BNPT Ajak Generasi Muda Berani Berani Suarakan Antiradikalisme
Merdeka.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meminta generasi muda berani menyuarakan gerakan antiradikalisme dan antiterorisme. Sebab menurutnya, generasi muda menjadi garda depan dalam membangun harmoni bangsa.
Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid, mengatakan kelompok radikal masih terus berupaya menyebarkan paham mereka kepada masyarakat. Hal tersebut terlihat beberapa waktu lalu, sebanyak 59 orang yang sebagian besar anak-anak usia muda di Garut dan sekitar 30 orang di Lampung Selatan dibaiat oleh kelompok radikal Negara Islam Indonesia (NII).
Kelompok radikal NII tersebut terus berupaya merongrong bangsa Indonesia dengan mengganti ideologi bangsa ini dengan sistem ideologi agama atau khilafah.
Tindakan dan perbuatan maupun ideologi khilafah yang dilakukan NII tersebut, menurut dia, bertentangan dengan janji konstitusi yang sudah menjadi kesepakatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu empat konsensus nasional: Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) NRI Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.
Oleh sebab itu, dia meminta generasi muda atau generasi milenial harus selalu waspada terhadap adanya penyebaran ideologi tersebut dan bisa menjadi ujung tombak dalam menyuarakan antiradikalisme dan antiterorisme.
"Generasi milenial atau generasi muda adalah garda depan yang kelak akan membawa bangsa ini menjadi bangsa yang aman, damai, maju, dan sejahtera," ujar Ahmad saat memberikan pembekalan pada acara Rapat Pimpinan Daerah Pemuda KNPI Kabupaten Garut 2021. Demikian dikutip dari Antara, Kamis (28/10).
Menurut dia, bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat kaya raya, sangat beragam, dan juga sangat majemuk yang harus dijaga dengan persatuan, toleransi, keharmonisan untuk menuju Indonesia emas pada tahun 2045. Oleh sebab itu, generasi muda diminta untuk mewaspadai segala bentuk proxy pada era globalisasi ini, baik itu proxy ideologi yang menjadi utama, yakni ideologi radikalisme dan terorisme, yang saat ini masih disebarkan kelompok atau organisasi, seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Jamaah Islamiyah (JI), Jamaah Ansharut Daulah (JAD), dan kelompok Negara Islam Indonesia (NII).
"Kelompok-kelompok tersebut anti terhadap ideologi Pancasila, anti terhadap persatuan dan keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia ini. Memang organisasinya seperti HTI dan JAD itu sudah dibubarkan tetapi ideologi yang diusungnya masih terus disebarkan. Mereka ingin mendirikan negara agama menurut versinya," kata Ahdad.
Ia menjelaskan, ideologi radikal ini adalah ideologi takfiri yang seperti virus, dapat memapar terhadap siapa saja, terutama para generasi muda. Maka dari itu, para generasi muda ini harus dibentengi dan harus diberikan vaksinasi ideologi dengan pemahaman keagamaan serta wawasan kebangsaan yang baik dan benar.
"Hal itu bisa menjamin para generasi muda untuk bersikap toleransi, bersikap kebinekaan ataupun persatuan serta konsisten terhadap konsensus nasional, yaitu: Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI harga mati," tutupnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPIP: Bangsa Ini Sudah Biasa Bertindak dengan Menghargai Perbedaan
Dengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, Kepala BNPT: 148 Teroris Ditangkap
Penangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBuntut Penggerebekan Kampung Muara Baru, Polisi Tetapkan 7 Tersangka Kasus Narkotika
Tujuh orang tersangka berinisial SL,AM, DH dan DP, AI dan IY, serta FH
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tersangka Teroris di Bekasi Karyawan BUMN, Dikenal Ramah dan Sering Ikut Rapat RT
Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap DE (28) di Bekasi, Senin (14/8). Tersangka tindak pidana terorisme ini merupakan karyawan BUMN.
Baca SelengkapnyaNiat Bela Wanita, Anak Pejabat Pangkalpinang Malah Dikeroyok Diduga Intel TNI hingga Babak Belur
Akibat kejadian tersebut, MA mengalami luka di wajah bagian bawah, pelipis, bibir, dan kepala bagian belakang.
Baca SelengkapnyaGencarkan Narasi Damai, Perbedaan Jangan Dianggap Permusuhan
Narasi-narasi provokatif dapat memicu perpecahan harus dihindari terlebih di tahun politik.
Baca Selengkapnya15 Prajurit TNI Keroyok Relawan Ganjar-Mahfud Diperiksa Denpom Solo, Dipastikan Tak Ada Korban Meninggal
Dandim mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi manakala ada berita hoaks
Baca SelengkapnyaTujuh Pelaku Tawuran di Bekasi Ditangkap Polisi, Satu Masih di Bawah Umur
Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Narogong Kelurahan Bojong Menteng Kecamatan Bekasi Timur, pada Sabtu (9/3) subuh.
Baca SelengkapnyaJenderal Non Akpol Mudik Bareng Adiknya Brigjen TNI dan Perwira Polisi, Sungkem ke Ibu Sebelum Ramadan
Dua jenderal TNI-Polri bersaudara mudik bareng sebelum Ramadhan.
Baca Selengkapnya