaya merupakan dampak dari aktivitas sesar aktif di wilayah tersebut. Pergerakan sesar aktif yang terjadi bersifat mendatar dan dekstral (menganan).

"Gempa Pidie Jaya ini disebabkan oleh pergerakan sesar aktif di kawasan tersebut. Sesar aktif yang bergerak di Pidie Jaya ini merupakan cabang dari sesar Sumatera di bagian utara. Sesar ini berorientasi barat laut-tenggara. Gempa ini terjadi karena pengaruh dari pergerakan sesar yang sudah ada tapi belum terpetakan sebelumnya," tutur Gayatri di Departemen Teknik Geologi UGM, Rabu (06/12).

Geolog asal UGM ini menerangkan bahwa adanya tekanan dari zona subduksi atau penunjaman di selatan Sumatera memberikan gaya tekan yang kuat ke daerah permukaan. Akibatnya membentuk sesar-sesar yang aktif. Gempa itu kemudian terjadi akibat pergerakan dari sesar-sesar ini.

"Gempa di Pidie Jaya disebabkan oleh pergerakan sesar yang bersifat mendatar dan terjadi di kedalaman yang dangkal, maka gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Akan tetapi, gempa yang terjadi ini bersifat merusak, terutama disebabkan oleh kedalamannya yang dangkal dan terjadi di kawasan permukiman padat penduduk," urai anggota tim revisi peta gempa nasional ini.

Gayatri menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi disebabkan karena jarak antara pusat gempa dengan permukaan sangat dekat dan energi yang dilepaskan besar. Sehingga ketika mencapai permukaan gelombang dengan energi yang besar ini bersifat merusak.

"Meskipun tidak berpotensi tsunami, masyarakat harus tetap waspada dan mengantisipasi kejadian gempa susulan. Meskipun gempa susulan yang terjadi memiliki kekuatan yang lebih kecil dan akan terus menurun. Yang harus dilakukan terutama adalah memeriksa kondisi bangunan karena jika bangunan sudah rusak atau retak parah, getaran gempa yang kecil pun mampu merobohkan bangunan," saran Gayatri.

Mengingat Indonesia merupakan wilayah rawan gempa bumi, Gayatri menekankan pentingnya upaya mitigasi bencana gempa. Salah satu langkah yang perlu segera dilakukan adalah memetakan jalur sesar atau patahan aktif di seluruh kawasan Indonesia, terutama di kawasan padat penduduk atau perkotaan.

"Indikasi bahwa sesar ini aktif adalah adanya kegempaan di daerah sesar tersebut. Ketika sesar bergerak dan menimbulkan gempa, sesar ini akan cenderung bergerak lagi di masa yang akan datang," urainya.

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian geologi secara mendalam tentang sejarah kegempaan di sepanjang sesar tersebut. Penelitian untuk menyingkapi sejarah gempa di masa lalu, jauh melampaui batas rekaman sejarah. Selain itu, setelah terjadi gempa sebaiknya langsung melakukan pemetaan.

"Pemetaan setelah gempa penting dilakukan untuk mengetahui potensi gempa di masa mendatang," pungkasnya.

(mdk/cob)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Temuan Badan Geologi Ungkap Penyebab Rentetan Gempa di Sumedang

Temuan Badan Geologi Ungkap Penyebab Rentetan Gempa di Sumedang

Badan Geologi mengimbau untuk meningkatkan upaya mitigasi dan penataan ruang di kawasan rawan bencana gempa bumi.

Baca Selengkapnya
Gunung Merapi Alami 71 Gempa Guguran, Ini Pemicunya

Gunung Merapi Alami 71 Gempa Guguran, Ini Pemicunya

Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.

Baca Selengkapnya
Heboh Gundukan bak Gunung Baru Muncul Usai Gempa Bawean Jatim, Ini Penjelasan Ahli

Heboh Gundukan bak Gunung Baru Muncul Usai Gempa Bawean Jatim, Ini Penjelasan Ahli

Gundukan yang diduga gunung berapi itu beberapa kali diunggah di media sosial dan diberi nama Bledug Kramesan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bali dan Lombok Diguncang Gempa 4,8 Magnitudo

Bali dan Lombok Diguncang Gempa 4,8 Magnitudo

Gempa bumi yang terjadi jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia di bawah lempeng Eurasia.

Baca Selengkapnya
Gempa M5,2 Guncang Boven Digoel Papua

Gempa M5,2 Guncang Boven Digoel Papua

Belum diketahui dampak kerusakan akibat gempa tersebut

Baca Selengkapnya
Gempa Tuban, 14 Bangunan Mengalami Kerusakan

Gempa Tuban, 14 Bangunan Mengalami Kerusakan

Gempa dengan magnitudo 6,5 terjadi pukul 15.52 Wib yang berpusat dari 130 kilometer timur laut wilayah Tuban, dengan kedalaman 10 kilometer.

Baca Selengkapnya
Fakta-Fakta Gempa Kecil tapi Picu Kerusakan Dahsyat di Sumedang

Fakta-Fakta Gempa Kecil tapi Picu Kerusakan Dahsyat di Sumedang

Gempa dengan magnitudo 4,8 mengguncang Sumedang, Jawa Barat, pada Minggu (31/12).

Baca Selengkapnya
Gempa Susulan Berlanjut di Kepulauan Bawean, Jumlah Pengungsi Bertambah Jadi 34 Ribu Jiwa

Gempa Susulan Berlanjut di Kepulauan Bawean, Jumlah Pengungsi Bertambah Jadi 34 Ribu Jiwa

Gempa susulan masih terjadi di Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, banyak warga yang enggan kembali ke rumah dan lebih memilih untuk mengungsi.

Baca Selengkapnya
Ini Penyebab Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul

Ini Penyebab Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul

Daryono menyebut, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Baca Selengkapnya