Ditanya Tinggalkan Koalisi Prabowo, Ketum PAN Minta Tunggu Putusan MK
Merdeka.com - Partai Amanat Nasional (PAN) berkali-kali dikabarkan akan 'balik badan' dari koalisi capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno ke capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin. Beberapa kadernya juga kerap memberikan sinyal akan bergabung ke koalisi Jokowi-Ma'ruf.
Menanggapi itu, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan enggan bicara banyak soal langgeng tidaknya bersama koalisi Prabowo-Sandi. Dia mengaku masih harus menunggu putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
"Kita tunggu MK ya," kata Zulkifli di Kediamannya, Cipinang, Jakarta Timur, Sabtu (15/6).
Pria yang akrab disapa Bang Zul ini meminta semua pihak untuk tidak memanas-manasi soal koalisi. Sebab, kata dia, tahapan Pilpres 2019 baru saja masuk sidang MK.
"Jangan ngompor-ngomporin, masih di MK, tunggu saja MK, kan baru tanggal 14 (Juni) kemarin nanti tanggal 18 sidang lagi," ungkapnya.
Dia pun meminta semua pihak menghormati sidang MK dan menunggu putusan finalnya. Setelah, proses ini berakhir dia mengimbau masyarakat untuk kembali rukun.
"Saya kira MK sudah saya kira sudah. Kan inikan teman sendiri. Jadi enggak ada tuh kampret cebong itu harus udah selesai enggak ada lagi. Sana temen, BPN temen, kita bukan lawan Belanda. Jadi apapun saya kira keputusan MK pasti akan diterima dengan baik, dihormati," ucapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional Bara Hasibuan menilai partainya lebih baik berada koalisi pemerintah. Alasannya, secara historis PAN memang selalu berada dalam pemerintahan.
"Pertimbangannya macam-macam, kita kan secara historis dari organisasi kita berdiri Agustus 98 sampai sekarang sebagian besar waktu kita ada di pemerintahan. Jadi memang sudah jadi pola dan tradisi dalam PAN buat ada di pemerintahan," kata Bara di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/6).
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Reaksi Santai Anies Soal Prabowo Diberi Jokowi Pangkat Jenderal Kehormatan
Pemberian pangkat jenderal kehormatan itu menuai pro dan kontra.
Baca SelengkapnyaPrabowo Dekat dengan Jokowi, Anies: Orde Baru Dulu Pemerintah Berpihak pada Satu Calon
Anies menanggapi momen kebersamaan Prabowo dengan Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI
Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
AHY Dukung Prabowo Rangkul Partai di Luar Koalisi: Kembalikan ke Pemimpin Kita
AHY mendukung Prabowo Subianto menarik sejumlah partai politik di luar koalisi masuk ke dalam kabinetnya.
Baca SelengkapnyaReaksi Anies soal Pertemuan Jokowi dan Prabowo Jelang Debat
Anies mengungkit kembali konsep perubahan yang digaungkan dirinya bersama Cak Imin.
Baca SelengkapnyaIni Alasan Prabowo Mendapat Julukan Sahabat Santri Indonesia
Prabowo menyatakan bahwa julukan ini merupakan suatu kehormatan baginya.
Baca SelengkapnyaPrabowo Mengenang Momen Jadi Rival Jokowi: Kita Harus Memimpin Tanpa Dengki
Jokowi mengirim utusan untuk mengajak rekonsiliasi, hingga akhirnya Prabowo masuk kabinet.
Baca SelengkapnyaRamai Kritik Prabowo Terima Penghargaan Jenderal Bintang 4, Ada Pelanggaran Aturan?
Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pangkat kehormatan kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menuai pro kontra.
Baca SelengkapnyaPrabowo Dapat Pesan dari Jokowi: Siap-Siap Saja, Setiap Hari Ada yang Minta Ketemu
Prabowo awalnya mengungkit pepatah mengenai 'kawan sejati adalah kawan di saat susah'.
Baca Selengkapnya