Guru Sekolah TK di Garut Pusing Harus Beli Buku Karangan Istri Bupati Pakai Dana BOP, Ini Penjelasan IGTKI
IGTKI membantah pembelian buku itu bersifat paksaan. Ini penjelasan lengkapnya.
IGTKI membantah pembelian buku itu bersifat paksaan. Ini penjelasan lengkapnya.
Sejumlah pengelola taman kanak-kanak (TK) di Garut mengaku diminta membeli sebuah buku karangan istri Bupati Garut Rudy Gunawan, Diah Kurniasari. Bagaimana duduk perkaranya?
Sejumlah pengelola TK di Garut, Jawa Barat keberatan dan mengeluh karena tidak memiliki anggaran khusus untuk membeli sebuah buku karangan istri Bupati Garut Rudy Gunawan, Diah Kurniasari. Apalagi buku yang harus dibeli sebanyak jumlah murid TK itu.
Salah seorang pengelola TK di Garut yang identitasnya enggan ditulis, kepada wartawan mengatakan bahwa pihaknya memang diharuskan membeli buku karangan istri Bupati Garut.
@merdeka.com
Satu buku dijual dengan harga Rp30 ribu per eksemplar. Oleh pihak penjual diarahkan pembayaran buku tersebut menggunakan biaya operasional pendidikan (BOP) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
"Jadi kalau cair katanya baru dibayar, dipotong langsung. Padahal kan alokasi BOP itu sudah jelas, banyak kebutuhan yang lainnya yang lebih penting harus dibiayai dari BOP PAUD itu. Kalau misal dipotong dari sana, kami pengelola TK pasti akan terdampak banget," ungkapnya.
Dia berharap meminta adanya kebijaksanaan dari pengurus Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) Garut agar tidak membebani TK kecil untuk membeli buku tersebut. Bila kemudian ada pemotongan, ia memastikan sisa BOP yang diterima pihaknya akan sangat kecil.
Terpisah, Ketua IGTKI Garut Beti Nurbaeti kepada wartawan membenarkan adanya penjualan buku karangan istri bupati Garut untuk siswa TK. Namun meski begitu ia membantah mewajibkan dan dilakukan ke seluruh TK di Garut.
Beti mengakui buku yang dijual memang karangan Diah Kurniasari yang merupakan istri Bupati Garut Rudy Gunawan sekaligus Bunda PAUD Kabupaten Garut. Meski pihaknya tidak mewajibkan seluruh TK untuk membeli, menurutnya buku itu penting dimiliki sebagai bahan dalam kegiatan Festival Literasi.
Program literasi, menurutnya bukanlah hanya dilaksanakan hanya di Garut, namun seluruh Jawa Barat. Oleh karenanya, yang membuat buku serupa bukan hanya istri Bupati Garut saja, namun istri-istri kepada daerah lainnya di Jawa Barat karena ada program latihan menulis buku untuk para pejabat, termasuk istri-istri bupati.
"Jika memang ada yang tidak mau membelinya, silakan saja. Hanya memang buku tersebut penting untuk bahan festival literasi yang nanti akan dilaksanakan," ungkap Beti saat dihubungi wartawan, Rabu (13/9).
Beti menyatakan, pihaknya tidak memberikan sanksi bila ada sekolah yang tidak membeli. Namun bisa jadi muncul rasa malu karena merasa tidak kompak dengan yang lainnya dan tidak bisa mengakses informasi dan kegiatan lainnya.
Setiap buku, menurutnya dijual Rp 27.500 per eksemplarnya dan pihaknya menerima cashback, namun jumlahnya tidak diungkapnya. Cashback hasil penjualan buku itu digunakan untuk kepentingan organisasi IGTKI.
"Untuk membereskan sekretariat IGTKI", ucap Beti berdalih.
Heru langsung bertanya kepada anak-anak kenapa berada di luar sekolah saat jam pelajaran sambil membagikan pensil warna.
Baca SelengkapnyaOrang tua murid itu mendatangi sekolah dan menganiaya korban.
Baca SelengkapnyaSeorang siswa sekolah menengah pertama di Luwu Utara (Lutra) memukul guru dan temannya karena tak terima ditegur.
Baca SelengkapnyaKenekatannya membuahkan hasil. Di mana ia mampu meraih omzet Rp30-40 juta per bulan.
Baca SelengkapnyaTak hanya siswa, para guru yang datang terlambat juga tidak diizinkan masuk ke sekolah.
Baca SelengkapnyaDulu hanya seorang bocah putra dari ibu penjual rujak cingur. Namun bisa sukses pernah jadi Panglima TNI kini mengemban tugas jadi Menteri. Siapakah sosoknya?
Baca SelengkapnyaSewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) hingga SMA, Riri jarang sekali bisa jajan. Dia memilih menyisihkan uang jajannya untuk menabung.
Baca SelengkapnyaMasa sekolah menjadi masa paling indah yang pernah dirasakan oleh semua orang.
Baca SelengkapnyaDi desa tempatnya tinggal, profesi yang tergolong hebat adalah Guru Agama.
Baca Selengkapnya