Film horor Indonesia kini, tak seram tapi porno

Merdeka.com - Sejak tahun 2009 sampai 2011 jumlah produksi film horor di Indonesia terus mengalami peningkatan. Sayangnya jumlah tersebut tidak diikuti dengan perbaikan kualitas tayangan.

Wakil Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) Indonesia Nunus Supardi, lima tahun terakhir, film horor yang tayang di Indonesia sangat memprihatinkan. Pemeran lebih banyak menampilkan adegan vulgar yang membuat penyampaian mistis dari sebuah film horor menjadi bias.

Berdasarkan penelusuran merdeka.com dari berbagai sumber, Minggu (29/4), ada delapan film horor yang cukup menyedot perhatian masyarakat. Yaitu, Darah Janda Kalong Wewe, Paku Kuntilanak, Hantu Binal Jembatan Semanggi, Air Terjun Pengantin, Suster Keramas, Hantu Puncak Datang Bulan, Diperkosa Setan dan Tali Pocong Perawan.

Dari ke delapan film tersebut, Tali Pocong Perawan yang dibintangi oleh Dewi Persik terbilang paling sukses karena mampu meraup sekitar 1,8 juta penonton.

Untuk berani tampil beradegan 'buka-bukaan', para artis sudah menyiapkan tarif yang tidak sedikit. Seperti Dewi Persik yang honornya dikabarkan mencapai 300 juta saat membintangi film Paku Kuntilanak. Tak cuma Dewi Persik, artis Tamara Bleszynski kabarnya juga dibayar hampir Rp 1 miliar saat membintangi film Air Terjun Pengantin. Menurut artis Andi Soraya yang pernah beradegan hot di film Hantu Puncak Datang Bulan, bayaran dengan nilai fantasis itu wajar mereka dapatkan karena telah beradegan berani dalam film kontroversial tersebut.

Memang, di beberapa film horor produksi dalam negeri, para pemain sering berpenampilan dengan pakaian mini. Tak hanya itu, mereka juga sering beradegan mesum ketimbang menceritakan seserem apa jalan cerita dari film yang mereka perankan.

Dari data LSF Indonesia, sejak lima tahun terakhir ada sekitar 98 film horor, horor komedi dan campuran yang dinyatakan lulus sensor alias layak tayang di bioskop seluruh Indonesia.