Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Novel Baswedan yang Menaruh Curiga pada Irjen Rudy Heriyanto

Cerita Novel Baswedan yang Menaruh Curiga pada Irjen Rudy Heriyanto Novel Baswedan Penuhi Panggilan Komisi Kejaksaan RI. ©2020 Liputan6.com/Johan Tallo

Merdeka.com - Sengkarut kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan jelang babak akhir. Majelis hakim akan membacakan vonis terhadap 2 terdakwa teror kepada Novel pada 16 Juli nanti.

Novel, sebagai korban, meyakini rentetan persidangan tidak akan membuahkan hasil positif. Secara satir, ia bahkan mengutarakan agar dua pelaku dibebaskan saja.

Novel dan tim advokasinya bahkan mengambil upaya hukum dengan melaporkan Irjen Pol. Rudy Heriyanto ke Divisi Propam Polri. Rudy saat ini menjabat sebagai Kepala Divisi Hukum Mabes Polri. Alasan dasar tim advokasi Novel melaporkan Rudy karena diduga telah menghilangkan barang bukti atas kasus yang menimpa Novel 3 tahun lalu.

Saat berbincang dengan merdeka.com pada 15 Mei, Novel, mengaku memiliki pertanyaan dan kecurigaan besar terhadap Rudy yang saat kasus tersebut terjadi menjabat sebagai Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

"Saat kejadian saya disiram air keras, beliau adalah Direktur Kriminal Umum Polda Metro. Saat Pak Rudy menjabat itu lah barang bukti pada hilang," ungkap Novel saat berbincang dengan merdeka.com.

Sulit diterima nalar bagi Novel jika barang bukti yang menunjukan penyerangan air keras hilang begitu saja. Padahal, motor yang digunakan untuk mengintai milik anggota Rudy. Sehingga, dikatakan Novel, adalah hal yang janggal jika Rudy tidak mengetahui rentetan sebelum dan saat peristiwa terjadi.

"Sebelum saya diserang, direkturnya masih yang bersangkutan pula (Rudy). Kemudian, anggotanya Pak Rudy pula yang motornya dipakai untuk mengamati rumah saya. Ini kan hal-hal yang janggal," tegas Novel.

Sandiwara persidangan yang ditampilkan adalah tidak dihadirkannya saksi-saksi yang menurut Novel krusial dan menjadi saksi kunci. Saksi tersebut dikatakan sempat melihat pelaku sehari sebelum kejadian dengan jarak yang dekat.

Saksi bahkan telah di lakukan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) beberapa kali. Sayangnya, saksi tidak masuk ke dalam berkas perkara.

"Lalu dalam persidangan, jaksa berpikir bahwa penyerangnya menggunakan air aki, hakim juga berpandangan seperti itu. Hakim bertanya kepada saya “Bagaimana ketika saudara disiram air aki?” Ini kan konyol," ujar Novel menggebu-gebu.

Sayang, konfirmasi yang dilakukan oleh merdeka.com kepada Irjen Rudy tak membuahkan hasil. Pesan WhatsApp yang dikirim merdeka.com hanya centang biru saja.

"Jika dikaitkan dengan yang saya rasakan, yang saksi-saksi lihat, dan alami bahwa itu jelas bukan air aki. Soalnya saksi juga mencium sisa airnya dan baunya menyengat. Bahkan saksi yang memindahkan baju yang saya lepas saat kejadian, dia merasakan panas. Dan memang terlihat sekali bahwa dia merasakan panas. Saksi-saksi lainnya pun mengetahui hal itu," jelas Novel.

"Kami juga menyayangkan ketika presiden tidak peduli. Tidak peduli karena beliau tidak membentuk tim gabungan pencari fakta. Akibatnya fakta sebenarnya jadi tidak terungkap."

Laporan terhadap Rudy telah dilayangkan pada Selasa (7/7).

Ada empat hal yang menjadi landasan laporan tersebut, yakni pertama, sidik jari pelaku di botol dan gelas yang digunakan sebagai alat penyerangan hilang.

Pada tanggal 17 April 2019 lalu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Argo Yuwono mengatakan bahwa tim penyidik tidak menemukan sidik jari dari gelas yang digunakan oleh pelaku untuk menyiram wajah Novel Baswedan.

Padahal, dalam banyak pengakuan, baik dari korban maupun para saksi, gelas tersebut ditemukan oleh kepolisian pada hari yang sama, 11 April 2017, sekitar pukul 10.00 WIB dalam kondisi berdiri.

Fakta lain yang disebut tim advokasi diduga disembunyikan adalah pengakuan dari terdakwa Rahmat Kadir Mahulette yang menyebutkan bahwa persiapan penyiraman sejak masih berada di Markas Brimob.

