Blak-blakan Pati TNI Penjaga Laut Ungkap Indonesia Belum Punya Sensor Deteksi Kapal Selam Asing
Tak bisa terdeteksinya kapal selam asing menjadi kelemahan Indonesia.

Indonesia belum mempunyai sensor keamanan bawah laut. Praktis, keberadaan kapal selam asing di bawah laut Indonesia tak bisa terdeteksi.
Demikian diungkapkan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali saat rapat dengan Komisi I DPR. Untuk itu, Kasal mengajukan pengadaan alat tersebut ke Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI.
"Jadi harusnya ada fixed sonar yang dipasang di bawah laut, tapi kita belum memiliki," ungkap Ali di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (28/4).
Tak bisa terdeteksinya kapal selam asing menjadi kelemahan Indonesia. Menurut dia, kapal selam yang melewati Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) tidak bisa termonitor.
Dia mengatakan bahwa saat ini TNI AL tengah mengembangkan Sistem Pusat Komando Pengendalian (Sispuskodal) tahap satu untuk mendukung konsep pemantauan keamanan laut secara komprehensif, berkelanjutan, adaptif, responsif, dan inklusif.
Dari Sispuskodal itu, menurut dia, pengawasan jarak jauh mencapai 50 persen dan pengawasan pesisir dan perairan teritorial sudah mencapai 30 persen.
Namun, dia mengatakan bahwa pengawasan bawah laut masih 0 persen.
Dalam pengembangan Sispuskodal, dia mengatakan TNI AL masih bekerja sama dengan negara Singapura yang memiliki kecanggihan.
Menurut dia, negara tersebut memiliki Information Fusion Center (IFC) yang paling moderen.
"Dan kita menempatkan ILO (international liaison officer) di sana, untuk ikut mengamati dan memberikan data-data apabila ada anomali kegiatan ilegal di kawasan," katanya.

Respons DPR
Sementara itu, anggota Komisi I DPR RI Elita Budiati mengaku khawatir dengan fakta bahwa Indonesia tidak memiliki sensor bawah laut.
Dia mengatakan bahwa Indonesia memiliki perairan seluas 65 persen dari total luas NKRI. Maka, menurut dia, negara akan rawan bila diserang secara bawah laut.
Dia mengatakan bahwa ancaman bawah laut sangat luar biasa.
"Katanya alasannya alatnya itu sangat mahal. Semahal apapun kalau itu penting, apalagi ikut menjaga kedaulatan laut kita, itu wajib Pak," kata Elita kepada Kasal. Seperti dikutip Antara.