Golkar minta KPK selesaikan kasus Century agar tak jadi fitnah
Merdeka.com - Wakil Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Mahyudin minta kasus korupsi pencucian uang Bank Century diselesaikan KPK supaya tidak timbul fitnah. Dia tidak ikut campur soal dugaan Partai Demokrat ada keterlibatan Istana dalam pemberitaan media Asia Sentinel yang menyudutkan Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Saya sih tidak mau ikut latah menuduh orang, mencurigai orang, tetapi saya kira ini kan kasus lama. Kasus lama yang mengendap di KPK, kalau saya sih ingin ini dituntaskan saja supaya tidak menjadi semacam bom waktu menjadi fitnah, menjadi prasangka, menjadi alat politik, menurut saya ini ya dituntaskan saja," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/9).
Menurutnya, titik berat masalah ini berada pada KPK. Tinggal langkah KPK apakah mau benar-benar menuntaskan atau tidak. Sebab, masalah Bank Century ini bermasalah dari sisi politik, tinggal penyelesaian dari sisi hukum.
"Kan emang sudah masuk di KPK dari dulu barang ini, ya dituntaskan aja ya di clear kan. Kalau KPK sudah bilang nggak ada masalah, saya kira masyarakat juga harus terima, jangan dijadikan alat politik," ucapnya.
Meski KPK mengatakan kasus Century sudah selesai, Mahyudin memandang masalah ini masih menggantung. Jika ada pihak punya bukti baru baiknya disampaikan ke KPK dan mesti ditelusuri.
"Saya kira jangan terlalu banyak dibikin opini dalam bentuk politik, digoreng sana goreng sini yang akhirnya merugikan orang," tandasnya.
Sebagai informasi, Wasekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik mempertanyakan kemungkinan adanya keterlibatan pihak Istana dalam pemberitaan soal konspirasi pada kasus Bank Century yang menyeret nama Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam artikelnya, media Asia Sentinel menyebut SBY bersama 30 pejabat lain melakukan tindak pencucian uang sebesar USD 12 miliar atau setara Rp 177 triliun.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus Penembakan Gathan Saleh, Polisi Masih Cari Senpi Dibuang ke Kali Ciliwung
Gathan sebelumnya mengaku usai menembak membuang senpi ke Kali Ciliwung.
Baca SelengkapnyaMasih Lengkapi Berkas, Polisi Bakal Periksa SYL Usai Pemilu 14 Februari 2024
Pemeriksaan diperlukan untuk melengkapi berkas perkara sesuai petunjuk jaksa penuntut umum.
Baca SelengkapnyaDipanggil Terkait Kasus Korupsi Eks Mentan SYL, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Tak Penuhi Panggilan KPK
Arief Prasetyo meminta penjadwalan ulang. Ali menjamin, KPK akan menginformasikan jadwal pemeriksaan berikutnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejarah Polisi Cepek yang Sekarang Makin Menjamur di Indonesia
Dalam getaran megapolitan, keyakinan tersebar bahwa uang bukan barang langka, begitulah bukti adanya para polisi cepek di Ibu Kota. Simak selengkapnya disini!
Baca SelengkapnyaKrisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaPejabat KKP Dituduh Terima Suap dari Perusahaan Jerman, Begini Respons Menteri Trenggono
Perusahaan asal Jerman dikabarkan menyuap pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan pada periode 2014-2018.
Baca SelengkapnyaPolitisi Golkar Minta Senior di Partai Tak Main Isu Percepatan Munas Gembosi Airlangga
Apalagi isu tersebut berkembang bahwa ada sekelompok orang yang mendorong percepatan Munas Golkar.
Baca SelengkapnyaPolisi Ancam Jemput Paksa Siskaeee Jika Kembali Mangkir Pemeriksaan
Siskaeee sedianya dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka pada Senin 15 Januari 2024 kemarin. Namun Siskaeee mangkir.
Baca SelengkapnyaGanjar Gugat Hasil Pilpres: Benteng Terakhir adalah Mahkamah Konstitusi
Ganjar berharap, gugatan kali ini bisa menjadi momentum kembalinya kredibilitas MK
Baca Selengkapnya