"Padahal, persiapan penyiraman dilakukan di dekat kediaman korban, ini dapat dibuktikan dari aspal yang terkena siraman air keras saat pelaku menuangkan dari botol ke gelas," ungkap Kurnia sebagai anggota tim advokasi Novel.

Hal kedua adalah CCTV di sekitar kediaman Novel tidak dijadikan barang bukti.

Kembali mengutip pernyataan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Argo Yuwono pada tanggal 10 Oktober 2017, kepolisian telah mengumpulkan 400 CCTV dari lokasi penyerangan dalam radius 500 meter.

Namun, berdasarkan pengakuan Novel dan saksi diketahui terdapat beberapa CCTV yang sebenarnya dapat menggambarkan rute pelarian pelaku. Akan tetapi, tidak diambil oleh kepolisian. Bahkan, beberapa CCTV di sekitar rumah Novel diketahui juga memiliki resolusi yang baik untuk dapat memperjelas wajah pelaku dan rute pelarian.

"Kumpulan CCTV yang diperoleh kepolisian hanya sekadar untuk menyamakan dengan pengakuan para pelaku," kata Kurnia.

Hal ketiga, cell tower dumps sebagai teknik investigasi dari penegak hukum untuk dapat melihat jalur perlintasan komunikasi di sekitar rumah korban tidak pernah dimunculkan dalam setiap tahapan penanganan perkara.

Tim advokasi menilai ada upaya dari Rudy Heriyanto untuk menutupi komunikasi-komunikasi yang ada di sekitar rumah korban, baik sebelum kejadian maupun setelahnya.

Hal keempat adalah minim penjelasan terkait dengan sobekan baju gamis milik Novel.

Pada persidangan 30 April 2020 majelis hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Utara memperlihatkan baju gamis yang dikenakan oleh korban saat kejadian penyiraman air keras terjadi. Namun, hal yang janggal adalah terdapat sobekan pada baju gamis milik korban tersebut.

Menurut pengakuan kepolisian, baju tersebut disobek untuk kepentingan forensik karena terkena siraman air keras.

"Penting untuk ditegaskan bahwa setiap tindakan hukum yang dilakukan oleh kepolisian mestinya dapat diikuti dengan dokumentasi. Dalam hal ini, korban tidak pernah mendapatkan kejelasan informasi terkait dengan sobekan baju tersebut dan seperti apa hasil forensiknya," kata Kurnia menambahkan.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Novel Desak Polisi Segera Tahan Firli Usai Praperadilan Ditolak
Novel Desak Polisi Segera Tahan Firli Usai Praperadilan Ditolak

Hakim sebelumnya menyatakan penetapan status tersangka Firli dilakukan Polda Metro Jaya sah secara hukum.

Baca Selengkapnya
Gagahnya Jenderal Polisi Peraih Adhi Makayasa saat Jabat Kasat Reskrim, Dikomentari Bintang 1 'Saya Pernah jadi Anak Buah Komandan'
Gagahnya Jenderal Polisi Peraih Adhi Makayasa saat Jabat Kasat Reskrim, Dikomentari Bintang 1 'Saya Pernah jadi Anak Buah Komandan'

Herry menduduki posisi Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat pada tahun 2001-2004.

Baca Selengkapnya
Rekam Jejak Komjen Rudy, Pati Non Akpol Bersinar Sejak Perwira Hingga Raih Bintang Tiga
Rekam Jejak Komjen Rudy, Pati Non Akpol Bersinar Sejak Perwira Hingga Raih Bintang Tiga

Berikut rekam jejak Komjen Rudy Heriyanto hingga raih Bintang 3 di pundaknya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
7 Cerita Lucu Bikin Ngakak yang Cocok untuk Cairkan Suasana
7 Cerita Lucu Bikin Ngakak yang Cocok untuk Cairkan Suasana

Merdeka.com merangkum informasi 7 cerita lucu yang bikin ngakak dan cocok untuk cairkan suasana.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang
Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang

Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.

Baca Selengkapnya
8 Cerita Sunda Lucu Bikin Ngakak, Menghibur dan Mengocok Perut
8 Cerita Sunda Lucu Bikin Ngakak, Menghibur dan Mengocok Perut

Dari lelucon ringan hingga cerita penuh kecerdikan yang hanya bisa ditemukan di tanah Parahyangan, setiap narasi akan menjadi hiburan yang melepas lelah.

Baca Selengkapnya
Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta
Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta

Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.

Baca Selengkapnya
Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5
Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5

Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.

Baca Selengkapnya
Kenang Masa Muda, Jenderal Polisi Anak Eks Kapolri Dulu Tak Yakin Sang Istri Mau Menerimanya 'Aku Beruntung'
Kenang Masa Muda, Jenderal Polisi Anak Eks Kapolri Dulu Tak Yakin Sang Istri Mau Menerimanya 'Aku Beruntung'

Mengenang masa muda, dia mengungkap cerita saat mendekati sang istri.

Baca Selengkapnya