Hasri Ainun, ibu negara low profile dampingi Habibie penuh cinta
Merdeka.com - Jelang era Reformasi, Indonesia dirudung huru-hara besar di seluruh penjuru nusantara. Kondisi ini membuat pemerintahan Orde Baru jatuh, Soeharto dipaksa turun dari jabatannya sebagai presiden. Pemerintahan pun berganti setelah Tanah Air dipimpin selama 32 tahun dengan tangan besi.
Sebagai wakil presiden sekaligus pendamping Soeharto di pemerintahan, Bacharudin Jusuf Habibie secara otomatis menjadi penggantinya, dia pun diangkat sebagai presiden RI ketiga. Sebagai pendamping hidupnya, dr Hasri Ainun Habibie menjadi ibu negara.
Meski menyandang status sebagai ibu negara Ainun tetap tampil low profile. Kesetiaannya sudah tidak perlu diuji, dia tetap setia mendampingi suaminya meski tidak lagi duduk di bangku pemerintahan.
Ainun lahir di Semarang pada 11 Agustus 1937. Ainun merupakan putri ke-4 dari delapan saudara. Oleh orangtuanya, H Mohammad Besari nama Hasri Ainun dapat diartikan sebagai mata yang indah. Jelang dewasa, Ainun mengambil kuliah kedokteran di Jakarta.
Pernikahannya dengan Habibie berlangsung pada 12 Mei 1962, keduanya pun memilih bulan madu di Kaliurang Yogyakarta, Bali dan dilanjutkan di Ujung Pandang. Dari pernikahannya itu, Hasri dikaruniai dua orang anak, yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.
Kisah cinta antara dua sejoli ini dituliskan sendiri oleh Habibie dalam bukunya berjudul 'Ainun dan Habibie'. Karyanya itu menarik perhatian seorang sutradara kawakan, Hanung Bramantyo. Dia pun membuat film dengan judul yang sama.
Kecintaan Habibie kepada sang istri pernah tergambar jelas pada sebuah acara penganugerahan gelar doktor honoris causa (Dr HC) dari UI. Pada kesempatan itu, Habibie membuka sebuah tabir rahasia di balik kesuksesannya.
"Di balik seorang tokoh, selalu tersembunyi peran dua perempuan, yaitu ibu dan istri. Saya juga menerima penghargaan ini atas nama keluarga, anak-anak dan cucu-cucu saya, khususnya istri saya yang terus mendampingi saya dengan tulus dan ikhlas, sehingga saya menjadi hamba Allah seperti sekarang ini," ucapnya ketika itu.
Rasa cinta itu bukan tanpa sebab. Kebersamaan mereka sudah mulai terlihat sejak keduanya mengadu nasib di Jerman. Ketika itu, pasangan yang baru saja menikah ini hidup sebagai keluarga kecil, dengan penghasilan sangat kecil pula.
Demi menghemat pengeluaran, Ainun rela menjahit sendiri seluruh perlengkapan bayinya. Pada berbagai kesempatan, Ainun tampil sebagai seorang motivator. Itu dilakukannya ketika Habibie hampir putus asa karena thesisnya diambil alih oleh pembimbingnya. Berkat dorongan dan semangat dari Ainun, Habibie malah mendapatkan ide yang jauh lebih baik dan sempurna.
Kesetiannya berlanjut ketika Habibie menjadi teknokrat, Ainun menjadi sosok yang mengatur segala hal untuk suaminya. Salah satunya, dia seakan menjadi alarm ketika Habibie belum juga kembali selama bekerja. Ketika jam telah menunjukkan pukul 22.00, Ainun menelepon Habibie dan mengingatkannya agar menjaga kesehatan.
Tak hanya itu, Ainun juga kerap mengingatkan waktu setiap kali Habibie memberikan kuliah atau ceramah. Bahkan, mantan Menteri Pendidikan Wardiman Djojonegoro, mantan menteri pendidikan di era Soeharto mengakui perhatian besar Ainun kepada suaminya.
Pada suatu kesempatan, Ainun merupakan sosok yang paling menentukan asupan gizi bagi sang suami. Habibie pun sangat taat dengan aturan makan yang diterapkan istrinya. Namun terkadang kalau Habibie makan berpisah dengan Ainun, ia sering lupa dengan aturan makan dari istrinya. Hal ini terjadi karena tidak ada orang yang tahu bagaimana makanan yang pas untuk Habibie kecuali Ainun, istrinya.
Dalam buku karangan Habibie 'Detik-detik Yang Menentukan', tergambar jelas saat Ainun mendampingi Habibie dalam kondisi yang sangat gawat dan krusial. Dalam buku yang ditulisnya, Habibie menceritakan dengan jelas peran Ainun selama mendampinginya. Ainun juga yang menjadikan Habibie selalu tenang dan matang dalam mengambil sebuah keputusan.
Rasa cinta ini membuat Habibie tidak bisa melupakan kehadiran Ainun dalam hidupnya. Rasa cita itu pula yang membuat Habibie menjadi salah satu tokoh nasional yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Meski kini Ainun sudah tidak lagi mendampingi Habibie, namun pendiri Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN/sekarang PT Dirgantara Indonesia) selalu mendoakan dan sesekali mendatangi makamnya di Taman Makam Kalibata, Jakarta Selatan.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tas itu mengundang rasa penasaran dari sosok Pak Bhabin Herman Hadi Basuki. Saat dibuka, isinya begitu tak terduga.
Baca SelengkapnyaMasa tenang Pemilu 2024 akan berlangsung mulai Minggu, 11 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaMenyambut datangnya bulan suci Ramadan 1445 Hijriyah, Mayjen Kunto dan Istri melakukan ziarah ke makam orangtua dan putra sulungnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cak Imin mengatakan, temannya beralih dukungan ke pihak lain lantaran telah diiming-imingi sesuatu.
Baca SelengkapnyaPerjuangan keras harus ditempuh pria bernama Hadi di usianya yang masih belia.
Baca SelengkapnyaKarlina sukses memerani tokoh Hamidah di Bidadari Surgamu.
Baca SelengkapnyaWanita tersebut terbelit dua kasus berbeda hingga ditetapkan sebagai tersangka
Baca SelengkapnyaYeni Inka, penyanyi dangdut koplo tanah air yang dijuluki dengan Ratu Ambyar, baru-baru ini membagikan potret dirinya pakai hijab serta gamis.
Baca SelengkapnyaKendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.
Baca Selengkapnya