Didatangi ormas, pementasan monolog Tan Malaka di Bandung dibubarkan
Merdeka.com - Pementasan monolog Tan Malaka yang sejatinya digelar malam ini di IFI Bandung dibatalkan. Sekelompok orang dari ormas Islam yang sudah mendatangi IFI sejak siang hari tadi meminta agar pementasan tersebut tidak digelar.
Adapun alasan ormas Islam yang tergabung dalam Forum Masyarakat Anti Komunis (FMAK) Bandung Raya itu menyebut bahwa Tan Malaka adalah komunis.
"Kami sudah jelas, agar ini tidak dilaksanakan. Sudah jelas Tan Malaka itu memiliki paham kekirian," kata Dedi Subu anggota FMAK di lokasi saat ditemui merdeka.com, Rabu (23/3).
Dedi yang merupakan Wakil Ketua Bidang Hisbah FPI Jabar menyebut pihaknya sudah meminta penyelenggara untuk tidak menampilkan pementasan terkait dengan Tan Malaka.
"Karena komunis itu musuh, kita baca sejarah Tan Malaka itu dari haluan kiri. Jelas dilarang aliran komunis tersebut," ungkapnya.
Dia mengaku masih banyak tokoh inspiratif yang bisa diangkat untuk dijadikan pementasan monolog. "Kok yang dimunculkan justru Tan Malaka. Enggak ada figur lain gitu? Banyak kan yang bisa diangkat di teater. Kami cinta teater dan seni juga. Tapi sudah jelas asal jangan komunis," ujarnya.
Informasi dihimpun di lapangan, tarik ulur penyelenggara dengan ormas Islam ini sebenarnya sudah terjadi sejak siang. Bahkan sang penulis naskah Ahda Imran menjelaskan bahwa pementasan monolog ini murni pementasan seni dan tidak menyebarkan ideologi komunis.
Namun ormas Islam yang diperkirakan berjumlah 100 orang kekeuh jika pementasan jangan sampai dilaksanakan. "Tadi sempat ada kericuhan kecil yang terjadi, pas saya datang sekitar pukul 19.00 WIB, tapi tidak berlangsung lama," terang salah satu calon penonton Findani di lokasi.
Penyelenggara pun memastikan bahwa pementasan monolog Tan Malaka dibatalkan. Selebaran kertas putih ditempel dipintu masuk bahwa teater bertajuk 'Saya Rusa Berbulu Merah' itu dibatalkan.
Findani mengaku kecewa dengan pembatalan pentas seni tersebut. Menurutnya jika melihat dari sudut netral, Tan Malaka adalah sosok inspiratif. "Kalau saya baca sejarahnya inspirasi. Sudut pandang netral. Ini hanya karya seni saja," terang mahasiswi Pendidikan Bahasa Indonesia UPI tersebut.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Hasto PDIP, Ganjar mampu menurunkan angka kemiskinan dengan sumber dana yang tidak sebanyak DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaKorban sempat cekcok dengan istrinya hingga sang istri meninggalkannya.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anggawira menilai Anies Baswedan lupa dengan sejarah soal pernyataannya orang dalam atau 'ordal'.
Baca SelengkapnyaGerakan Nurani Bangsa yang diinisiasi para tokoh bangsa menggelar dialog dengan para pemimpin redaksi media massa
Baca SelengkapnyaPemerintah Provinsi Jawa Barat siap mengirimkan keikutsertaan Tari Kandangan pada 17 Agutus di Istana Merdeka
Baca SelengkapnyaAnies akan menyelaraskan tema debat sesuai dengan pengalaman yang ia peroleh selama menjabat gubernur DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaAda empat tersangka ditangkap di Jawa Tengah yang membawa barang bukti 51 kilogram sabu dengan modus kamuflase menjadi teh China.
Baca SelengkapnyaSelain ditetapkan sebagai tersangka, ketiganya juga telah dilakukan penahanan.
Baca Selengkapnya