DPR Sulit Hapus Hukuman Mati
Merdeka.com - Politikus PDI Perjuangan Charles Honoris menilai sulit menghapus hukuman mati dalam sistem perundang-undangan. Selain itu, DPR juga belum satu suara untuk menghapus hukuman mati. Ini terlihat dari perumusan RUU KUHP di mana pasal hukuman mati masih ada.
"Tidak banyak anggota DPR terbuka menolak penggunaan hukuman mati di Indonesia," katanya dalam diskusi Amnesti Internasional Indonesia di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (10/4).
Charles justru menilai, kunci utama penghapusan hukuman mati ada di tangan pemerintah. Harus ada kemauan politik atau political will dari Presiden.
Saat ini, Indonesia tengah moratorium eksekusi hukuman mati. Tetapi, vonis hukuman mati masih berjalan. Menurutnya, pemerintah yang harus mendorong untuk mengambil sikap moratorium terbuka terhadap hukuman mati dan mendorong adanya perubahan regulasi.
"Saya mendukung kalau Jokowi terpilih lagi, sebagai partai pendukung, saya dukung Jokowi untuk moratorium terbuka," kata anggota DPR komisi I itu.
Politisi Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo berpendapat sama dengan Charles. Sulit bagi DPR mengubah undang-undangan karena banyak anggota yang setuju. Dia sendiri berpendapat yang bermasalah adalah sistem peradilan. Apakah sistem sudah bisa mengambil keputusan seobjektif mungkin.
"Apakah kita sudah cukup yakin sistem peradilan di Indonesia. Bahwa hakim akan membuat keputusan seobjektif mungkin," katanya.
Amnesti Internasional Indonesia menilai Dewan Perwakilan Rakyat harus mengkaji peraturan perundang-undangan yang mengatur ancaman hukuman mati. Hal itu merujuk data mereka tingkat penerapan hukuman mati berkurang 2/3 dari negara-negara di dunia. Amnesti menilai Indonesia harus pula menyatakan sikap tegas menolak hukuman mati.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasto PDIP Mengaku Masih Temukan Perubahan Suara Meski KPU sudah Umumkan Hasil Pemilu 2024
Hasto kemudian juga menyoroti beberapa problematika yang hulunya pada saat pencoblosan 14 Februari lalu pada sistem Sirekap KPU.
Baca SelengkapnyaHasto Sengketa Pilpres di Momen Hari Kartini: Semoga MK Ketuk Palu Emas, Bukan Palu Godam
Hasto Sengketa Pilpres di Momen Hari Kartini: Semoga MK Ketuk Palu Emas, Bukan Palu Godam
Baca SelengkapnyaHasto PDIP Tuding Ada Kekuatan Besar di Balik Sirekap, PAN: Kalau Memang Ada Dibuka Saja!
Hasto mengungkapkan, langkah untuk mengganggu sistem penghitungan suara itu tak hanya terjadi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tetap Totalitas Meski Tak Lagi Terpilih, Intip Potret Kris Dayanti Jalani Hari-hari Terakhir Sebagai Anggota DPR
Kris Dayanti menjalani hari-hari terakhirnya sebagai anggota DPR RI dengan penuh semangat
Baca SelengkapnyaSidang Putusan Perkara PHPU Pilpres 2024 Tetap Digelar Tanggal 22 April
Per hari ini delapan hakim konstitusi sudah mulai mengagendakan RPH.
Baca SelengkapnyaHasto Sindir Jokowi: Jangan Berpikir Perampasan Aset, Ini Demokrasi Kita Dirampas
Hasto justru menyindir soal konstitusi dan demokrasi yang dirampas.
Baca SelengkapnyaTak Hadiri Sidang PTUN, Negara Dianggap Abai pada RUU Masyarakat Adat
Pemerintah tak hadir dalam sidang lanjutan gugatan atas abainya negara dalam pembentukan RUU Masyarakat Adat
Baca SelengkapnyaReaksi Dingin Puan Ditanya Isu Manuver Jokowi Rebut Kursi Ketum PDIP
Reaksi Dingin Puan Ditanya Isu Manuver Jokowi Rebut Kursi Ketum PDIP
Baca SelengkapnyaJokowi Bicara RUU Perampasan Aset: Kunci Ada di DPR!
Jokowi menegaskan pemerintah telah mendesak agar RUU tersebut segera diketok di DPR
Baca Selengkapnya